#7

1.2K 261 36
                                    

"Aku pergi diam-diam, Kris oppa membantuku. Kau harus berterima kasih padanya." Suzy menyeruput coklat panasnya.

Hari ini ia bertemu dengan Sehun karena bantuan Kris. Mereka bertemu di cafe milik keluarga Chanyeol.

Ada sedikit perasaan mengganjal ketika Suzy menyebut nama Kris. Sehun tidak tahu itu apa, tapi dia merasakan sesuatu yang beda dari Kris. Ia merasa cara Kris mentapanya tidak lagi sama.

"Bagaiamana bisa Kris hyung membantu mu keluar dari rumah?

"Ah...iya aku belum menceritakan nya. Kris oppa ternyata anak sahabat ayahku saat ia bertugas di pangkalan militer ottawa dulu. "

Sehun terkejut. "Benarkah? "

"Benar, aku juga cukup terkejut awalnya. Ternyata dunia begitu sempit. " Suzy tersenyum.

Senyum itu menganggu Sehun. Dia tidak menyukai nya, karena Suzy bukan tersenyum untuknya.

Sehun terlihat ragu. "Apa ayahmu menyukai Kris hyung?"

"Kris oppa seperti tangan kanannya bila menyangkut diriku. " Suzy menjawabnya tanpa sadar. Dia tidak melihat kekecewaan yang nampak di wajah Sehun.

Sehun merasa seperti ada sebuah gulungan ombak besar yang akan menghancurkan istana pasirnya, dan Sehun kecewa karena dia tidak bisa melakukan apapun selain berdiri memandangi gulungan ombak yang semakin dekat itu.

Kris datang, ia menghampiri keduanya. ikut bergabung. Kris tersenyum seperti biasa pada Sehun. Tapi Sehun tidak bisa menyembunyikan kekecewaan nya.

Ia kecewa mengetahui kenyataan bahwa ayah Suzy menyukai Kris dan bukaan dirinya. Dia benci akan kenyataaa itu.

"Bertemu bertiga seperti ini, aku jadi ingat dulu. Dulu juga kita sering bertemu seperti ini. " Suzy tersenyum. Senyuman itu membuat Kris senang namun tidak untuk Sehun. Dia merasa kesal, sedih juga marah.

******

Sehun berdiri di depan rumah Suzy. Setelah pertemuan terakhir mereka bersama Kris. Sehun menjadi uring-uringan, dia bahkan tidak bisa tidur dengan nyenyak dan makan dengan baik. Sehun selalu tidak fokus di setiap aktivitas nya.

Terlihat Suzy berlari keluar rumahnya. Gadis itu membalut tubuhnya dengan mantel tebal berwarna hitam. Suzy tersenyum riang saat melihat Sehun berdiri di sisi Audy hitamnya.

Ia berlari memeluk Sehun tanpa perduli kalau-kalau ayahnya bisa melihat mereka berdua.

"Aku merindukanmu..."

Sapuan lembut terasa di bibir tipis Sehun. Sehun mengeratkan pelukan mereka. Menekan dalam dalam tengkuk leher Suzy, membalas ciuman gadis itu.

Air mata keluar tanpa sadar. Suzy membuka matanya. Sehun masih terus menciumnya. kedua mata pria itu masih terpejam, air mata sudah membasahi pipinya.

"Sehun-ah.... " Suzy melepaskan ciuman mereka.

Sehun tertunduk, ia mencoba menyembunyikan air matanya.

"Apa terjadi sesuatu? "

"Tidak..."

"Lalu? "

"aku hanya takut sesuatu akan terjadi. "

Suzy memeluk nya. "Tidak akan terjadi apa-apa. "

****

"Kau masih bertemu dengannya. " Ayah Suzy melemparkan beberapa lembar foto ke atas meja. Suzy mendadak kaku.

"Kau ingin ayah lebih keras lagi?"

Suzy mengangkat wajahnya. "Tidak.... "

Sesuatu yang buruk akan terjadi jika ayahnya sudah berkata seperti itu. "Tidak Appa, jangan lakukan apapun." Mendadak tubuh Suzy merasa dingin. Dia benar-benar takut pada ayahnya.

