" ku dengar tadi malam kau hampir celaka? Siapa yang kau tolong? dia masih hidup? Harusnya kau ikut pulang kerumahku saja tadi malam, aku menyesal membiarkanmu pulang sendirian " Gaeun temanku tidak henti hentinya bertanya pada ku tentang kejadian semalam, dia fikir hal itu keren. Dia hanya tidak tahu rasanya hampir mati ketakutan.
" Aku tidak beruntung tadi malam, tapi aku ketakutan sekali. Aku hampir mati "
" Benarkah? Wahhh....kau terluka? " Gaeun tidak henti hentinya menyedot minuman yang ada di depannya, dia memang menyukai soda.
" Untungnya penjahat itu lari sebelum terjadi apa apa padaku "
" Kau beruntung, tapi kau memar " Gaeun menekan tanganku yang terlihat membiru.
" Yaa!! Sakit tau "
" Sorry...lalu bagaimana keadaan orang yang kau tolong? "
" Dia baik baik saja, ku rasa dia orang yang cukup kuat "
" Dia tampan?" Gaeun memang selalu penasaran
" Siapa? Pria itu" belum juga aku menjawab, Gaeun sudah penasaran dengan hal lain
" Wahh....kau ini...bagaimana aku bisa tau, malam itu gelap sekali. Lagipula daripada memikirkan tampan atau tidaknya dia, aku lebih memilih untuk memperdulikan nyawa ku "
" Kau beruntung, untunglah kau baik baik saja. Lebih baik kau pulang setelah lulus, hidup dirumah lebih nyaman daripada kau sendiri disini " Gaeun mengatakan hal yang sudah berkali kali dia katakan, sampai aku hafal betul setiap kata yang terucap bahkan aku hafal intonasi nya.
🌜
Pria yang terluka malam itu, sedang duduk menikmati kopi di sebuah kafe. Dia sesekali tersenyum sambil melihat sebuah kartu identitas yang sedari tadi menjadi titik fokusnya.
" Taeyong ah kau sudah sembuh? " Tanya seorang pria yang baru saja datang.
" Aku baik baik saja"
" Lalu bagaimana? pelakunya sudah tertangkap?" Tanya pria itu dengan penasaran
" Aku tidak tahu aku malas memikirkan hal itu. Ku rasa pelakunya tidak memiliki motif tertentu, dia menyerang korbannya secara acak. Dan dia tidak mengambil barang barangku, akhir akhir ini banyak orang gila"
" Kau yakin dia tidak dendam padamu? Kau kan juga tidak terlalu baik. Mulai sekarang perbaiki sikapmu, jangan sering berkelahi"
" Entahlah aku tidak yakin, tapi ku rasa itu hanya kebetulan. Lagipula mungkin aku harus pindah rumah lagi, kau tau Ayah ku "
" Kau ini, Berterimahkasihlah pada wanita itu, dia telah menyelamatkan nyawamu "
" arayo....aku juga akan melakukannya "
" memang kau tau dia dimana ?"
" Aku tau namanya, aku tau dia kuliah dimana "
" Secepat itu?"
Taeyong menunjukan kartu identitas yang sedari tadi dibawanya, " bukankah ini sebuah kebetulan? Dia satu kampus dengan ku "
" Tapi kau tidak kenal dengannya?"
" Aku kan jarang masuk"
" jadi kau akan menemuinya?"
" tentu saja aku harus mengembalikannya dan berterimahkasih padanya, kalau bukan karena dia mana mungkin aku selamat "
" tumben perkataanmu benar, yasudah kembalikan saja dengan benar. Bawakan wanita itu bingkisan atau apalah, karena dia sudah mau repot repot bersaksi di kantor polisi "
" Aku sudah tau" Taeyong menyesap minumannya sambil memicingkan matanya pada sahabatnya.