Chapter 3

639 40 1
                                    

Haiii Minna-san aku berubah pikiran aku akan tetep publish chap 2 dan ngelanjutin, Selamat baca Chap 3

-o0o-

"Ayolah Saku, jangan pasang tampang mengerikan ituuuu!" Ucap gadis yang berambut kuning.

"Diam Ino! Kedatangan mu kesini membuatku tambah Badmood!" Jawab seseorang yang bernama Saku-Sakura.

"Kyaaaa! Monster mengamuk selamatkan diri kalian!"

"Kau pikir aku ini apa? Kalau aku menjadi monster aku akan segera menerkam mu Ino-pig!"

"Ya iya, jadi kenapa aku tidak punya banyak waktu cepat, katakan apa maumu, cepat, cepaaaat!" Jawab Ino yang berkata seraya melihat arloji mahal nya.

"Dasar sok sibuk!" Jawab Sakura. "Kalau tahu begini buat apa aku mengundangmu, huh!" Tambahnya

"Ya baiklah, aku akan membantumu, ceritakan apa masalahnya!"

"Jadi begini Ino, maaf merahasiakannya darimu, begini-bla bla bla,"

-o0o-

Other Side.

Siapa anak itu? Kenapa begitu mirip denganku? Dan sejak kapan Sakura memiliki anak? Apa setelah aku cerai dengannnya, ia sudah memiliki lelaki lain? Kalau begitu bagaimana ini? Tapi kenapa anak nya mirip denganku? Apakah dia anakku?

Pikiran Sasuke sepertinya sedang sangat kalut sekarang, peertanyaan yang sama terus berputar-putar di benaknya.

"Huh!" Gumam Sasuke, apakah ia harus memberikan mata-mata pada Sakura dan anak yang mirip dengannya itu. Atau kah harus memberikan mata-mata untuk menyelidiki masa lalu mereka?
Huuuuuuh, ini sangat membingungkan.

Tetapi karena kemunculan anak itu, aku semakin bersemangat mencari tau apa yang terjadi dan memiliki mereka.

"Apa pun akan kulakukan untuk mendapatkan mereka!" Ucapnya dengan mata yang penuh dengan kilatan keegoisan.

-o0o-

Sakura Side

Huuuuuuh, bad mood ku menambah karena berbicara dengan Ino, ditambah dengan setumpuk perkerjaan yang tidak selesai-selesai! Sarada sedang tertidur di sofa ruanganku karena terlalu capek bermain dan kekenyangan makan.

Kupandangi wajah Sarada dari atas meja kerjaku, segera aku beranjak dari kursiku menuju sofa yang ditempati Sarada, setelah itu aku pun terduduk di lantai untuk dapat melihat wajah ayu malaikat kecil yang telah menemaniku dalam suka dan duka.

Sekilas aku mendapat bayangan ketika ia tertawa, tersenyum, menangis, memelukku, dan ekpresi ketika ia memonyongkan bibir nya tanda ia sedang kesal,

Rasanya Sarada sepertinya sudah sangat-sangat besar, rasanya kemarin baru saja aku menggendongnya, memeluknya saat ia merasa bersedih.

Kriiiiing

Dering telpon menyadarkan ku dari lamunanku tentang Sarada, aku pun beranjak untuk mengangkat telpon agar dering telponnya tidak mengganggu tidur malaikat ku.

My LifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang