Aku terbangun saat matahari masih belum mau menampakkan dirinya, ya itulah rutinitasku semenjak Sarada lahir, seperti ibu rumah tangga menyiapkan hal-hal yang dibutuhkan Sarada, seperti sarapan, peralatan sekolah dan keperluan mandinya.
Sarada biasanya terbangun jam 06.00 dan pergi sekolah jam 07.00, dan ia masuk sekolah jam 08.00 dan sekarang jam 05.30 dan aku telah selesai menyiapkan seluruh keperluan Sarada. Aku pun mematut diriku di depan cermin dan hasilnya, mukaku sangat berantakan mata sembab sana sini, mata bengkak, hidung memerah, dan wajah berkeringat karena telah menyiapkan semua keperluan Sarada,
sepertinya aku harus mandi tetapi setelah itu mandi lagi karena aku masuk kerja jam 09.00, tetapi biasanya aku mendapat panggilan mendadak jadi aku harus berangkat kerja lebih awal bahkan terkadang aku berangkat jam 06.00 dan sepertinya aku harus menelpon Karui agar tidak usah menjemput Sarada biar aku saja yang mengantarnya.
Setelah aku mandi, aku merasa lebih fresh, tetapi aku masih harus mengompres mataku, setelah merasa sudah agak tidak bengkak, aku pun menelpon Karui untuk tidak menjemput Sarada, dia merasa agak kecewa karena katanya Chocho sudah tidak sabar menemui Sarada, aku pun meminta maaf, tapi ia bilang tidak apa-apa.
Saat aku menelpon Karui, Sarada terbangun, akhirnya aku menyudahi telponanku dengan Karui, aku pun menyapa Sarada,
"Ohayo, Salad kukira kau tidak akan bangun, baru saja kaa-san ingin membangunkanmu."
"Ohayo kaa-san, hoamm." Ucapnya seraya menghapus air mata nya karena mengantuk.
"Hari ini, kaa-san yang mengantarmu, kau senang?" Ucapku penuh harap.
Sarada yang mendengar pernyataanku langsung terkejut dan memelukku, "Hore, kaa-san mengantarku, horeee!" Ucapnya seraya lompat-lompat.
"Iya, sekarang kamu makan, Kaa-san memasakkanmu makanan kesukaanmu." Ucapku seraya memberi makanan di piring Sarada, setelah itu aku mendapatkan telpon hingga membuatku berlari untuk mengangkat telpon, dan ternyata hari ini Sarada libur karena ada rapat guru di sekolah nya.
Oh astaga, bagaimana ini? Aku pun memberitahu Sarada tentang liburnya dan, "Kaa-san pokoknya kalo gitu aku ikut Kaa-san kerja, aku tidak ingin sendirian dirumah!" Skakmat. Jawaban yang sangat ku khawatirkan dari tadi sekarang menjadi kenyataan, Astagaaaaa!!
"Salad, kau dirumah saja, Kaa-san janji pulang cepat." Kataku.
"Tidak mau, aku ikut Kaa-san, haruss!" Ucapnya seraya mengubah mimik wajah nya menjadi super cute, astaga aku gemas dan langsung ku cubit pipinya,
"Karena Kaa-san mencubitku jadi balasannya, aku ikut Kaa-san kerja, Horeeee!!" Tanpa menunggu persetujuanku Sarada membuat keputusan sendiri. Yang membuat ku menyerah karena melihat keinginan kuat Sarada, yang ku khawatirkan adalah bagaimana ini mana Uchiha itu, akan ke perusahaan ku untuk memeriksa kinerja perusahaan, akkkhhh, aku berdoa jika nanti Sarada tidak bertemu laki-laki itu!!!
-o0o-
Sepertinya jika laki itu melihat Sarada, dia pasti melihat dirinya saat masih kecil dengan versi perempuan, ohh ayolah, ibu-ibu teman anakku saja tidak yakin Sarada adalah anakku, karena sangking tidak miripnya aku dengan Sarada.
Akhhh, aku membenturkan kepalaku beberapa kali ke stir mobil, seraya menunggu Sarada yang bersiap, bagaimana ini?!!!
'Cling'
Otakku sepertinya mendapat pencerahan dari tuhan hingga mendapatkan ide, yang ide nya tidak lain adalah, menitipkan Sarada pada Gaara saat aku dan laki itu berkeliling, ide bagus Saku. Tetapi aku kembali tersadar dari ideku, bahwa Sarda telah masuk mobil dengan boneka kesayangannya,
KAMU SEDANG MEMBACA
My Life
RomanceSarada Uchiha, Anak yang sangat kuat mengahadapi kenyataan bahwa ia tidak memiliki ayah, Sakura, Ibunya, berkata padanya bahwa ayahnya telah meninggal. Tapi apakah Sasuke, Ayahnya, sudah meninggal? Akankah Sarada tetap pada pendiriannya ? Rate : T+...