5. I hate you

60 5 2
                                    

" Dia kenapa sih " gumam Taeyong

Hari itu niatan Taeyong untuk bertemu dengan Ruby gagal.

                    🌜

Pagi hari Taeyong sudah sampai di depan kampus, beberapa hari ini dia mencari tau tentang Ruby. Memang mereka satu kampus tapi berhubung Taeyong jarang masuk mereka tidak pernah ketemu. Taeyong harus segera mengembalikan kartu pelajar milik Ruby, bukan apa apa hanya saja mungkin tidak ada waktu lagi untuk bertemu  Ruby.

Tidak sia sia, saat ini Taeyong  melihat Ruby dari kejauhan sedang berjalan tergesa gesa sampai sesekali hampir menabrak orang.

Ceroboh sekali fikir Taeyong, bagaimanapun juga dia adalah penolongku. Taeyong tersenyum menanti kedatangan Ruby.

                             🌜

Bagaimana dia bisa ada disini? Aku menghentikan langkahku ketika melihat pria yang beberapa hari lalu mengikutiku. Apa dia memang orang jahat? Atau dia berniat menculik ku? Dia tidak akan mendapat apa apa jika menculik ku.

Aku ragu untuk melanjutkan langkahku, aku ingin berbalik tapi tidak mungkin aku membuang buang waktu mengitari kampus. Bagaimana ini, dia berjalan kemari

Aku terpaksa berbalik bersiap berlari, tapi dia memanggilku.

" Ruby "

bagaimana bisa dia tahu namaku, mungkin dia penguntit. Aku menghentikan langkahku dia sudah berada di belakangku.

" berhenti mengikutiku " kata ku takut, tidak di sangka pria itu tertawa terbahak.

" apanya yang lucu?" Kataku

" kau benar benar menganggapku penguntit ya? Aku bukan penguntit, aku ingin mengembalikan sesuatu  "

" mengembalikan sesuatu? Aku tidak pernah meminjamkan apapun padamu "

" yaa!! Kau lucu sekali, kau benar benar tidak tertolong. Biar ku jelaskan pelan pelan, mungkin kita duduk "

" aku tidak ada waktu "

" oke oke, aku hanya ingin mengembalikan ini "

Pria itu membawa kartu pelajarku, aku segera memeriksa ke dalam tas ku.

" bagaimana bisa ada padamu?"

" kau tidak ingat?"

" ingat apa?"

" kau yang menjatuhkannya ketika kau memukuli penjahat di taman "

Aku terkejut ternyata dia Pria yang ku tolong, " kau pria yang terluka itu?"

" iya dan aku selamat berkat kau, terimahkasih aku berhutang budi padamu. Dengan apa aku harus membayarnya?"

" Aku tidak ingin kau membayarnya?" Aku sedikit sebal mendengar pertanyaannya.

" kau kenapa sih? Aku kan hanya bertanya, aku tulus "

" begitupun juga aku, aku dua kali lebih tulus ketika menolongmu. Sudahlah kita anggap impas tidak ada hutang diantara kita dan ku harap ini pertemuan terakhir kita " aku pergi meninggalkan Pria itu, aku hanya tidak terlalu suka dengan gayanya. Ku harap aku tidak pernah bertemu dengannya.

So, It's END?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang