Prolog

160 14 2
                                    

Kanvas yang menjadi goresan
Aksara yang menjadi bagian
Nestapa merupakan pembuktian
Zamrud yang tak kunjung mendapat perhatian
Aku yang sedang menanti kepastian

Lagi, aku menatap nanar iris hijau pekat yang dia miliki. Aku tak pernah menyangka, kita dipertemukan kembali. Aku sedang berada di pinggir lapangan, ditemani dengan hujan dan sebuah catatan harian. Jujur, aku bingung dengan permainan Tuhan, Tuhan yang telah membuat dirinya pergi dariku, tetapi Tuhan juga yang mengembalikan dia di hidupku.

Takdir seakan ingin menjawab pertanyaan yang selama ini ku pendam. Tuhan seakan telah mensetting sebuah pertemuan di luar dugaan. Aku pun masih disini, masih setia menunggu jawaban atas sebuah pertanyaan.

Aku memang pemeran utama di awal cerita, tetapi aku mungkin bukan orang yang tepat untuk berada di akhir cerita. Hanya Tuhan dan takdir yang mengetahui akhir dari kisah ini...
*******
Salah, jika diriku tak pernah memperhatikanmu. Jangan dengarkan, jika ada yang berkata bahwa aku tak peduli denganmu. Jangan percaya, jika kau tak mampu tuk mempercayainya dan jangan pernah melihatku, jika hal itu hanya mampu untuk menyakitimu.

Dibalik ketidak pedulianku, ada rasa perhatian yang begitu besar untukmu. Dibalik kebodohanku, ada kepandaian menyimpan rasa cinta untukmu, dan dibalik keramahanku, ada rasa sakit yang kurang lebih sama dengan rasa sakit yang kau miliki.

Aku telah menemukan jawaban, dari pertanyaan yang kau lontarkan. Aku akan menjawabnya seiring waktu berjalan, seiring Tuhan berkehendak, seiring takdir mempermainkan keadaan, dan seiring dirimu yang masih mampu tuk bertahan..

AlvanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang