• Bintang 5 •

51 8 0
                                    

Dear dirimu...
Yang sedang merasakan
sakitnya jatuh cinta,
Percayalah bahwa akan datang sebuah definisi bahagia..

-----------------------------

Teett !! Teett !!

Bel pulang sekolah berbunyi begitu nyaring. Akhirnya, surga yang di rindukan murid - murid SMA 4 datang juga. Mereka yang sedang pusing menghadapi pelajaran di kelas, akhirnya bisa bernafas dengan lega.

"Baiklah anak - anak, pelajaran kita cukup sampai disini. Jangan lupa kerjakan Perkejaan Rumah yang tadi Ibu berikan, terimakasih dan selamat siang, "
Bu Eka keluar kelas dengan sejumlah buku dan tas yang tersampir di bahu kirinya.

Seluruh murid di kelas 11 Ipa-3 segera membereskan buku buku yang ada di meja mereka.

"Lu langsung pulang Rev ? " tanya Arkan kepada Revan. Revan yang sedang memasukkan bukunya ke dalam tas segera menoleh ke Arkan.

"Kayaknya sih! Emang kenapa?" Revan bertanya balik kepada Arkan.

"Gapapa sih, " jawab Arkan sambil menyampirkan tas ke bahunya. Mereka segera keluar kelas bersamaan.

Seperti biasa Revan selalu menjadi pusat perhatian disekolah. Seperti saat ini, sudah banyak kaum hawa yang berbisik - bisik saat ia lewat.

"Revan!! " Revan menghentikan langkah kakinya, ia menghembuskan nafas dengan kasar. Tak perlu menoleh untuk mengetahui siapa yang memanggilnya, tanpa menoleh pun Revan sudah dapat mengenali pemilik suara yang bernada cempreng nan genit itu.

"Revan ihhh.. Kok kamu tinggalin aku sih ? " menoleh sedikit ke kanan, Revan sudah mendapati seorang perempuan dengan wajah cemberut yang justru malah membuat Revan ilfeel.

"Suka - suka Revan lah, lagian lo tuh ngga ada capenya ya ngejar Revan ? " Arkan menyahut karena sudah kesal dengan kelakuan perempuan itu.

"Ngga ada dan ngga akan pernah !" jawab perempuan itu dengan tegas. "Revan, mobil aku rusak tadi pagi, terus aku dianterin ke sekolah sama Papah. Papah bilang tadi pagi, katanya ngga bisa jemput aku karena ada meeting siang ini. Jadi, aku pulang bareng kamu ya ? " tanya perempuan itu dengan nada manja yang di buat - buat.

"Siapa ? " satu kata akhirnya keluar dari mulut Revan. Arkan serta perempuan tadi mengernyit bingung dengan pertanyaan Revan.

"Apanya yang siapa ? " Perempuan itu balik bertanya, dirinya tak paham dengan pertanyaan yang Revan berikan.

"Siapa yang perduli! " tiga kata namun tajam, itulah seorang Revandi tidak ingin mengetahui apa yang bukan menjadi urusannya.

"Kamu kok ngomongnya gitu sih ? Aku tuh udah lama nungguin kamu keluar dari kelas, tapi pas kamu keluar dari kelas malah ninggalin aku. Kamu ngga ada kasiannya sedikit apa sama aku ?" lagi, perempuan itu kembali menunjukkan ekspresi cemberutnya.

"Gue nggak pernah nyuruh lo buat nungguin gue!" jawab Revan dengan muka datar. "Lagian lo mau banget sih di kasianin, ngga malu apa dapet belas kasihan dari orang ? "

Diam. Perempuan itu langsung dibuat diam oleh perkataan Revan. Tapi itu tidak akan membuat dirinya menyerah untuk mengejar cinta dari Revan.

"Ishh.. Kamu kenapa sih ? Aku nungguin kamu kan karena pengen pulang bareng kamu. Masa kamu tega sih, tinggalin aku sendirian, " perempuan itu terus saja berusaha membujuk Revan agar mau pulang bersamanya.

"Berarti lo nungguin gue itu karena ada maunya. Lo kira gue bansur lo apa, yang bisa nganter dan ngejemput lo sesuka hati lo. Lo tuh jadi cewe jangan manja Marsha! " Revan sudah kesal dengan perempuan yang bernama Marsha itu.

AlvanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang