Delapan- Curcol Samudera.

1K 63 1
                                    

Budayakan vote sebelum membaca!

____________________________

Kalo ketemu sama dia, jantung gue deg-degan. Nggak karuan deh rasanya.

Samudera calon Benua ~ no comment okay?

________________

"Nih pake, pasti lo kedinginankan?"

Nyatanya suara itu bukan suara Samudera. Lea mengenali suara itu. Lagipula Samudera bukan berada di sebelah kirinya, Samudera berada di sebelah kanan Lea. Lalu siapa yang mengulurkan jacket dipundaknya itu?

"Dirga?" Samudera menatap terkejut seseorang yang ternyata telah memberi jacket kepada dirinya.

Lea secepatnya menoleh, benar saja Dirga sedang menatap Samudera sambil menampilkan cengirannya.

"Kenapa Sam? Heran ya? Hehe tadi gue pengen kerumah lu eh hujan. Kebetulan gue neduh di samping supermarket ini nggak sengaja ngeliat Lea kedinginan gitu jadi gue ke sini deh." Jelas Dirga, tangannya tak kunjung melepaskan rangkulannya di bahu Lea. Lea berupaya menelan salivanya susah payah, melirik tangan Dirga di bahunya.

Samudera mengangguk kecil, "Kirain lo ganti profesi jadi pesulap tiba-tiba udah di sini aja."

Dirga menampilkan cengirannya. "Jangan jadi pesulap ah, ntar suka ngilang pas lagi sayang-sayangnya kan nggak enak."

Samudera ikut terkekeh mendengar ucapan Dirga, lebih tepatnya curahan hati Dirga. "Bisa ae emaknya Amazon."

Lea sedikit merasa canggung berada di antara kedua cowok tersebut. Ia bingung harus berbuat apa. Akhirnya memilih diam sebagai jalan terakhir.

"Eh, Lea gimana udah nggak kedinginan kan?" Tanya Dirga mencondongkan wajahnya ke hadapan Lea, berupaya melihat ekspresi wajah gadis itu.

Lea kini bisa merasakan deruan nafas Dirga yang sebegitu dekat dari wajahnya. Ia tersenyum kecil, pertanda ia sudah baikan.

"Iya udah nggak terlalu dingin, hmm makasih ya Ga."

"Sama-sama." Balas Dirga tersenyum kecil.

Tanpa mereka sadari hujan telah berhenti sedaritadi. Cahaya matahari pun telah menampakan dirinya perlahan. Begitu Dirga menyadari, ia menarik tangannya dari bahu Lea dan memakai jacketnya kembali. Ia tak ingin ada salah paham jika terlalu lama seperti itu.

"Eh, udah nggak hujan gue balik duluan ya." Pamit Lea kepada dua cowok itu.

"Lo pulang sama siapa Le?" Tanya Dirga, ada nada khawatir dari ucapan cowok itu.

"Rumah gue deket kok, jadi gue jalan sendiri." Balas Lea tersenyum kecil.

Dirga baru ingat, memang rumah Lea tidak jauh dari supermaket ini. Ia tahu karena dirinya pernah mengantar cewek itu pulang.

"Oh yaudah, hati-hati Lea!" Dirga melambaikan tangannya, Lea membalas ia sedikit melirik Samudera. Cowok itu tetap diam tanpa ada senyum sedikit pun. Ia menghela nafas lalu segera melangkahkan kakinya untuk pulang.

"Heh Sam! Kok bengong, ayo ke rumah lo. Si uler albino pasti udah nyampe kayanya." Samudera mengangkat alisnya sebelah.

"Emang dia udah di rumah gue?" Tanya Samudera heran.

Benua & SamuderaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang