part 25 (epilog)

30 1 0
                                    

***
aku memimpikan dia disuatu tempat yang di penuhi banyak orang yang berlalu lalang menggunakan baju putih dengan menggunakan serban, entahlah aku yang begitu senang bertemunya ingin mengikutinya saat kakiku ingin melangka mengikuti garis pembantas antara aku dan dia, dia melarangku mendekatinya aku yang keras kepala tetap ingin mengikutinya sampai terjadi argumen antara aku dan dia setelah itu aku tidak ingat apa-apa aku tersadar dari mimpiku, yah hari ini tepat setahun kepergian mirza karena penyakit yang dideritanya aku dan mas arka akan mengujungi makamnya.

Sesampai di makamnya airmataku tidak dapat lagi aku tahan aku menangis dalam pelukan mas arka,
Rasa penyesalan selalu muncul dibenakku saat kepergiannya untuk selama-lamanya aku tidak ada di sampingnya karena saat itu aku ada di luar kota bersama ayah dan bunda.

"Sepulang dari makamnya mirza mas arka mengantarku pulang sedangkan mas arka sedang ada urusan yang mengharuskannya segera balik ke kantor." nanti mas gak akan lama cuman sebentar kalau mas sudah balik nanti diadakan tahlil buat doakan mirza yah kamu siapkan ketring nanti mas ngundang anak yatim piatu, iyah mas hati-hati dijalan yah aku mencium tangan mas arka dan mas arka mencium dahiku sesudah mobil mas arka pergi aku langsung masuk kedalam rumah

ternyata hp yang aku letakan di meja ruang tamu bedering ada panggilan dari ayu yah sekarang aku sudah baikan dengan dia, tetapi persahabatan antara kami tidak seperti dulu lagi kami hanya berbicara seperlunya. Karena ibaratnya luka belum tentu hilang pasti ada bekasnnya tidak semudah itu melupakan kekecewaan aku yang mereka lakukan kepadaku.

"hallo ayu, hallo juga pelangi kamu lagi ngapain aku tau ayu ingin mengembalikan hubungan kami seperti duluh lagi, ini aku lagi nyiapin tahlilan untuk mirza, oh yah sudah
Aku ke rumah kamu barangkali ada yang bisa aku bantu, oh tidak perlu ayu aku pakai ketring saja, kamu jangan lupa datang yah sama pacar kamu angga, aku mendengar suara ayu yang ragu mengiyakanku tenang saja aku gak cemburu kok aku sudah punya suami sama anak, ok sampai ketemu nanti aku bilang tika yah, oh tikanya nanti aku saja yang bilang kedia sendiri gak enak kalau kamu yang bilang hehehe (sebenarnya aku sudah bilang tika sebelumnya tapi gak enak kalau ayu tau aku lebih dulu hubungi tika), ok kalau begitu sampai ketemu nanti dirumah kamu, ok setelah mematikan telepon dari ayu langsung aku sms mas arka

Me : halo sayang?
Me: sayang sudah beres urusannya di kantor belum jangan lupa ngundang anak yatim piatu kan?
Mas arka : assalammualaikum yang benar itu ngucap salam dulu
Mas arka : sudah tadi sayang sebelum kekantor mas ke panti asuhan dulu,
Mas arka : kenapa tadi no nya sibuk?
Me : tadi ayu nelpon ke aku, gak apa-apa yah ayu dan angga ikutan tahlil?
Mas arka: gak apa- apa malah lebih bagus banyak  yang mendoakan mirza
Mas arka : sedikit lagi mama dan papa datang kerumah, sudah duluh yah assalammualaikum
Me : waalaikum salam.

Ternyata beberapa menit tante delvia dan mirza yah mirza anakku bersama mas arka, kami memberi namanya mirza dengan berharap dengan kehadirannya membawa keceriaan buat keluarga kami yang sempat hilang terutama untuk tante delvia sempat tante delvia sakit-sakitan karena syok kehilangan putra bungsunya, tapi sekarang tante delvia sudah berangsur - angsur baik.

Eh anak bunda sudah datang yah sama oma dan opa, kami semua tertawa melihat tingka respon mirza yang tertawa dan menganggukan kepalanya seolah mengerti.

***
katanya tika, ayu dan angga sudah putus dikarenakan ayu selingkuh dari angga,  pantas mereka datangnya sendiri-sendiri aku pikir mungkin mereka kurang enak sama aku kalau datangnya bersama, aku baru tau tentang ini dari tika aku tipikal orang yang tidak mau tau urusan orang apalagi orang itu bukan orang dekatku lagi jadi apa urusanku?

Kamu dari tadi ngegosipin mereka terus kamu gimana? Benar katanya mas arka kamu lagi dekat sama temannya namanya siapa yah aku mencoba mengingatnya oh ia... ia.. Aku baru ingat namanya mas baim, baru juga sebut namanya orangnya sudah pada nongol

mas arka yang gosipin aku pacaran sama mas baim ke pelangi yah, itu bukan namannya gosip tapi namanya ngasih imformasi mas arka mengoreksi tudahan tika ke mas arka, emang kamu gak suka yah pacaran sama aku ucap mas baim melirik tika, suka bangat mas baim aku kayanya terobsesi sama keluarga harmoni pelangi punya suami lebih tua dari kita ternyata bagus juga nyimbangi kita yang masih labil ucap tika yang serius, cie cie cie ada yang ngasih kode minta dihalalin nih mas baim... "Aku menyenggol lengan mas baim" kami semua pun tertawa melihat muka tika yang merah kaya tomat karena malu.

***
"Hari ini aku dan mas arka pertama kali kami mengajak mirza ke pantai."

"Mirza begitu bahagia saat dipantai awalnya pertama kali kakinya kenah pasir pantai dia menangis, tapi hanya sekejap saja setelah itu mirza tertawa penuh bahagia

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Mirza begitu bahagia saat dipantai awalnya pertama kali kakinya kenah pasir pantai dia menangis, tapi hanya sekejap saja setelah itu mirza tertawa penuh bahagia."

kamu kenapa sih mukanya cemberut amat mas lihat, mas itu jadi cowok peka sedikit aku cemburu itu para cewe ganjeng ngelirik mas dasar pelakor, emang pelakor itu apaan sih pelangi? Aku melirik mas arka dengan malas walaupun akhirnya aku menjawab pertanyaan mas arka perebut laki orang, oh tenang saja kamu itu sudah mengisih penuh hati mas, tidak ada tempat kosong buat orang lain dan kamu adalah ibu dari anak-anak ku mas arka mengecup dahiku i love pelangi, ilove to mas arka aku balas mengecup pipi mas arka dan mencium pipi caby anakku mirza, para wanita yang tepar pesona tadi mulai menghilang dan mundur teratur dari hadapan kami. Oh ia nanti minggu depan kita ke surabaya sesuai janji mas untuk kamu mau berkunjung ke ayah dan bunda sekaligus melepas rasa rindu makasi mas sekali lagi ilove mas, ilove to pelangiku.

~Selesai~

Cinta Mata EmpatTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang