Setelah 7 tahun berlalu, untuk pertama kali nya kami bertemu. Tidak ada yang berubah darinya, hanya penampilan nya yang terlihat sedikit dewasa.
Apakah dia masih seperti yang dulu? Atau sudah berubah dan menerima keadaan. Meninggalkan semua rasa yang pernah ada, seperti ku. Atau hanya aku Sendiri yang sudah berubah.
****
Ini adalah pertemuan mereka untuk pertama kalinya setelah 7 tahun berlalu. Sehun terlihat sedikit gugup tapi tidak dengan Suzy, gadis itu nampak tenang.
"Apa kabar?"
Suzy tersenyum. "Aku sangat baik dan kau pun terlihat sama. "
"aku??? " Sehun tersenyum getir. "Aku lebih dari kata baik. Kabar ku sangat sangat baik. "
"Syukurlah.... "
Mereka kembali diam. Tidak banyak kalimat yang terucap.
"Kau sudah menikah? "
Entah kenapa pertanyaan itu terlontar begitu saja dari bibir Sehun. Ia sungguh ingin tahu apakah gadis itu masih sama seperti Suzy nya dulu. Suzy yang pergi meninggalkannya dan membawa separuh hatinya.
Suzy tersenyum. Lalu ia menunjukan tangan kirinya. Sebuah cincin Cartier melingkar di jari manisnya.
Sehun mencelos, ini namanya kenyataan yang ingin sekali di anggapnya sebagai mimpi buruk. Bagaimana bisa setelah 7 tahun berlalu dia masih seperti pria bodoh.
"Aku sudah menikah akhir tahun lalu. Kau sendiri? " Suzy balik bertanya.
Sehun pernah merasakan sakit yang teramat dalam, tapi keadaan ini tidak bisa ia gambarkan. Rasanya seperti mati dua kali.
"Aku?....." sehun mencoba tetap tenang. "Aku masih menikmati kesendirian ku. "
Suzy termenung. Tatapannya terpaku pada Sehun. "Kau masih memikirkan masa lalu kita? " tanya nya ragu.
Jika harus memilih, Sehun tidak ingin menjawab pertanyaan itu. Tapi di sisi lain hatinya berteriak, ia ingin gadis itu tahu betapa Sehun mencintainya hingga detik ini.
Meski waktu telah berlalu begitu lama, tapi perasaannya tidak pernah berubah sedikitpun.
"Aku sudah melupakan mu, tepat setelah kau meninggalkanku" ucap Sehun datar. Saat itu bukannya dia tidak ingin berjuang. Tapi gadis itu tidak mengizinkan nya.
Suzy tersenyum kaku. "Syukurlah.... "
Obrolan canggung itu mendadak berhenti. Seorang pria datang menghampiri Suzy, merangkul pinggang mungilnya. Lalu mengelus lembut perut suzy sambil tersenyum.
"Kau tidak boleh berdiri terlalu lama sayang. " ucap pria itu sambil menatap Suzy.
Situasi macam apa ini. Batin sehun. Rasanya ingin sekali dia meninju pria di depannya saat ini.
Suzy merasa sedikit tidak enak pada sehun. Lalu ia mencoba mengalihkan perhatian suaminya, memperkenalkan sehun sebagai teman lama pada suaminya.
Ingin rasanya Sehun meremukan lengan pria itu saat bersalaman dengannya.
"lee min ho imnida... Senang berkenalan denganmu." Pria itu tersenyum ramah.
"Sehun imnida.... " air muka sehun nampak tenang. Ia bahkan terlihat tidak perduli
******
"Hyung..... Kau pernah merasa sangat bodoh dan menyedihkan ???"
Yeonseok menyesap kopi hangat nya, lalu memandangi sehun. "Pernah... Aku sempat beberapa kali mengalami situasi seperti itu."
"Kemudian apa yang kau lakukan?"
Yeonseok menatap Sehun dalam. "Yang aku lakukan adalah kembali bangkit. Melupakan semuanya kemudian memulai hariku yang baru. Aku berusaha mengubah hidupku menjadi lebih baik." ucapnya pasti.
Sehun terdiam. "Hyung.... "
Yeonseok menatapnya. Ia tahu Sehun sedang merasa hancur, meski laki-laki itu tidak memberitahu nya. Tapi mata sendu sehat menyampaikan semua kesedihan itu.
"Aku sepertinya membutuhkan waktu untuk liburan. " ujar sehun
"Itu ide Bagus. Kau mau aku temani. " Yeonseok mencoba mengubah suasana. Ia tersenyum genit.
"Itu bukan ide yang Bagus. " sehun tertawa. Yeonseok sedikit meras lega melihat tawa itu.
"Sepertinya aku akan hiatus untuk beberapa waktu dari semua kegiatanku. " lanjut sehun.
"Lalu apa yang akan kau lakukan? " tanya yeonseok.
"Aku akan pergi ke Bali, mungkin untuk waktu yang lama. " mata Sehun memandang kosong ke luar jendela apartemen Yeonseok.
"Kau mau melarikan diri??? "
"Tidak. "
"Lalu? "
"Aku hanya ingin mencoba menulis cerita di kertas yang baru dan memulai nya di tempat yang baru. "
******
1 Tahun Kemudian
EPILOG
Bali, Indonesia....
Gulungan ombak menerjang istana pasir yang baru Sehun buat. Menyapu bersih dan tidak menyisakannya sedikitpun.
Seandainya ia bisa dengan mudah menghapus masa lalu nya seperti gulungan ombak yang menyapu bersih istana pasir itu.
Seandainya kehilangan itu mudah baginya. Rasa itu tidak akan sesakit ini.
Seandainya ia bisa melewatkan kehampaan ini. Seandainya ia bisa melewatkan gadis itu. Seandainya semua mudah baginya. Mungkin saat ini lembaran baru telah tertulis kembali.
"Sehun-ssi.... " Teriakan seorang gadis membuyarkan lamunannya. Gadis itu berjalan menghampiri nya.
"Ada apa, nana-ssi??"
"Beberapa orang dari korea datang mencarimu"
Sehun terlihat berfikir, siapa yang mencarinya. Teman-teman nya tidak ada yang berencana akan pergi ke Bali.
Ia berjalan menghampiri nana, kemudian kembali ke vila bersama gadis itu.
Suara teriakan langsung terdengar begitu sehun sampai di vilanya. Suara berat chanyeol paling mencolok terdengar.
Para anggota EXO datang berkunjung ke Bali. Mereka langsung menubruk tubuh sehun begitu pria itu membuka pintu kaca besar vilanya.
"Kami merindukan mu.......
KAMU SEDANG MEMBACA
Days Without You
RomanceAku pernah sangat-sangat mencintaimu, seperti orang bodoh. Kau membuat duniaku hanya berisi tentangmu. Aku fikir langkahku akan berhenti padamu, tapi kau membuat ku berhenti tepat satu langkah di depanmu. Jangan meminta maaf padaku, untukku kau tid...