• Bintang 9 •

25 3 0
                                    

Kamu bukanlah kamu
Senyuman yang terukir
dibibirmu
Itu semua hanyalah palsu
bagiku

*********

"Revan, bangun nak " suara lembut Mamahnya membangunkan Revan dari tidurnya.

"Iya Mah, " jawab Revan sambil mengucek matanya. Sebenarnya Revan masih mengantuk sekali, tapi jika dirinya tidak bangun sekarang, dirinya bisa telat ke sekolah.

"Mandi terus sarapan " suruh Mamahnya. Revan hanya
menganguk sebagai jawaban, dia pun segera berjalan ke arah kamar mandi yang berada didalam kamarnya.

"Tambah ganteng aja gue," seru Revan seraya menatap pantulan dirinya dicermin. Setelah merasa dirinya sudah siap, Revan segera menyambar tas dan jaket boomber nya.

"Pagi semua.. " sapa Revan kepada keluarganya. Dimeja makan sudah tersedia nasi goreng spesial buatan Mamahnya.

"Pagi abang " jawab Devan sambil tersenyum, dengan mulut yang belepotan karena habis meminum susu.

"Kok cuma Devan yang jawab. Mama, Papah, Kakak kenapa ngga jawab ? " tanya Revan sambil memajukan bibirnya, tanda kesal.

"Kita jawab ko, cuma didalem hati" jawab Papah nya Revan.

"Iyess betul sekali Papah, sepenting apa sih emang si Revan ampe sapa aja harus dijawab ?" ledek Nindy kepada adiknya itu.

"Sepenting berita Nurani yang udah ketemu sama bowo " jawab Revan dengan kesal. Mamah, dan Papahnya Revan hanya tersenyum melihat kelakuan putri dan putranya.

Revan melihat arloji yang berada dipergelangan tangannya,
"Udah jam segini, aku berangkat dulu ya Mah, Pah " pamit Revan sambil salim kepada kedua orang tuanya.

"Eh, ama gue ngga salim ?" tanya Nindy yang melihat Revan sudah berjalan ke arah luar rumah.

"Sepenting apasih lo, ampe harus gue salamin !" jawab Revan membalas ledekan Kakanya yang tadi dimeja makan.

"Dasar adik durhaka " gerutu Nindy.

"Aku ngga durhaka ko kaka, " Devan menyaut sambil memasang wajah bingung.

"Iya kamu ngga durhaka ko, yang durhaka itu bang Revan " jelas Nindy sambil tersenyum ke arah Devan.

"Ka revan juga ngga durhaka Ka" bela Devan. Nindy yang mendengar itu hanya mampu menghela nafas panjang.

"Iya, bang Revan ngga durhaka ko, " akhirnya, Nindy mengalah dari adik kecilnya ini.

*********

"Oh, hai Revan " sapaan itu membuat Revan menghentikan langkahnya.

"Kesambet ?" tanya Revan sinis kepada orang yang menyapanya barusan.

"Galak amat, pantesan ngga ada yang mau " balas lawan bicaranya itu.

"Kalo lo manggil gue cuma mau ngeledek gue. Mendingan lo minggir, gue lagi males ngeladenin elo " sahut Revan, sambil berjalan meninggalkan lawan bicaranya itu.

"Kenapa? Lo takut ? Takut ngga bisa ngontrol emosi lo?" ucapan itu membuat Revan membalikkan badannya.

"Ngapain gue mesti takut ? Selagi gue benar, gue ngga akan takut." balas Revan.

"Cassanova sekolah ini tengil juga ya gayanya. Lo tuh ngga ada apa - apa nya dibanding gue Van," lawan bicaranya itu tersenyum sinis.

"Lo emang ganteng, keren, tajir, siapa sih yang ngga mau sama lo Aldo? " ucapan Revan membuat Aldo tersenyum senang.

"Oh iya, ada satu orang yang ngga mau sama lo. Dedek gemes inceran lo itu, siapa namanya ? Ya Alina. Gue bener kan anak manja ?" lanjut Revan sambil tersenyum penuh kemenangan. Atmosfer disekitar mereka kini memanas.

Sahutan dari Revan membuat Aldo kesal.
"Maksud lo apa ?" tanya Aldo yang sudah terpancing emosi.

"Weshh... Santai mas, kita selesain dengan prestasi bukan dengan otot lo yang ngga seberapa ini " kata Revan sambil menunjuk sisi tangan kanan Aldo.

"Takut lo ? " ledek Aldo. Revan hanya tersenyum mendengar perkataan dari rival nya itu.

"Mau lo apa ? " tantang Revan lagi kepada Aldo. Koridor yang tadinya sepi, kini terlihat ramai oleh para siswa dan siswi yang ingin melihat Aldo dan Revan yang sedang berselisih.

Sudah jadi rahasia umum, jika dua orang cassanova sekolah ini memang mempunyai hubungan yang tidak baik. Tidak ada yang tahu alasannya, mereka berfikir mungkin Aldo dan Revan bertengkar karena memperebutkan ketenaran.

"Basket. Jam 12 siang nanti, dilapangan outdoor. Cuma lo dan gue" tantangan dari Aldo membuat Revan tersenyum. Revan mungkin anak eskul Futsal, tapi bukan berarti dia tak bisa bermain basket.

"Gue tunggu " sahut Revan. Setelah itu dia berbalik meninggalkan Aldo ditengah kerumunan orang yang tadi menyaksikan perselisihan mereka.

-------------------

Hai readers .......

Gmn cerita Alvan kali ini? Sorry banget ya kalo banyak typo, sorry banget kalo feel nya ngga dapet yaa..

Vote and komen terusss yaa....
Vote dan komen dari kalian adalah penyemangat ku .....

Salam
Putri_Julia

AlvanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang