* Kelam Malam 4 *

72 10 7
                                    

Dirimu yang jauh disana...
Yang ku ketahui keberadaannya
Tapi tak berani tuk ku temui
Karena takut rasa itu kembali lagi....

----------------------

"Alina, kantin yuk ! " ajak Dira kepada teman sebangkunya itu. Perempuan yang dipanggil Alina pun segera mendongakkan kepalanya dari Pr sejarah yang baru selesai di kerjakan.

"Yuk ! " jawab Alina sambil menganggukan kepala. Alina segera membereskan buku -  buku yang ada diatas mejanya, dan segera bangkit dari tempat duduknya.

"Delia, ke kantin ngga lu ? " tanya Dira pada Delia yang duduk tepat di depan Mejanya.

"Ke kantin ya ? Boleh deh, " jawab Delia sambil tersenyum. Delia duduk dengan Nashwa, posisi tempat duduk mereka yang berada di depan Alina membuat mereka berempat menjadi dekat.

Mereka bertiga segera berjalan ke kantin. Sesampainya di kantin mereka segera mencari tempat duduk.

"Duhhh... Gua ke toilet dulu ya bentar, " Alina yang sedari tadi diam, tiba - tiba berbicara. Tak perlu menunggu jawaban dari kedua temannya, dirinya langsung lari ke toilet sendiri.

"Akhirnya ngga kebelet lagi," Alina bermonolog sendiri. Dirinya segera berjalan ke kantin untuk menyusul kedua temannya. Perut Alina juga sudah sangat lapar, seakan cacing di dalam perutnya sedang berdemo untuk diberi makan.

"Mereka duduk dimana ya ? " Alina celingak - celinguk mencari kedua temannya di pintu kantin. Karena tadi saking kebeletnya Alina, ia tidak mendegar lagi perkataan Delia ataupun Dira. Menoleh ke kiri, ia hanya mendapati rombongan kelas 12. Tak mungkin Dira dan Delia ada di area itu, karena Delia sendiri tak akan mau duduk di area itu,  dirinya mempunyai sikap risih dengan kakak kelas.

"Mana sih ? " Mata Alina terus mencari keadaan Dira maupun Delia. Setelah disisi sebelah kiri kantin dirinya tak menemukan keberadaan temannya, dia segera menoleh ke sisi sebelah kanan. Matanya terus menelusuri area itu sampai dirinya berhenti di satu titik yang membuat dirinya harus kembali mengingat kenangan itu. Kenangan yang telah ia kubur, kenangan yang begitu indah untuk diceritakan tapi terlalu sakit untuk dikenang.

*********

Flashback on...

"Alina, sholat dhuha yuk ! " ajak Nashwa kepada dirinya. Nashwa yang dia maksud adalah Naswa yang menjadi ketua kelasnya saat ini di SMA.

"Yuk ! " jawab Alina. Alina dan Nashwa segera berjalan menuju masjid.

Selesai mereka sholat dhuha, mereka mengenakan sepatu di depan masjid. Di depan masjid, terdapat rombongan anak cowo kelas 8, yang notabenya kaka kelas mereka, mereka hanya menjadikan masjid sebagai tempat tongkrongan. Sebenarnya Alina cukup risih dengan keberadaan mereka, tapi mau bagaimana ? tak mungkin juga bila dia mengusir mereka.

"Nama kamu siapa ?" tiba - tiba sebuah suara memasuki indra pendengaran Alina. Dia menoleh ke arah kiri dan mendapati salah satu dari kaka kelas itu sedang bertanya kepada Nashwa.

"Genit " gumam Alina, suaranya yang begitu kecil membuat semua orang yang berada disitu tidak mendengar perkataannya.

"Nashwa kak " jawab Nashwa sambil tersenyum.

"Kelas berapa ? " tanya laki laki itu lagi.

AlvanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang