Pertemuan pertama memang berkesan. Tapi jangan nilai orang dari yang bisa diliat aja. Dan gue tau kalau gue ganteng.
By: Afrezia Gia Gorenzi
:::o:::
Keila Pov
"Sial banget sih gue, baru hari pertama jadi murid baru aja udah ditubruk aja, gimana besok- besok coba,"
"Udah Kei jangan marah- marah terus kali. Lagian Mungkin orang tadi gak sengaja nabrak lo." kata Renna menenangkan.
"Gimana gue gak marah coba. Dia tuh udah nabrak gak minta maaf lagi. Boro- boro minta maaf, nglirik gue yang ngelesot dilantai aja enggak," emosiku mulai naik karna mengingat orang yang menabrakku tadi sama sekali tak ada niatan hanya sekedar meminta maaf.
"Udah deh Kei, mending lo minum tuh jus lo. Keburu masuk nanti belom abis, kalau dibuangkan mubazir kali Kei," titah Renna yang menunjuk jusku yang sama sekali belum aku sentuh.
"Iya- iya bawel lo Ren,"
Pikiranku mulai kembali pada kejadian beberapa saat lalu didepan pintu kantin. Kejadiaan itu tak akan aku lupakan, dan orang yang menabrakku tadi dengan seenak jidatnya juga tak akan lolis begitu saja.
'Awas lo kalau ketemu gue, abis lo gue gorok. Liat aja nanti', batinku dendam.
:::o:::
Author PovKriiiiiiinnnngggggg.....
Suara bell tanda masuk kelas itu berbunyi nyaring, membuat seluruh warga sekolahan segera meninggalkan aktivitas yang mereka sedang lakukan dan segera bergegas masuk kekelas.
Tak terkecuali Rezi. Remaja laki- laki berperawakan atletis badan tinggi tegap, dada bidang, dan tentu saja mata gelap tajamnya.
Lelaki itu kini berbelok kekelasnya yang berada disamping tangga. Pandangannya kosong sama sekali tak menggubris para manusia yang berada dikelas.
Tatapan memuja dari para kaum hawapun tak dihiraukannya. Mungkin dipikirannya sekarang hanya ingin menyelesaikan semua mata pelajaran hari ini dengan cepat.
"Hai Rezi, boleh kenalan gak??", seorang gadis berbandana pink dan memakai riasan wajah yang mungkin bisa dibilang berlebihan untuk standar anak sekolah dengan centilnya menjulurkan tangannya berharap orang yang tadi ia sapa membalas uluran tangannya.
Hanya tatapan tak suka yang diperlihatkan mata tajam lelaki bermata gelap tersebut.
Tatapan itu membuat remaja perempuan itu menjadi gugup. Kepedeannya mulai hilang entah kemana. Kini ia hanya bisa menundukkan kepalanya dalam- dalam. Uluran tangannyapun kini sudah ia tarik kembali.
"Yaudah deh kalau gak mau. Aku cuma mau kenalan diang kok gak lebih. Tapi kalau kamu ngerasa keganggu, maaf.", cicitnya yang masih menundukkan kepalanya dalam- dalam.
"Heh dasar," sinis Rezi tak suka.
Kini aemua warga kelas hanya bisa melihat Rezi dengan tatapan ngeri. Walau begitu semua kaum hawa tak ingin gentar untuk bisa berkenalan dengan Rezi. Dan mungkin juga berharap agar bisa dekat dengan lelaki bermata gelap tajam tersebut.
'Apa sikap gue yang dingin dan acuh ini gak bisa buat mereka gak liat gue sama sekali. Kalau gitu gue emang harus bikin tembok setinggi- tingginya biar mereka gak akan berani deket- deket lagi, bahkan hanya nyapa.' batin Rezi sambil menyunggingkan sedikit bibirnya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Masa Putih Abu Abu
Novela JuvenilCover by @Real_Maknae Updete gak tentu karna ngikuti suasana hati. ~~~ dua jurusan yang berbeda dan bertolak belakang. dua kepribadian yang berbeda dan jarang bisa disatukan. tapi kali ini berbeda, dua perbedaan itu seketika telah berganti menjadi s...