MPAA~4

287 11 0
                                    

Masa lalu adalah kenangan yang kadang membuat kita ingin menengok kebelakang. Tapi saat itu juga setetes kristal jatuh karna rasa penyesalan.

By: Keila Aulia Senja


Author Pov

   Matahari kini hampir meninggalkan singgahsananya. Burung- burung bergerombol hendak kembali kesarangnya. Dan bulan samar- samar menampakkan dirinya. Senja.

   Seorang gadis berwajah manis dan berambut panjang dengan poni tipis dikeningnya ini sedang memandangi langit senja ditempat favoritnya dari bertahun- tahun lalu.

   Rumah pohon belakang rumahnya itu terlihat sudah terlalu kecil untuk ditempati oleh gadis manis itu. Tapi diteras rumah pohon masih menyisakan tempat yang leluasa untuk ia memandang indahnya senja sore itu.

   "Hufhhhh.....," entah itu helaan nafas keberapa yang telah ia keluarkan.

   Hatinya sesak mengingat kenangan masa kecilnya. Rumah pohon ini menjadi saksi masa kecilnya bersama Goren dulu.

   "Andai lo gak pergi ninggalin gue. Pasti sekarang lo lagi sama gue disini mandang senja bareng. Gue kangen banget sama lo Ren," guman Keila.

:::o:::


  Pagi hari yang cerah. Matahari bersinar dengan begitu hangatnya. Awan juga tak menampakkan diri diatas sana, membuat langit terlihat begitu biru.

   Jalanan komplek sekolahan mulai ramai dengan remaja- remaja yang memakai seragam putih abu- abu mereka.

   Angkutan- angkutan umumpun silih berganti menurunkan penumpang yang memang sebagian besar anak sekolahan. Canda tawa mereka mengiringi langkah kaki mereka memasuki gerbang sekolah. Sangat khas sekali dengan yang namanya remaja.

   Disisi lain, ketika kebanyakan remaja sedang bersendau gurau dengan teman sebayanya. Seorang ramaja laki- laki bermata gelap tajam sedang berjalan dengan handset yang bertengger di telinganya.

   Sebenarnya tak ada lagu yang sedang remaja laki- laki itu dengarkan, tapi ia harus terlihat acuh pada semua kaum hawa yang menatapnya dengan tatapan memuja itu.

   Rezi risih dengan semua tatapan itu. Baginya semua wanita itu hanya merepotkan, sampai sekarang hanya ibunya dan teman masa kecilnya perempuan yang mampu masuk dalam hidupnya.

   Saat Rezi hendak berbelok menuju tangga entah kenapa ia bisa menabrak seseorang. Tingginya hanya sedada Rezi, tubuhnya yang kecil itu menabrak tubuh tinggi dan atletis Rezi yang membuat ia oleng. Dengan sigap Rezi menarik tangan perempuan itu agar tubuhnya tak jatuh kebelakang.

   "Soory, gak sengaja," ucap Rezi masih dengan muka datarnya.

  "Hufhhh...., untung gak jadi jatuh. Gapapa kok," jawab perempuan yang tadi Rezi tabrak.

   Tapi seketika ekspresi kedua orang itu berubah. Perempuan yang tadi Rezi tabrak manatapnya dengan tatapan terkejut dan marah. Sedangkan Rezi hanya menatapanya dengan tekukan yang ketara dikeningnya.

  "Elo bukannya cowok yang kemaren nabrak gue kan, wah bener. Jangan- jangan lo ngikutin gue ya? Parah ya lo," kata Keila sarkastis.

   "Hahh..., lo bilang apa barusan? Ngikutin lo! Jangan ngimpi.", balas Rezi tak kalah sarkastisnya.

   "Lo, bener- bener ya lo."

   "Dasar caper," sindir Rezi sambil melangkah pergi meninggalkan Keila yang masih menahan amarahnya.

   Keila hanya memandang punggung tegap itu yang mulai menjauh. Moodnya hari ini benar- benar buruk.

   "Ada ya orang kaya gitu? Ya Tuhan semoga hambaMu yang cantik ini gak akan ketemu lagi sama makhluk semacam dia. Aamiin,"

:::o:::

   Sejak kejadian tadi pagi Rezi menjadi semakin dingin. Bahkan ia tak menggubris ajakan satu- satunya teman Rezi dikelas, Gio. Gio adalah teman Rezi dari SMP, ia juga satu- satunya orang yang betah dekat- dekat dengan makhluk yang terlampau dingin itu.

   Gio tau sebenarnya Rezi bukan tipe orang yang seperti itu, yang Gio tau keadaan yang menuntut Rezi agar sedingin dan seacuh sekarang.

   "Yaudah, gue kekantin dulu ya bro. Lo mau nitip apa? nanti gue beliin." tanya Gio yang hendak menuju kantin.

  "Air mineral aja satu, pakek uang lo dulu. Nanti gue ganti," jawabnya tanpa ekspresi.

  "Oke, sekalian ya nanti jajanan gue juga lo ganti. Itung- itung upah gue."

  "Dasar. Itumah maunya lo!", jawab Rezi sambil menunjukkan senyuman sinisnya.

  'Semoga suatu hari nanti ada orang yang bisa nyairin hati beku lo bro, dan jika waktu itu tiba, gue akan jadi orang pertama yang bahagia liat lo bisa tersenyum lepas setelah sekian lama lo simpen senyum lo itu.' batin Gio sambil berlalu meninggalkan kelasnya.

:::o:::

Yeeeee.....
Akhirnya akoh bisa updete lagi.
Padahal ini lagi sibuk- sibuknya lohhhh ;-D
Tapi buat kalian para reader apasih yang gk.

Oh iya do'akan akoh selalu ya supaya semuanya lancar + diterima di univ yang diimpikan. Aamiin.....

Pada kangen gak sama babang Rezi. Kalian kepo ya kenapa babang Rezi hatinya bisa beku.
  Pantengin terus deh ceritanya akoh, janji upnya gk bakal lama- lama. Paling ya 1 minggu sekali. Hehehe....., becanda kawan.

  Oke akoh juga gk lupa ngingetin selalu luangin waktu buat vote and comment yak.
  Kalau kalian cuman baca aja tapi gk vote akukan jadi swedih......

  Dedek tu gk bisa diginiin taukkkk....

Udah dulu deh guys sampai jumpa di update selanjutnya.

21-02-2018
  Nisput

  

  

Masa Putih Abu AbuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang