Ponsel Ten bergetar ketika lelaki itu tengah mencari buku di perpustakaan guna tugas minggu depan. Ten merogoh sakunya untuk mengambil ponselnya itu.
Kening Ten berkerut ketika melihat nomor asing yang meneleponnya itu. Tapi mau tidak mau ya Ten harus mengangkat telepon itu.
“Halo?”
“Kak!!”
“Lin?!” tanya Ten tak percaya.
“Hehehe.. iya, ini aku.”
Ten tersenyum senang mendengar suara Lin yang sudah kembali bersemangat itu. Tak seperti kemarin, suaranya serak dan lemah.
“Udah mendingan?”
“Udah hehehe. Ini nomor Tante aku, Kak.”
“Oke. Nanti Kakak save,” balas Ten.
“Kejutannya mana? Katanya mau ngasih aku kejutan? Aku kan udah membaik ini.”
“Waaah, nagih nih ceritanya. Lusa ya. Lagian kan kamu baru aja membaik. Istirahat yang cukup dulu. Sekalian Kakak mau minta ijin ke Dokter Lee.”
“Minta ijin? Kita mau pergi keluar rumah sakit lagi?”
“Rahasiaaaa.” goda Ten sambil tertawa keras dan membuat suara ‘ssssttt’ dari para pengunjung perpustakaan lainnya tertuju pada Ten.
“Udah, kamu stirahat lagi. Biar lusa kita bisa pergi. Oke?”
“Siap!!”
“Bye, honey.”
“Hahahaha.. apaan sih, Kak.”
Tuut tuut
Efek malu, Lin sepertinya langsung mematikan sambungannya. Ten tersenyum geli sambil memasukkan kembali ponselnya itu. Ia harus menemukan bukunya dan bergegas pergi mencari barang-barang yang ia perlukan.
Sore ini Ten berada di mall dan membawa beberapa kantung belanjaan yang berisi baju serta barang lainnya yang ia perlukan.
Setelah selesai dengan belanjaannya. Ia menuju rumah sakit. Meminta ijin pada Dokter Lee, bahkan ia sampai berlutut-lutut memohon ijin itu.
Setelah dapat restu dari Dokter Lee. Ten pergi ke rumah Doyoung dan Kun untuk memberitahu rencananya untuk lusa. Dan kedua sahabatnya itu menyetujui rencana Ten.
Dan sekarang, Ten tinggal menunggu untuk lusa.
Semoga tidak ada halangan untuk kejutan Lin ini.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Akhirnya hari itu datang juga. Ten datang ke rumah sakit dan langsung melesat menuju kamar Lin. Ketika Ten sampai di kamar Lin, ia tersenyum lebar. Lin memakai seragam buatan Ten yang kemarin sempat Ten beli di mall. Dan Lin terlihat cantik.
“Udah siap?” tanya Ten, Lin mengangguk mantap.
“Tante, saya bawa Lin-nya dulu.” pamit Ten pada Tante Lin yang sedang merapihkan kamar rawat Lin itu.
“Iya Ten, kalau ada apa-apa, langsung ke rumah sakit atau hubungi Tante, okay?” tanya Tante Lin. Ten mengangguk kemudian menggenggam tangan Lin dan mengajaknya untuk keluar.
“Silahkan masuk, Princess,” ujar Ten sambil membukakan pintu mobilnya untuk Lin. Lin tersenyum geli mendengar Ten memanggilnya dengan sebutan princess.
“Mmm bentar, ada yang kurang,” kata Ten ketika keduanya sudah berada di dalam mobil.
“Apa?” tanya Lin dengan kening berkerut itu.
Ten hanya tersenyum jahil, kemudian merogoh saku celananya dan mengeluarkan sebuah kain panjang.
“Tutup mata!! Namanya kejutan ya harus di tutup dong matanya.” Tanpa permisi Ten langsung menutup mata Lin menggunakan kain hitam yang ia bawa itu.
“Ayo cepetan!! Aku udah gak sabar!!” kata Lin tak sabaran, Ten tertawa renyah mendengar itu.
“Iya iya,” kemudian Ten langsung melajukan mobilnya.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
“Oke.. naik lagi, naik.” Ten memegangi tangan Lin saat ia menuntun gadis itu untuk menaiki anak tangga.
“Ini kapan sampeeenyaaaa?” tanya Lin kesal.
“Bentar lagi kokk, sabar ya,” jawab Ten.
“Nah, jalan dikit lagi, abis itu belok kiri dan kita bakal sampai,” ujar Ten, Lin mengangguk dan terus berjalan dengan bimbingan Ten di sampingnya.
“Belok-belok!” kata Ten ketika Lin malah akan jalan lurus terus, kemudian Ten membelokkan tubuh Lin dengan lembut.
“Nah, udah sampai. Kamu duduk dulu.” Ten kemudian mendudukkan Lin pada sebuah kursi.
“Jangan di buka dulu sampai Kakak kasih aba-aba, Oke?” tanya Ten, Lin mengangguk.
Sekitar lima menit, tak ada yang terjadi. Lin yang sudah tak sabar itu langsung membuka saja penutup matanya, dan...
“HEH!! KAN JANGAN DI BUKA DULU!!” pekik Ten yang berada di depan.
Perlahan, pandangan Lin yang buram itu nampak semakin jelas. Dan bibir Lin perlahan menyunggingkan sebuah senyuman lebar.
“Belom selesai nih!! Masa udah di buka duluan sih?!” tanya Ten kesal.
Lin berada di sebuah sekolah, berada di sebuah kelas tepatnya. Dan di depan sana, Ten tengah menulis ‘SELAMAT DATANG JEONG L—‘, tulisannya belum selesai.. hahaha.
“Yaudah deh terlanjur. Selamat datang di sekolah Lin!! Aku tau kamu kangen sama sekolah. Dan ini kejutan dari, Kakak,” ujar Ten sambil merentangkan tangannya lebar-lebar.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.