Suatu kenangan akan tetap menjadi kenangan. Mungkin bisa diperbaiki tapi tak mungkin bisa diulang kembali.
By: Keila Aulia Senja
:::o:::
Ia teringat akan suatu hal dari masa lalu nya yang sangat ia rindukan. "Goren....", lirihnya. Tak terasa satu tetes kristal terjatuh dari mata indahnya.
"Apa benar lelaki tadi Goren. Tapi mengapa ia tak mengenaliku. Apa dia sudah melupakanku. Tapi, jika dia melupakanku mengapa dia masih menyimpan gelang ini. Aku merindukan mu....."
:::o:::
Sejak kemarin Keila sering menyendiri, ia masih memikirkan tentang gelang yang mengingatkannya dengan sahabat kecilnya dulu. Ia sangat merindukan sosok itu, kenangan indah akan masa kecilnya bersama Goren terus berputar bak kaset didalam ingatannya."Hufh......," helaan nafas Keila terdengar jelas ditelinga abangnya Reno.
Ia mulai resah akan tingkah adiknya yang tak seperti biasanya. Reno berpikir apa sang adik sedang merajuk karna kemarin ia ketiduran yang berakibat tak bisa menjemput adiknya pulang sekolah. Tapi, ia telah meminta maaf dan mengganti uang taxi. Reno juga semalam membelikan kuota internet untuk Keila, dan biasanya cara itu sudah cukup membuat sang adik menyunggingkan senyum manisnya.
"Lo kenapa sih key??? Dari kemarin abang perhatiin murung terus. Masih kesel sama abang, gara-gara kemarin gak bisa jemput? Kan udah abang ganti uang taxinya, semalem juga abang beliin kuota. Masak mas...,"
"Abang kenapa sih??? Keila gak marah sama abang." Potong Keila,
"Terus kenapa???,"
"Keila cuman lagi kepikiran suatu hal, itu yang buat Keila uring uringan abang. Jangan ganggu deh...," jawabnya dengan pandangan mata yang masih tak fokus.
Jengah akan tingkah adiknya yang terus menerus melamun Renopun pergi dari ruang tv. Ia masih bingung mengapa adiknya bertingkah seperti itu.
"Mungkin Keila lagi dapet tamu kalik ya, mangkanya kayak gitu,...", batin Reno.
Disisi lain Keila masih termenung di depam tv yang masih menyala, sebenarnya tv itu tak ia tonton. Namun hanya sebagai alibinya agar terlihat sedang melakukan aktivitas.
"Beneran Goren gak sih dia tu....", Keila mulai frustasi akan kemungkinan-kemungkinan yang ia viptakan sendiri di kepalanya. Ia terus berfikir, jika dia Goren sahabat kecilnya. Mengapa dia tak mengingat Keila.
Bahkan dipertemuan-pertemuan sebelumnya mereka sempat saling tatap. Lalu mengapa sahabat kecilnya itu sama sekali tak mengingatnya. Apakah Goren benar-benar melupakannya. Atau malah dia bukan Goren. Atau juga sebenarnya dia mengingat Keila hanya saja ia pura- pura tak mengenal Keila.
"Issshhhh.... tauah pusing pala gue. Lama-lama setres gue mikirin kayak gini."
Kini Keila berdiri, ia hendak masuk ke kamar untuk mengambil androidnya.
"Ren besuk ada yang mau gue obrolin sama lu. Istirahat gak usah ke kantin.", titah Keila kepada lawan bicaranya di telephone.
"Hemttt... emang ada apaan si Kei? Serius amat?"
"Adalah besuk aja, pokoknya istarahat gak usah kekantin. Oke!"
"Yaudah oke,"
"Udah dulu entar paketan gue habis lagi telpon elu lama lama, bye...", tutup Keila tanpa menunggu balasan dari lawan bicaranya.
.
.
.
.
2 januari 2019
Nisput:::o:::
Maaf baru bisa updete.
Akunya lagi sibuk jadi maba soalnya.
Besuk besuk updete cepet deh....
Kira kira apa ya yang mau dibicarain sama Keila?
Pada krpo gk nih???
Tunggu aja updete selanjutnya. And maaf partnya pendek. Soalnya biar updetenya bisa cepet.
.
.
.
Jangan lupa pencet bintang kecil dipojok bawah. And jangan lupa comment juga oke.

KAMU SEDANG MEMBACA
Masa Putih Abu Abu
Teen FictionCover by @Real_Maknae Updete gak tentu karna ngikuti suasana hati. ~~~ dua jurusan yang berbeda dan bertolak belakang. dua kepribadian yang berbeda dan jarang bisa disatukan. tapi kali ini berbeda, dua perbedaan itu seketika telah berganti menjadi s...