Bulan Mei
Sebagian waktuku, ku habiskan untuk kerja paruh waktu. Aku memiliki dua pekerjaan, sepulang sekolah aku bekerja di sebuah coffee shop terkadang aku menggantikan teman ku bekerja di restoran ayam goreng bagian pesan antar.
Kebetulan hari ini aku pulang larut malam, Aku memutuskan untuk lembur, lagipula besok libur jadi aku tidak perlu bangun pagi.
🌜
Waktu sudah menunjukkan jam setengah 12 malam ketika aku dan teman kerja ku berpisah di depan coffe shop. Kami pulang dengan arah yang berbeda, aku ingin berjalan menuju halte tapi ku fikir aku sudah ketinggalan bus terakhirku.
Ku putuskan untuk berjalan kaki, lagipula tidak terlalu jauh jika aku memotong jalan. Malam ini cukup cerah, memasuki bulan mei ku rasa sudah memasuki musim panas. Aku bersyukur karena bulan bersinar cukup terang. Aku melintasi sebuah taman bermain yang sudah sepi.
Aku berjalan dengan langkah lebar melewati setapak kecil yang membelah taman. Aku melompati parit kecil, aku tidak mau repot repot mencari letak jembatannya dimana. Hanya suara jangkrik dan gemericik air di parit yang menemani langkahku.
Perasaanku sedikit tidak nyaman ditempat ini. Ketika siang hari taman bermain ini selalu ramai dan tidak se sepi ini, sesekali aku menengok kebelakang, aku sedikit was was karena akhir akhir ini ku dengar daerah ini sedang tidak aman jika malam hari. Harusnya aku tadi menginap di rumah temanku saja.
Aku memutuskan untuk berlari, ku hentikan langkah ku tiba tiba aku merasa ada sesuatu yang terjadi di balik pohon kersen yang berada tepat di sampingku.
Aku mendengar suara seseorang yang sedang batuk, ku rasa itu hanya suara angin atau apa. Aku berusaha tidak menghiraukan hal tersebut tetapi rasa penasaranku lebih besar jadi aku memberanikan diri untuk mendekat ke arah pohon.
Aku menyentuh permukaan pohon tersebut, aku mengintip mencari tahu apa yang ada di balik pohon itu. Aku melihat sepasang kaki, ku rasa ada seseorang yang sedang bersandar di pohon tersebut.
Oh...tidak !!! Ada seseorang yang sedang sekarat, fikirku. Aku baru saja menyesali keputusanku, seharusnya aku berlari sekencang yang ku bisa.
Aku sempat ragu sejenak haruskah aku menolongnya. Ku putuskan untuk mendekatinya, ku harap dia bisa bertahan.
" Permisi kau bisa dengar aku? Bertahanlah aku akan memanggil bantuan " aku menggoyangkan bahu nya dengan panik, aku segera mengeluarkan ponselku untuk memanggil bantuan.
Pria itu mengangkat jari telunjuknya mengisyaratkanku untuk diam, aku terkejut ternyata dia masih sadar.
" Kau terluka? Apa yang terjadi padamu?" Pria itu membekap mulutku dengan rapat, aku berusaha melepaskan diri dengan meronta tetapi tenagaku tidak sebanding dengan kekuatannya. Dia cukup kuat untuk ukuran seseorang yang sedang terluka.
" Diam, aku bukan orang jahat " bisiknya tepat di telingaku.
Aku sedikit tenang mendengar kalimat yang dia katakan, tapi apakah aku harus percaya. Bisa saja dia berbohong, " berjanjilah untuk diam lalu akan kulepaskan?"
Aku mengangguk menyatakan persetujuan, dia melepaskan tangannya yang beberapa waktu lalu membekap mulut ku rapat.
Aku mendengar suara langkah kaki mendekat, ku lihat dia panik. Dia merapatkan tubuhnya ke arah pohon, dia menarik tubuhku untuk merapat bersamanya.
Jantungku ikut berpacu karena ketakutan, aku mendengar gemeretak ranting patah terinjak. Tubuhku menegang keringatku bercucuran membasahi pelipisku. Aku tidak tahu, aku baru saja terlibat dalam masalah apa.
Aku memejamkan mataku, dia memeluk ku bertepatan dengan suara hantaman. Sesuatu telah menghantam tubuhnya hantamannya membuatku hampir tersungkur walaupun aku tidak benar benar terkena karena dia menahan pukulan itu dengan tubuhnya.