Keila Pov
Seharian disekolah gue bener-bener terus kepikiran dia Goren atau bukan, tapi kalau dia Goren kenapa dia nggak inget sama gue. Tapi sikapnya dari dulu emang nggak pernah berubah ya. Masih dingin dan cuek khas Goren banget.
"Hmpfff..... kayaknya gur udah mulai gila,"
:::0:::
Author Pov
"Goren!!!! Turun makan malam dulu, Bunda udah nyiapin sayur sop sama ayam goreng ini. Cepetan turun kamu tu dari pulang sekolah cuman dikamar terus ngak bosen apa? Bunda ni yang bosen liat kamu dirumah terus nggak keluar main. Nggak punya temen apa kamu?", seorang wanita paru baya yang masih terlihat anggun dan keibuan.
"Iya Bunda Goren keluar," saut sang anak seadanya.
"Habis makan sana keluar main jangan cuman dikamar aja, kayak anak gadis kamu tu!", omelnya untuk sekian kali.
Sang ibu sampai tak habis fikir diluar sana remaja- remaja seumuran anaknya habus sekolah pasti pada nongkrong sama teman sekolah. Setiap malam nongkrong lagi. Akhir minggu kumpul- kumpul.
Tapi hal itu tak pernah ada di anaknya. Goren hanya berdiam dirumah dan terkadang ikut Ayahnya pergi ke kantor ikut membantu. Dia juga menginginkan anaknya menikmati masa mudanya. Bukan hanya berdiam diri dirumah saja.
"Hhhffff....." helaan berat sang Bunda.
Goren mendengar helaan itu. Ia sebenarnya tak ingin membuat Bundanya terlampau khawatir, namun kalau dia hendak pergi. Mau pergi kemana? Bahkan dia hanya memiliki satu teman laki- laki dan satu sahabat perempuan yang entah sekarang dimana.
"Iya Bunda, habis makan Goren keluar main," akhirnya ia memutuskan untuk keluar sore itu. Entah nanti mau kemana, yang terpenting Bundanya tak lagi mengomel.
:::0:::
Sore ini sebenarnya cuaca sangat bersahabat untuk sekedar joging atau bersepeda. Banyak anak anak yang bermain di taman koplek perumahan. Tak sedikit juga padangan muda mudi yang berjalan jalan ditepi trotoar sambil berpegangan tangan.
"Haissss.... gini amat nasip jomblo. Dirumah sepi, mau olahraga sore malah ngeliat orang pacaran. Nasip sial emang ya," seorang perempuan sedang jogging sambil mengeluarkan sumpah serapahnya.
Ya dia Keila, ia berniat olahraga sore sambil menyegarkan fikirannya yang dari kemarin hanya memikirkan teman masa kecilnya itu. Dia penat dan pusing.
Setalah memutari taman komplek beberapa kali akhirnya dia sudah tak sanggup lagi. Keila memilih beristirahat di kursi taman sembari mengatur deru nafas dan detak jantungnya.
"Gue udah nggak sanggup. Haduuhhh salah gue sih nggk pernah olahraga, cuman muter taman 2x aja udah capeknya minta ampun. Gue nyerahhhhh Ya Tuhan," sambil megap megap.
Triiinnngggg.....
Handphone Keila berbunyi tanda ada satu pesan masuk ke Handphonenya.
"Eh Abang ngapain nih? Cuman nge ping doang. Telfon aja kalik ya,"
"Hallo kenapa bang?", tanya Keila kepada lelaki diujung telefone.
"Lo dimana dek? Rumah kok sepi? Gue lupa nggak bawa kunci ini. Bibi juga kayaknya nggk ada dirumah."
"Gue jogging bang ditaman komplek, sini lah jemput. Udah nggak kuat lagi ini kaki dibuat jalan", melasnya.
"Yeee... salah siapa? Nggak pernah olahraga sok sok an jogging. Yaudah tunggu situ gue OTW.", balasnya lalu menutup panggilan.
Setelah beberapa menit Keila menunggu akhirnya sang abang datang juga. Ia langsung berjalan mendekati abanya dan duduk di jog belakang motor.
"Kuy lah bang. Keila udah capek bat pengen rebahan di kamar," ucapnya sambil bersandar di bahu abangnya.
"Lo kenapa sih dek? Dari kemarin kayaknya lesu bat gitu? Ada masalah apa di sekolah cerita sama abang. Siapa tau abang bisa bantu." Tanya Reno sambil mengendarai motornya.
"Nggakpapa bang Keila cuman kepikiran sesuatu aja kok. Gak usah difikirin,"
.
.
.
.
.Hai hai hai aku lama nggk updete ya. Udah satu tahun wkwkwkwkk oke mumpung kuliah libur bakalab updete deh.
Kalo votenya sampai 15 dan komennya 20 aku bakal updete lagi.
Wkwkwk nggk maksa kok cuman buat motifasi aja. Kalo sempet bakalan updete rutin. Do'akan saja ya.
16-06-2020
Nisput

KAMU SEDANG MEMBACA
Masa Putih Abu Abu
Teen FictionCover by @Real_Maknae Updete gak tentu karna ngikuti suasana hati. ~~~ dua jurusan yang berbeda dan bertolak belakang. dua kepribadian yang berbeda dan jarang bisa disatukan. tapi kali ini berbeda, dua perbedaan itu seketika telah berganti menjadi s...