Aku tergesa gesa keluar dari perpustakaan, ku rasa aku bisa terlambat ketempat kerja jika aku tidak mulai berlari. Ku lihat jam tanganku untuk memastikan harus seberapa cepat aku berlari. Hari ini ada tambahan jam pelajaran karena aku sebentar lagi lulus, sebenarnya aku ijin tidak masuk kerja di coffee shop tapi temanku tiba tiba saja memintaku menggantikannya kerja.
Ku rasa masih ada waktu 10 menit lagi, lumayan jika aku bisa sampai lebih cepat. Aku masih bisa minum segelas limun. Kebetulan hari ini matahari sangat terik. Aku membayangkan segarnya limun sambil berlari, aku rasa ada seseorang yang ikut berlari di belakangku. Ku fikir tidak masalah, mungkin dia juga tergesa gesa sepertiku. Setelah melewati dua tikungan aku mulai berfikir jika dia mungkin tidak mengejar waktu, aku mulai berasumsi bahwa dia mengikutiku.
Aku berlari semakin cepat begitu juga dengannya benar dugaanku dia sedang mengikutiku. Sialnya aku, kenapa akhir akhir ini banyak kejadian mengerikan di sekitarku bahkan di siang hari tidak adakah orang yang menyadari bahwa aku sedang dalam bahaya. Aku tersentak ke belakang seseorang menarik tanganku. Aku reflek melepaskan tanganku membuatku hampir jatuh tersungkur jika dia tidak menahan bahu ku.
" kau tidak apa apa?" bagaimana dia bisa berkata begitu, bahkan penyebab aku hampir jatuh juga karena dia.
" tidak aku tidak apa apa " aku melepas tangannya yang masih bertengger di bahu ku
" tapi maaf kau mengejarku?" tanya ku was was, aku menyesali pertanyaanku yang terkesan ceroboh. Di dalam film jika penjahat tertangkap basah mengikuti seseorang maka dia pasti akan menyerang.
" ehh maafkan aku, jangan ganggu aku " aku mundur beberapa langkah sebelum berlari sekuat yang ku bisa menuju tempat kerja.
Aku bersandar di pintu masuk restoran ayam, nafasku nasik turun kelelahan. Sesekali aku menengok kebelakang untuk memastikan tidak ada orang yang mengikutiku, aku menyeka keringatku dan menutuskan untuk masuk. Seperti yang sudah ku duga banyak pesanan yang harus ku antar bahkan aku hanya terlambat tidak lebih dari sepuluh menit.
Aku bisa mengendarai sepeda motor jadi ketika aku harus mengantar ketempat yang jauh aku tidak khawatir mengenai transportasi, jika hanya mengantar ke block yang ada di sekitar aku biasa berlari, lariku lumayan cepat walaupun aku hanya menggantikan temanku ku pastikan pelangganku tidak kecewa.
Aku tidak menyesal aku terkadang bersyukur, aku bersyukur sampai menangis. Terkadang aku menghabiskan sisa waktuku sebelum pulang sambil makan ramen dan onigiri di depan minimarket. Aku selalu mampir di minimarket yang berada dua block dari tempat tinggalku untuk sekedar makan malam dan membeli beberapa koyo yang sering ku tempel di betisku. Aku berani bertaruh semua rasa onigiri di mininarket itu sudah pernah ku coba.