"Kau tidak bisa seperti ini. Ayah akan segera menyiapkan urusan sekolahmu di Canada. "

"Canada? "

"Kau akan kembali melanjutkan spesialis mu di Canada. Disini kau hanya akan mengacaukan masa depanmu dengan terus bertemu laki-laki itu. "

Suzy merasa marah saat mendengar ucapan ayahnya barusan. Dia ingin memberontak tapi tidak memiliki keberanian. Ayah nya terlalu menakutkan untuknya. Ia takut sesuatu yang buruk akan terjadi jika dia melawan.

"Kemasi barang-barangmu kau akan secepatnya nya pergi. "

Suzy hanya bisa menangis, tanpa mengeluarkan satu patah kata.

********

"Kau menyembunyikan nya dari kami?" Kris mendadak membatu, Suho berdiri di depannya dengan selembar kertas yang entah dari mana dia bisa mendapatkanya. Sebelumnya Kris yakin dia sudah menyembunyikan kertas itu dengan baik kemarin.

"Ini alasanmu pergi?" Mata Suho mulai memerah.

"Suho-ya... " suara Kris terdengar lirih.

"Kau ingin berkata agar aku bisa mengerti? seperti yang kau katakan 4 tahun yang lalu saat kau pergi. " nada suara Suho sedikit tinggi.

Chanyeol dan Lay yang sedang duduk di ruang TV mendengar obrolan keduanya di dalam kamar, mereka mendatangi keduanya dengan wajah bingung.

"hyung... ada apa. " Chanyeol dan Lay berdiri di ambang pintu kamar Kris. Kamar yang dulu ia isi bersama Tao. Kamar itu tetap sama dan tidak pernah berubah.

"Kau yang menjelaskan semuanya atau aku yang mencari tahu semuanya sendiri. "

Kris menarik nafasnya dalam-dalam, Chanyeol dan Lay masih kebingungan.

"Suho-ya... ada apa? " Tanya Lay.

"Kris akan menjelaskan nya pada kita.... "

Kris masih menatap Suho, dia diam, bingung harus bagaimana dan mulai dari mana untuk menjelaskan kenyataan yang sebenarnya ingin ia bawa sampai mati.

---------

Sehun terus terlihat murung sejak tadi pagi. Meski ia mencoba menyembunyikan wajah sendunya saat berada di lokasi syuting, namun tetap saja itu terlihat. Dan Yeon Seok mampu melihatnya dengan jelas.

"Apa terjadi sesuatu?"

Sehun yang sedang melamun, sedikit terkejut. Ia menoleh pada Yeon Seok. "Hyung.... " Ujarnya ragu.

"Wae? "

"Ah.... tidak... bukan apa-apa. "

Dahi Yeon Seok berkerut tipis. " Waeyo...... "

"Aniya.... amugeotto. "

"Baiklah kalau kau tidak mau menceritakannya. "

Hari ini Sehun sedang melakukan syuting di pangkalan militer udara untuk drama pertamanya, Ia berperan sebagai Kapten Yoo Jung Woo yang di ceritakan akan pergi ke Medan perang di Timur tengah sebagai tentara bantuan untuk aksi perdamaian di sana.

Drama terbaru ini bergenre action-drama, dimana Sehun berperan sebagai seconds male dan pemeran utamanya di perankan oleh aktor senior, Yoo Yeon Seok.

Tepat setelah pengambilan gambar, dimana Sehun memakai seragam tentara lengkap, tidak sengaja kedua matanya bertemu dengan mata tajam ayah Suzy yang kebetulan saat itu sedang ada beberapa kepentingan di sana.

Meski dari kejauhan keduanya saling mengenali. Tubuh Sehun mendadak menegang. Dengan sisa keberanian yang ia punya, Sehun berjalan menghampiri pria paruh baya itu, menyapa nya.

Ayah Suzy berdeham pelan, ia memandangi Sehun yang berpakaian seragam tentara lengkap dengan pangkat di kedua pundaknya.  "Memakai seragam tentara bukan sebuah lelucon. " Ujarnya begitu Sehun berdiri di depannya.

"Abeonim.....Akan aku tunjukan, masa depan Suzy akan cerah meski bersama pria sepertiku. Jangan melihat aku hanya karena aku seorang penyanyi. Untuk kedua orang tuaku, aku adalah Putra mereka yang berharga meski aku bukan seorang tentara, dokter atau jaksa. Aku akan membuktikan bahwa aku pantas untuk putrimu. "

Ayah Suzy terbengong-bengong. Sehun kembali memberinya hormat kemudian berlalu pergi.


Days Without You Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang