MPAA~1

567 11 7
                                    

   Keila Pov

   Hari pertama masuk sekolah dan melaksanakan kegiatan pembelajaran.

  Pagi ini aku sangat malas masuk sekolah, kalau tidak karna abangku yang mengimi- ngimingiku akan membelikan topi yang selama ini aku inginkan mungkin hari ini aku akan bolos saja.

   Suasana dikoridor sekolah sudah mulai ramai. Banyak siswa- siswi yang bergerombol di depan kelas hanya untuk berkenalan dengan teman baru, dan ada yang hanya duduk sambil mengamati sekitar.

   Pandanganku jatuh pada gadis remaja seusiaku yang sedang bicara sendiri didepan kelas sambil menghentak- hentak kakinya. Ya, dia sahabatku dari SMP Rena.

   "Ngapain lo disini ?, kurang kerjaan.", kataku sambil berlalu melewatinya.

  "Heh Key jahat banget sih lo, guekan dari tadi nungguin lo didepan kelas bukannya nyapa, ini malah main nyelonong aja lo ninggalin gue," jawabnya kesal sambil duduk.

  "Gue lagi bad mood jangan ganggu, rasanya gue pengen pergi aja deh dari sini. Gue gak ada minat buat masuk jurusan ini.", jawabku sambil duduk didekat Rena.

   "Jangan gitu Key, lo kan pinter sayang dong kalau otak jenius lo dianggurin di jurusan lain."

  "Auah gelap," jawabku sambil melipat kedua tanganku diatas meja dan meletakkan kepalaku dusana.

  "Dasar gak bersyukur, dikasih otak pinter gak dimanfaatin,"

:::o:::

Author Pov

   Disisi lain disekolah yang sama tapi dikelas dan jurusan yang berbeda.  Seorang remaja laki- laki berjalan dengan santainya. Tak peduli dengan tatapan para kaum hawa yang menatapnya tanpa berkedip.

   Kini tatapan lelaki itu jatuh pada pintu kelas yang tertutup satu, dibagian pintu yang tertutup itu tertuliskan 'X IIS 4'.

  "Hufhhh....., ini yang buat gue benci sama jurusan sialan ini.", komentarnya ketika melihat kondisi didalam kelas tersebut.

  Dibagian belakang pojok kelas terdapat segerombolan murid yang sedang bekenalan satu sama lain, dan ada yang menaiki kursi sambil mencari sorotan dengan berteriak- teriak.

   Dibagian tengah ada rombongan remaja putri yang sedang bergosip ria dan tertawa cekikian memandang smartphonenya.

   Sementara remaja laki- laki tadi hanya mengabaikan keadaan sekitar dan duduk dibangku depan berhadapan dengan meja guru.

  Tak lama bel masuk berbunyi, keadaan yang semula ramai kini berubah menjadi hening. Seorang gutu laki- laki berpostur tubuh agak pendek dengan tubuh yang agak gempal, dan jangan lupakan kepala botaknya yang mengkilat itu masuk kedalam kelas.

   Dia memandangi setiap penghuni kelas itu dengan tatapan yang tak bisa diartikan.

  "Selamat pagi anak- anak bapak semua," sapanya sambil menunjukkan senyum lebarnya.

  "Pagi.......," jawab semua tanpa terkecuali.

   "Oke, bapak akan memperkenalkan diri bapak. Karana kata pepatah 'tak kenal maka tak sayang', bapak gak ingin kalian gak sayang sama bapak. Karna mencintai sepihak itu menyakitkan.", ucapnya panjang lebar.

   "Ah bapak bisa aja, padahal belum tentu kalau kita udah kenalan sama bapak kita bakal sayang sama bapak.", celetuk seorang siswa yang bertempat duduk dibangku paling pojok.

   "Ya harus sayanglah sama saya, kan saya wali kelas kalian. Oke nama bapak Slamet Raharjo, umur bapak sebelas dua belas sama kalian, dan maaf buat kalian para siswi bapak yang cantik- cantik kalian harus patah hati karna bapak sudah punya bidadari dan malaikat- malaikat kecil dihidup bapak." ucapnya sambil menunjukkan senyuman lebarnya.

  "Huuuuuu.....," sorak seisi kelas karna apa yang dikatakan guru mereka sangat over pede nenurut mereka.

  "Hustttt, diam semua bapak akan mengabsensi dan nama yang bapak panggil harap maju kedepan dan memperkenalkan diri kalian. Oke yang pertama Afrezia Gia Gorenzi, ini nama susah amat ya dipanggilnya. Mana orangnya ? Cepat maju."

   Seorang pria dengan postur tubuh tinggi, bertubuh atletis dan jangan lupakan mata hitam gelap tajamnya yang bisa membuat siapapun yang menatapnya tak mampu berpaling.

   Setiap langkah kakinya seperti mampu terdengar dipenjuru sudut kelas. Setelah sampai didepan kelas dia mengedarkan pandangannya.

   "Oke, nama gue Afrezia Gia Gorenzi, kalian bisa panggil gue Rezi.", ucapnya tanpa ada ekspresi sedikitpun yang menghiasan muka tampannya.

   "OMG, ganteng banget,"
   "Boleh minta id linenya gak?"
   "Tembak dedek bang, tembak dedek,"
   "Sumpah ini mah pangeran impian gue dari dulu,"
   "Akhirnya diriku menemukan sosok lelaki yang selama ini daku cari,"

   Ya kurang lebih seperti itulah celoteh para kaum hawa yang menatap kagum kepada sosok tampan yang ada didepan mereka.

   "Hufhhhh....., dasar siswi keganjenan baru liat yang agak bening dikit aja udah hilang akal sehat, coba mereka liat saya waktu muda pasti udah pingsan gak kuat sama karisma saya," dumel Pak Slamet.

   "Ada lagi yang mau kamu sampaikan?", pertanyaan Pak Slamet hanya dijawab gelengan oleh Rezi.

   Rezipun langsung kembali ketempat duduknya tanpa menghiraukan lambaian tangan dari para siswi yang sok kecentilan.

   "Ini yang paling gue benci, menjadi sorotan orang- orang."

:::o:::

  Hai- hai semuanya diriku kembali dengan cerita yang agak gaje ini. Yeayyyyyyy....

  Oh iya diriku juga mau berterima kasih banget nih sama my sohib. 'Dinio nano- nano' yang udah bikinin kover yang ajib bener deh......, makasehhh lho drindin kouh. Cinta ku pada mu deh pokoknya.

Oh iya diriku juga tak akan ada bosen- bosennya bilang. Jangan lupa vote and comment ya, karna vote kalian semua itu pemberi semangat dalam hidup ku.

  Ehhhh itu typo juga berserakan kemana- mana ya, mohon dimaklumi ya. :-D

Tunggu kelanjutan ceritanya babang Rezi yang dingin- dingin gemezzz pengen nyubit ini oke.

12-01-2018
    Nisput

  

  

Masa Putih Abu AbuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang