Chapter 16

2.5K 256 27
                                    

Ting

Yoongi melirik pada ponsel yang terletak di atas mejanya. Ada dua pesan masuk dari Jimin. Satu pesan di pagi hari dan sekarang ada lagi pesan baru darinya. Ia meletakkan gelas americano miliknya di atas meja tersebut dan membuka pesan itu.

"Hyung, maaf membuat Lisa bolos sekolah hari ini. Tapi berikan aku waktu satu hari saja bersamanya."

Itulah pesan pertama Jimin. Yoongi mendecak karena Jimin yang membuat Lisa membolos sekolah. Ia pun membuka kembali pesan kedua yang baru saja dikirimkan Jimin.

"Hyung, kau boleh memukulku semaumu nantinya. Tapi biarkan aku bersama Lisa untuk sehari ini saja. Setelahnya, kau bisa melakukan apapun padaku."

Yoongi mengernyit, tidak mengerti dengan maksud Jimin. Ia baru saja akan menelpon balik pria itu. Namun terhenti karena seseorang kini sudah berdiri di dekat mejanya.

"Apa kau akan terus berada disini?"

Yoongi mendongak, menatap gadis yang masih memakai seragam sekolahnya dan Yoongi yakin jika gadis itu baru saja pulang dari sekolah.

"Memangnya apa yang kulakukan? Aku baru satu jam berada disini." Ucapnya dan beranjak berdiri menuju meja kasir, memesan kembali americano untuk ketiga kalinya.

Yoongi membawa gelas kopinya itu, mendudukkan kembali dirinya dengan menyeruput sedikit kopi favoritnya tersebut dan satu tangannya yang lain yang kini memegang berkas kerjanya.

"Ck, kurangi meminum kopi. Kau bahkan membawa semua pekerjaanmu kemari dan berada disini sampai cafe ini tutup."

Setelah mengatakan itu, Jennie pun beranjak meninggalkan Yoongi. Tentu saja memulai pekerjaannya setelah pulang sekolah.

Sedangkan pria itu hanya mengeluarkan senyumnya saat mendengar omelan Jennie padanya.

"Cih, dia perhatian sekali. Bilang saja jika dia tidak mau melihatku sakit."

Yoongi kembali berkutat dengan pekerjaannya. Namun kembali terhenti saat sebuah bungkusan roti kini sudah berada di atas mejanya.

"Setidaknya, makanlah sedikit. Ini bahkan sudah lewat jam makan siang."

Yoongi menatap bungkusan itu sebelum berbalik dan menatap Jennie yang kini sudah masuk ke dalam ruang ganti khusus karyawan. Senyuman pria itu semakin merekah dan kembali menatap bungkusan roti itu.

.

.

Waktu sudah menunjukkan pukul delapan malam. Wajah lelah sudah pasti terlihat pada gadis itu. Bayangkan saja. Semenjak pagi hingga sekarang, entah berapa tempat yang sudah ia kunjungi. Perjalanan dari Seoul ke Busan juga menjadi faktor yang membuat wajah gadis itu begitu terlihat lelah.

Namun mendengar suara deburan ombak pantai, membuat senyum di wajah gadis itu perlahan mulai terukir kembali. Melepaskan genggamannya pada pria disampingnya, mulai menanggalkan sepasang converse putih yang sedang ia kenakan, menentengnya dan kemudian berlari dengan cepat menghampiri air pantai yang ada di hadapannya.

Sedangkan sang pria hanya tersenyum melihat bagaimana sang pujaan hati yang terlihat begitu senang ketika air asin pantai itu menyentuh jemari kaki jenjangnya.

"Jimin, kemarilah. Airnya sangat dingin sekali."

Lisa melambaikan tangannya pada Jimin dan dijawab gelengan oleh pria itu. Ia memilih mendudukkan dirinya pada pasir pantai itu. Tentunya setelah melepas sepatunya dan meletakkannya di samping tubuhnya.

miss right ❌ jimliceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang