8. again

5 0 0
                                    

Aku membenarkan letak nametag ku genap satu minggu aku bekerja disini, rasanya menyenangkan. Tidak jauh beda seperti di kota, disini tentu saja lebih baik. Tidak ada yang mengalahkan keramahan orang orang desa, aku menyukainya.

Aku melihat jam tanganku, sebentar lagi waktunya pulang. Tidak ada shift malam itu yang terpenting, kuanggap liburan yang menyenangkan.

Aku berjalan pulang menuju rumah setelah memastikan bahwa aku mengunci minimarket, Aku harusnya membawa sepeda milik Ayah ku, jalan tampak menyeramkan di malam hari apalagi ini bukan di kota.

🍀

Aku memasukkan kunci ke dalam saku ku ketika seseorang terlempar menabrak kursi yang ada di depan mini market. Jantungku hampir copot, " yaa!! Apa apaan ini " teriak ku. Aku reflek karena mereka bisa merusak kursinya.

Aku melihat pria dengan lebam di wajahnya, aku merasa tidak asing dengannya.

Aku tidak mau tahu dia siapa yang jelas aku harus menolongnya," jika kalian tidak pergi aku akan teriak. Aku serius, akan ku hitung sampai tiga. Satu...dua.... Aku tidak main main "

Aku pasrah jika di hitungan ketiga mereka tidak pergi, anggap saja aku bunuh diri. Aku merasa lega ketika aku hampir sampai hitungan ketiga mereka memilih pergi meninggalkan pria itu dengan gusar.

Aku tertunduk lesu, jantungku hampir lepas. Aku menepuk nepuk dadaku berusaha menenangkan diri.

" annyeong chinguya?" kata pria itu sambil tersenyum

Aku tidak bisa berkata apa apa, bagaimana bisa dia sampai disini.

🍀

" apa yang kau lakukan disini?"

" aku?sedang berlibur saja. Rumah Bibiku ada di sekitar sini, memang dia jarang di rumah tapi aku sering kesini "

" kau serius tidak mengikutiku kan?"

" kau bercanda "

" terlalu janggal untuk disebut kebetulan, takdir tidak semudah itu yang ku tau "

" pasti hidupmu kurang beruntung ya?kau selalu curiga pada orang lain. Jika kau teruskan tidak baik "

" aku cuma berfikir realistis kok, lagipula kenapa kau selalu berkelahi ?"

" mereka memang selalu mencari gara gara, ketika mereka tahu aku kesini pasti selalu memukuliku. Anggap saja salam sambutan "

" kau gila, kau aneh "

" memangnya kenapa? "

" aku tidak suka kekerasan, kenapa kau masih disini? Pulang sana, rumahku sudah dekat "

" aku hanya ingin mengantarmu saja "

" terserah, yang jelas selama disini jaga jarak dariku "

" kau tidak takut hantu?"

" aku lebih takut padamu " aku pergi meninggalkan pria aneh itu. Aku yakin seratus persen dia memang tidak normal.

So, It's END?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang