* Kelam Malam 8 *

26 3 1
                                    

Hati ini kembali diambang keraguan
Saat kamu mulai kembali hadir, dan tersenyum menatapku

*********

"Lo kenapa sih Lin ?" tanya Lisa saat di kantin pada jam istirahat. Mereka berempat juga mengherankan sikap Alina hari ini.

"Dih, bukannya jawab malah senyum - senyum sendiri. Jangan bilang lo kesambet setan penjaga perpustakaan ya ? " sahut Delia. Ucapan ngawur Delia mendapat hadiah pelototan dari Alina.

"Ehh, iya ampun. Maaf ya, ngga sengaja " Delia langsung cepat - cepat minta maaf saat melihat pelototan dari Alina.

"Kalo setannya model - model kaya manu rios gue mah rela " jawab Alina. Senyumnya belum juga hilang dari bibirnya.

"Lo kenapa Lin ? " tanya Nashwa. Dia jadi sedikit khawatir pada Alina, dirinya bukan takut dengan apa yang tadi dikatakan Delia. Nashwa takut jika ada sesuatu antara Alina dan Revan.

"Tadi, Kak Revan nolongin gue," jelas Alina sambil tersenyum membayangkan kejadian yang belum lama ia alami.

"Whatt ??" kata teman - teman Alina dengan serempak. Hal itu justru menarik perhatian semua orang yang berada dikantin. Alina sendiri hanya bisa menutup kupingnya.

Lisa yang sadar segera tersenyum malu, dan meminta maaf pada semua orang yang merasa terganggu. Sedangkan Delia dan Selly tak perduli dengan hal itu, mereka masih belum bisa percaya apa yang dikatakan Alina barusan.

"Lo halu kali " tuduh Selly. Alina yang dituduh seperti itu segera mengernyitkan dahi. Maksudnya apa ? Alina yakin tadi itu benar Revan.

"Enak aja lo, tadi tuh beneran Ka Revan kok " jawab Alina tidak terima. Nashwa yang mendengar hal itu merasa semakin khawatir dengan Alina.

"Kok bisa sih ? " tanya Lisa, masih tidak percaya. Alina yang mendapat pertanyaan itu segera menceritakan semua yang ia alami dengan Revan sejak kemarin, cerita itu mengalir dengan mimik yang bahagia dari wajah Alina.

"Gila, dua hari berturut turut. Kemajuan besar ini mah," salut Delia. Sementara yang lain hanya menganguk - angukkan kepalanya.

"Terus gimana Lin ?" tanya Nashwa. Pertanyaan itu membuat Alina dan ketiga temannya bingung.

"Gimana apanya ?" jawab Selly dan kembali bertanya.

"Gimana sama hati lo Lin ? Lo udah siap nerima Revan kembali ke hidup lo ? " pertanyaan Nashwa membuat semua orang yang ada dimeja itu terdiam.

Alina kini kembali ragu. Niatnya ingin melupakan Revan, tapi kini hati nya tidak merelakan. Dirinya bahagia apa yang dilakukan Revan untuknya, tapi dia juga tak bisa menapik rasa takutnya akan hadirnya rasa sakit yang kelak akan datang.

"Gue gatau. Gue juga bingung, gue takut rasa sakit itu hadir lagi. Gue gamau ngerasain itu lagi," jawab Alina sambil mengusap wajahnya dengan kedua tangannya.

"Cinta dan sakit hati itu sepaket. Setiap lo ngerasain indahnya cinta, pasti ada rasa sakit yang mengiringi. Cinta lalu sakit hati, fase itu terus berulang " kata Lisa dan berhasil membuat teman temannya menoleh kepadanya.

"Tanpa sakit hati, cinta lo nggak akan indah " lanjut Nashwa. Kini mereka semua diam, memberi waktu kepada Alina untuk berpikir.

AlvanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang