#2

1.7K 326 37
                                    

Suzy menatap dingin mata tajam di depannya. Ia tidak bisa bergerak, tangannya tertahan tangan kekar yang mencengkram nya dengan kuat.

"Jangan menatapku seperti itu. " Suara berat Myungsoo memecah keheningan.

Ponsel Suzy terus bergetar, satu telpon masuk yang sejak tadi tak juga di terima.

"Jangan seperti ini.... " Mata dingin itu berubah menjadi sayu.

Tangan Suzy mengepal, melepaskan cengkramannya dengan kuat.

"Tolong dengarkan aku. " Myungsoo mencoba meraih tangan Suzy kembali. Namun sayang, gadis itu menepis nya dengan cepat.

"Tidak ada yang ingin aku dengar. Jadi aku mohon bersikaplah seperti biasanya. Kita tidak saling mengenal. " Suzy berbalik pergi. Meninggalkan Myungsoo sendiri di sudut ruangan.

Ada luka lama yang sampai kapanpun tidak akan pernah bisa terhapus. Bukan karena tidak bisa melupakan perasaan yang pernah ada, hanya saja luka yang tergores terlalu dalam.

------

2 Hari Kemudian.

Seoul, Korea Selatan.

"Kau marah padaku???? " Suzy sedang kewalahan menghadapi Sehun. Pria itu sedang marah padanya. Itu terlihat jelas dari mata dinginnya.

Ini tidak seperti Sehun yang biasanya. Ya... Dia sedang marah.

"Kenapa kau tidak pernah mengangkat telpon dariku selama aku pergi??? "

"Kau marah karena itu? "

"Menurutmu? "

"Maaf.... Kau selalu menelponku di waktu yang tidak pas. Tapi setiap aku menelpon balik kau juga tidak mengangkat nya. "

Sehun tersenyum tipis. Ia masih marah. "Kau bertemu mantan pacarmu?"

Dalam satu detik wajah Suzy nampak merah padam. Bencana. Batinnya.

"Kalian tidak sengaja bertemu, atau dia yang sengaja menemui mu. "

Dia gugup. Harus bagaimana menjelaskan nya. Sehun tidak akan menerima begitu saja penjelas nya.

Hal yang paling berbahaya darinya adalah ketika pria itu sedang marah karena cemburu.

"Ravi melihatmu di pub bersama Jiyeon dan Soojung, juga seorang laki-laki. " ujar Sehun dingin.

"Kami tidak sengaja bertemu. "

"Kau tidak mencoba menghindari nya. "

"Tidak.... "

"Kenapa?" Sehun nampak marah.

"Jika aku menghindarinya, itu menjelaskan bahwa aku masih memiliki perasaan padanya. "

Sehun masih sedikit belum menerima penjelasan itu.

"Baiklah.... Aku akan jujur. Kami bertemu secara kebetulan. Aku tidak menghindari nya. Dia mencoba bicara padaku. Tapi aku tidak menganggapinya. Karena tidak ada yang harus kami bicarakan. "

"Begitu saja.... " hatinya mulai sedikit menerima. sehun membenarkan posisi duduknya.

"Kau masih tidak percaya....

"Percaya.... Selama tidak ada bagian cerita yang kau tutupi. "

Suzy tersenyum geli lalu mengecup singkat bibir tipis Sehun.

Laki-laki itu masih memasang wajah datarnya.

"Chagiyaaa... " Suzy bergelayut manja di bahunya.

Days Without You Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang