jalan yang berliku-liku

2.9K 424 53
                                    

Mereka terus berjalan, sesekali berhenti disebuah cafe untuk makan, dan beristirahat.

Mereka berjalan kaki, menikmati indahnya kota itu, sembari bergandengan tangan, dan bersenandung kecil.

Seulgi sedang bahagia. Bahagia sekali. Ia bahkan melupakan rasa sakitnya kemarin.

Ia menatap irene yang juga sedang tersenyum bahagia.

"Rene, rene, kamu bahagia gak?"
"Bahagia lah seul"
"Hmmm.. Mending sama aku apa sama bogum?" seulgi iseng bertanya aja.

Irene tampak berpikir, lalu menjawabnya "sama kamulah, kan kamu sahabatku. Sahabat tetep nomor satu dong, dari pacar" ucap irene sembari tersenyum lebar.

Seulgi setengah bahagia, karna irene lebih memilihnya.

Tetapi hancur lebur, karna irene memilihnya atas dasar sahabat.

Iya sahabat. Mereka kan emang cuma sahabat, gak kurang, gak lebih.

Kan, rasanya tuh seulgi pengin nyerah aja, tapi bagaimana bisa ia menempuh jalan lain, jika semua jalan tertuju pada irene.

Semua jalan yang seulgi lalui, selalu saja akan berujung pada irene.

Dan seulgi mana bisa nyerah, dan pulang kerumah. Rumahnya dia kan irene.

Emang dia punya siapa lagi yang bisa disebut rumah?

Seulgi tersenyum menatap daun-daun yang berguguran.

Daun-daun itu jatuh dengan mudahnya, seperti seulgi yang dengan mudahnya jatuh hati pada irene.

Dan seperti daun itu, seulgi telah terjatuh. Dan tak ada yang menangkapnya ataupun mengambilnya, tetapi daun-daun itu setelah mereka terjatuh, mereka terinjak-injak.

Mood seulgi yang tadinya bahagia, mendadak hancur. Alhasil seulgi pun terdiam, tetapi ia tetap tersenyum, karna tak mau irene khawatir.

Sedari tadi, irene sedang bertelponan dengan bogum. Dan seulgi jelas saja mendengar percakapan mereka.

Terkadang seulgi lebih senang bila ia tak tau menahu tentang hubungan mereka atau apa saja yang terjadi dengan mereka.

Tapi karna irene baik banget, jadi dia setia deh menceritakan tentang bogum, dan kegiatan mereka.

Bogum inilah, bogum itulah. Yang bisa seulgi lakuin yah, balas sebisanya.

Meskipun hatinya sakit, ia tak mau mengacuhkan irene, karna itu akan membuat hatinya irene yang sakit.

Biarlah dia saja yang merasakan kesakitan itu, irene gak usah.

Hari sudah mulai siang, matahari sudah berada di atas kepala mereka. Tetapi angin sejuk menghalau panasnya matahari. Jadi hari itu, walaupun sudah siang, tetap saja terasa sejuk.

Karna pepohonan rindang yang berada di sekeliling taman yang sekarang sedang mereka singgahi, memberikan kesejukan yang menyenangkan.

Ini sudah memasuki bulan november, berarti sebentar lagi desember, dan Natal.

Angin pun mulai berhembus dengan kencang, dan udara mulai terasa dingin.

Mereka berjalan lagi, sampai tak terasa sudah mulai malam.

Mereka segera pergi ke brecon beacons, dan bersiap memandang langit yang bertaburan dengan bintang-bintang yang Indah nan cantik.

Saat malam tiba, seperti yang sudah seulgi cari di internet, ternyata benar. Seluruh langit nampak seperti ditumpahkan Bintang diatasnya.

Beribu-ribu Bintang mengerjap-ngerjapkan cahayanya dengan Indah.

Seulgi pun menatap takjub pada ciptaan tuhan yang sangat Indah ini. Ia tersenyum menatap irene yang sedari tadi sudah sibuk memotret dan mengabadikan momen ini di kameranya.

Sesaat, irene terlihat sangat cantik, bahkan lebih cantik dibandingkan Bintang yang berguguran diatas mereka. Seulgi pun mengambil kamera polaroidnya, dan memotret disaat yang pas.

Ia tersenyum melihat hasilnya. Lalu ia pun duduk lagi. "Rene, langitnya cantik banget ya?" tanya seulgi yang membuat irene segera mengalihkan perhatiannya pada seulgi.

"Iya, ini cantik banget sungguh"
"Kamu tau gak apa lagi yang cantik?"
"Apa?"
"Kamu. Bahkan, jika disandingkan dengan bintang-bintang diatas, kamu yang paling terang sinarnya.Bintang yang diatas kalah sama kamu" ucap seulgi sembari tersenyum.

Irene tertawa kecil, "gombal lagi gombal lagi" mereka tertawa bersama.

Mereka terus menatap ribuan Bintang diatas langit, sampai irene pun mulai mengantuk. "Ngantuk? Pulang yuk"
Dan irene hanya bisa mengangguk.

Sesampainya mereka dihotel, mereka pun langsung tertidur. Besok mereka sudah harus checkout, dan mereka akan pergi ke Raja ampat. Lalu ke Bali, lalu ke disneyland, dan akhirnya merayakan Natal di korea.

Besoknya, mereka langsung terbang ke Raja ampat, dan menikmati indahnya laut Indonesia itu. Dengan air lautnya yang jernih bagaikan kaca, dan karang-karang yang terlihat seperti dekat sekali.

"Ibaratkan lautan ini tinta ya rene, gak bakalan cukup untuk menuliskan kata-kata Cinta untukmu" seulgi berkata.

Irene tertawa lagi, dia mah udah kebal sama gombalan seulgi, dan sedikit fakta untukmu,

Irene gak pernah baper.

Karna ia selalu menganggap seulgi hanya bercanda, disaat seulgi sangat serius dengan perkataannya.

Mereka hanya sebentar disana, lalu langsung pergi lagi ke Bali. Mereka menikmati pantai yang Indah, yang berada di Bali.

Mereka juga melihat adat budaya yang terdapat dibali, membeli beberapa pakaian, makanan, dan cinderamata.

Lalu mereka pun pergi lagi ke disneyland.

Mereka menikmati semua wahana yang ada disana. Dan telinga seulgi nyaris tuli karna irene berteriak tepar ditelinganya saat mereka menaiki wahana yang menyeramkan.

Dan terakhir, mereka menaiki bianglala.

"Rene, kamu tau gak?  Bianglala itu ternyata artinya pelangi loh"
"Oh ya?"
"Iya, aku baru baca kemarin."
"Baru tau aku"
"Sama"

Seulgi melihat-lihat kearah bawa, dan memotret pemandangan saat mereka diatas. Dan irene hanya memperhatikan seulgi saja, tentu saja, dia bahkan berpegangan erat pada seulgi.

Dia takut ketinggian. Tapi dia merasa aman, karna ia bersama seulgi.

Mereka pun akhirnya pulang, dan saat itu tepat sehari sebelum Natal.

Mereka membeli hadiah untuk masing-masing, dan berencana untuk merayakannya bersama. Lagipula ibu irene masih ingin menyendiri.

Jadi besoknya, saat pagi Natal, mereka bertukar hadiah, lalu mereka menghabiskan Natal bersama.

Saat mulai malam, mereka mendatangi wish tree, dan mengucapkan permohonan mereka masing-masing.

"Rene, permohonan kamu apa?"
"Hmmm.. Aku berharap,aku bisa merayakan Natal berikutnya bersama bogum. Kamu?"

Seulgi tersenyum. "Aku berharap..tidak merayakan Natal berikutnya bersamamu" ucapnya sembari tersenyum.

Irene pun tersenyum balik, lalu bersiap-siap untuk tidur. Seulgi masih berada di depan pohon cemara, yang mereka hias bersama kemarin malam, dengam penuh tawa.

Jika Natal berikutnya irene ingin merayakannya bersama bogum, seulgi ya jelas tidak mau mengganggu. Makannya ia berharap agar tidak merayakan Natal berikutnya bersama irene, karna itu akan sakit sekali.


Tbc, author lagi baper gegara ff sebelah. Baper. Pake banget. Sip

its just my feelings,its okay (√)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang