#8

995 237 35
                                    

Langkah Sehun berhenti mendadak. Ayah Suzy memanggil nya, ia berbalik tanpa ragu.

"Jangan halangi masa depan putriku, hanya karena cinta sesaat kalian. Perjalanan kalian masih terlalu panjang. Kau mungkin tidak akan mengerti bagaimana perasaan seorang ayah yang selalu ingin hal terbaik untuk putrinya....

"Apa ada sesuatu yang salah padaku? Kenapa anda tidak menyukai ku? "

Ayah Suzy berjalan beberapa langkah mendekati Sehun.

"Segera akhiri hubungan kalian. Jalan hidup Suzy sudah aku tentukan sejak ia lahir. Jangan mengacaukannya dan jalanani saja hidupmu dengan baik. "

"Abeonim.... apa Suzy bahagia dengan semua keputusan yang kau buat selama ini? apa pernah kau menanyakan itu padanya? "

"Seorang anak, akan selalu mendengarkan apa kata orangtuanya. "

Sehun terdiam. Ayah Suzy menatap nya datar.

"Jangan memperjuangkan hubungan yang akhirnya tidak akan pernah berhasil." Ayah Suzy berlalu pergi melewati Sehun. Pria paruh baya itu berhasil menancapkan belati di dada Sehun. Ucapannya begitu menyakitkan.

********

Suzy terduduk diam di sudut ruangan. semuanya sudah di tentukan. Lusa dia akan berangkat ke canada, di antar oleh ibu dan kakaknya. Ayahnya, harus menghadiri sebuah rapat penting di gedung kepresidenan.

Apa yang harus di katakannya pada Sehun. Bagaimana bisa dia meniggalkan Sehun begitu saja, di saat pria itu berjuang untuk hubungan mereka.

Suzy menghembuskan nafas beratnya, dia benar-benar tidak tahu harus bagaimana. Ibu yang sejak tadi mengamati putrinya dari ruang keluarga, menghampiri Suzy.

"Semua orang tua selalu ingin yang terbaik untuk anak-anak nya. Begitu juga dengan ayahmu. Dia ingin memberikan semua hal yang terbaik untuk putrinya. " Ibu mengusap pelan bahu Suzy.

"eomma...tapi aku....

"eomma mengerti.... tapi percayalah ayahmu melakukan ini karena dia sangat menyayangimu."

Suzy mendunduk pasrah, dia tidak bisa lagi membantah ucapan ibunya. Suzy tidak pernah bisa melawan semua keputusan kedua orangtua nya. Sekalipun itu hal yang tidak pernah di inginkannya. Suzy akan selalu menuruti semuanya.

Cukup satu kali dia mengecewakan kedua orang tuanya. Saat dia meninggalkan sekolah kedokteran nya dan lebih memilih menjadi public figure. Kejadian itu benar-benar membuat ayahnya marah besar.

******

Incheon international Airport

Suzy menangis sejadi-jadinya di dalam toilet bandara. Ia harus melakukannya, ini akan meyakiti Sehun. Tapi juga menyakiti nya. Suzy harus membuat keputusan dia tidak bisa memilih dua-duanya, ia harus memilih di antara keduanya. Kedua orangtua nya atau pria yang begitu di cintai nya.

------

Sehun tidak mempercayai ini. Dia yakin pesan ini bukan Suzy yang mengirimnya.

"Hari ini aku pergi ke Canada, Maafkan aku. Kita tidak bisa lagi melanjutkan hubungan ini lagi. Tolong berhenti, jangan memperjuangkan apapun lagi. Semuanya hanya akan berakhir sia-sia..... maafkan aku. "

Sehun bergegas keluar apartemen nya. Ia meraih kunci mobil nya di atas meja. Sehun harus menemukan jawaban dari isi sms ini. Dia tidak mempercayai nya. Itu semua pasti sebuah kebohongan.

Rumah Suzy menjadi tujuan utama, setelah ia mencoba menghubungi nomor telpon Suzy yang sudah tidak aktif lagi. Begitu sampai di rumah Suzy. Dia tidak menemukan apapun disana. Rumah itu begitu sepi dan hanya ada seorang wanita paruh baya yang bertugas menjaga rumah itu disana. Suzy sudah berangkat kebandara 2 jam yang lalu katanya.

Sehun tidak putus asa, dia pergi ke bandara berharap gadis itu masih di sana. Tapi begitu sampai, dia juga tidak menemukan apapun, hanya orang-orang yang lalang, pesawat-pesawat yang lepas landas. Suara bising orang-orang yang sedang menelpon, mengobrol, tertawa dan suara derap langkah kaki yang hilir mudik.

Sekali lagi, Sehun mencoba menghubungi nomor Suzy, tapi nomor itu memang sudahh tidak aktif lagi. Ia menolah ke sekililing beharap Suzy masih di sana. Dan sekali lago lagi, dia masih berlari kesana kemari mencari Suzy di bandara, tapi Sehun tetap tidak menemukan apa-apa.

Hari sudah gelap, ia tidak sadar ternyata sudah lebih dari 10 jam sehun berdiri di bandara mencari Suzy. Ia tersenyum pahit, mulai menyadari semua nya.

Ponsel nya berdering. Satu telpon masuk dari nomor tidak di kenal. Sehun segera mengangkatnya, kalau-kalau itu adalah Suzy.

"Suzy?"
"Seorang anak, akan selalu mengikuti langkah kemanapun orangtuanya pergi. Anak muda, aku minta maaf sebagai seorang ayah. Jalani lah hidupmu dengan baik. "

Lalu telpon itu terputus. Tangan Sehun terkulai lemas. Inilah akhirnya, perjuangan yang baru di mulainya sudah berakhir bahkan sebelum Sehun melakukan apa-apa.

Dia kalah. Harusnya dia sadar, bahwa semuanya tidak akan bisa berjalan sesuai dengan apa yang ada di kepalanya.

*******

Sehun lebih mengkhawatirkan dari Kai. Jika saat putus dari Krystal beberapa Bulan lalu, Kai seperti orang gila yang suka mengamuk, Sehun lebih tenang. Dia bahkan tidak pernah menunjukan emosinya. Sehun sangat datar. Dan itu yang membuat semua anggota EXO menjadi khawatir.

Jika Kai lebih banyak menangis sambil bermain game saat putus Cinta. Sehun lebih memilih tidur seharian saat libur. Dia bahkan jarang keluar dorm, jika tidak tidur, makan ramyeon sambil menonton variety show favoritnya.

Dia akan tertawa keras jika ada sesuatu yang lucu, walaupun menurut teman-temannya itu tidak lucu.

Ketika Kai akhir nya memilih menyerah dan menangis sejadi-jadinya di depan para anggota karena tidak bisa kehilangan Krystal. Sehun malah sebaliknya, dia semakin tertutup dan menyimpan rapat semua kesedihannya sendirian.

Hingga satu hari, Chanyeol memukulnya hingga terjatuh. Ia mencoba memancing emosi Sehun, agar sahabat nya itu meluapkan semua kemarahan dan kesedihannya. Tapi yang terjadi, Sehun malah tertawa sambil mengusap sudut bibirnya.

Days Without You Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang