Chapter 20

2.4K 234 7
                                    

"Lisa, mau makan siang bersamaku?"

"Huh? Oh, itu. Sebenarnya, aku akan makan siang dengan Jimin."

"Ah, tak apa. Aku tahu tidak seharusnya aku mengajakmu."

"Bukan begitu. K-Kalau begitu, kau bisa ikut makan siang dengan kami."

"Dan membuat suasana menjadi tegang karena kehadiranku?"

Lisa terdiam, membenarkan apa yang dikatakan Jungkook.

"Tidak perlu, Lisa. Aku baik-baik saja. Pergilah. Atau Jimin akan menunggumu."

Lisa mengangguk dan tersenyum tipis pada Jungkook sebelum akhirnya benar-benar pergi meninggalkan pria itu.

Sedangkan Jungkook menatap kepergian gadis itu lalu menghela nafasnya setelahnya.

"Ini akan sulit. Dia benar-benar sangat menarik."

.

.

"Kau harus bisa memaafkannya."

Jimin tidak mendengarkan Lisa, malah semakin menyuapi gadis itu dan Lisa yang hanya menurut dan tidak mau menyulut kemarahan pria itu.

"Jimin--"

"Bagaimana aku bisa memaafkannya?"

"Tapi aku baik-baik saja. Sungguh. Bahkan dia sudah meminta maaf padaku."

"Kau terlalu baik untuk memaafkannya. Seharusnya kau membencinya."

"Tapi aku tidak bisa. Membenci orang terlalu melelahkan."

Jimin tersenyum tipis mendengarnya. Ia masih menyuapi dirinya dan Lisa saat ini. Hingga akhirnya ia meletakkan sendok yang ia pegang dan menatap Lisa.

"Tidak salah jika aku mencintaimu. Kau benar-benar gadis yang sempurna."

"Jangan mengalihkan pembicaraan. Lagipula, aku tahu jika aku memang gadis yang baik."

Jimin lagi-lagi hanya tersenyum dan memilih untuk mencubit kedua pipi chubby milik gadis itu, menghasilkan suara kesakitan dari Lisa.

"Jimin, kenapa mencubitku?"

"Kalau begitu, jangan terlihat menggemaskan di depanku."

Jimin akhirnya melepaskan cubitannya, membuat Lisa menatap kesal pada pria itu sembari mengelus kedua pipinya yang sedikit memerah.

"Tapi sungguh, Jimin. Tolong jangan membenci Jungkook. Aku benar-benar baik-baik saja. Aku juga berharap jika kalian bisa setidaknya berteman. Aku yakin, kalian pasti akan menjadi teman yang sangat cocok dalam berbagai hal."

Jimin terdiam, memilih tersenyum pada Lisa sembari mengelus kepala gadis itu.

"Jika itu yang kau mau, aku bisa apa lagi?"

Lisa menarik ujung bibirnya, tersenyum manis pada sang pria dan membawa dirinya untuk memeluk pria itu.

"Terima kasih. Aku tahu kau yang terbaik."

"Hah, bagaimana bisa aku menolak semua permintaan Tuan Putri?"

"Tentu saja. Kau harus menuruti semua permintaanku."

Jimin tersenyum dan memilih mengeratkan pelukan di antara keduanya.

.

.

Pria dan wanita itu kini saling berdiri berhadapan. Dengan sang wanita yang masih menggunakan seragam sekolahnya dan sang pria yang masih mengenakan kemeja putihnya dengan dua kancing teratas yang sudah terlepas. Kedua lengan baju pria itu bahkan sudah terlipat hingga sikunya dengan jas hitam yang sudah tersampir di lengan kirinya.

miss right ❌ jimliceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang