Perdana di SMA

16 2 0
                                    

Mos...
Aku benci MOS. Kurasa itu tidak berguna dan membuang-buang waktu saja. Tidak setelah aku melihat dia, dia seniorku, dua tahun diatasku, dia yang dulu mengakuiku sebagai pacarnya (masa itu ketika aku kelas 7 tahun 2012-2013) dia mengakui itu sesuka hatinya tanpa aku tau, orang² selalu menyangka apa yang ia katakan itu benar adanya, padahal tidak sama sekali. Tapi endingnya aku jadi suka dia (ups).

Aku gugus 1 dengan tiga senior yang membimbing, satu cewek dan dua cowok, yang satu pendiam, yang satu kaya cacing kepanasan (tapi gapapa lah membuat suasana menjadi lebih heboh).

Setelah MOS usai, gugus berubah jadi kelas, kelas dibagi sesuai jurusan, aku dapat jurusan Mipa di kelas X Mipa 2 bersama teman kecilku, aku memanggilnya Pipa (bukan pipa paralon). Orang lain biasa memanggilnya Salmi lalu secara entah-berantah namanya ditransformasi menjadi Sunim (kaya nama Korea gak si?).
Dikelas baru aku mendapati 32 teman yang sekelas denganku. Wajah² itu tampak asing bagiku, kecuali Sunim teman kecilku, Nando teman sekelasku di kelas 9, Fani teman sekelasku di kelas 8, Ferisca teman sekelasku di kelas 3-6 SD, Satria musuh yang satu kelas denganku sejak TK sampai tamat SD, syukur alhamdulillah dia sekarang telah berubah dan tidak lagi menjadi musuhku.
27 teman baru yang aku tidak mengetahui nama mereka sebelum satu per satu dari mereka termasuk aku, memperkenalkan diri di depan kelas.

Setelah beberapa hari sekolah aku mendapati satu orang yang berasal dari maninjau sama seperti ayahku (yeay) dia Amel, ia refleks menelfon ayahnya untuk menanyakan apakah ayahnya mengenal ayahku, ternyata ayahnya ragu, ah biarkan-lah. Kami menjadi dekat setelah mengetahui itu. Dia kenal juga dengan Aldi teman SD-ku yang satu pesantren dengannya di Parabek. Aldi? Anak itu suka sekali berimajinasi dengan gambar² actionnya yang tidak aku mengerti.

Ada lagi, Dini namanya. Orang bilang aku dan Dini kembar (padahal gak) kembar apasih? Gak ngerti, mirip juga engga. Ada sih sama, Dini suka fisika aku juga. Bedanya, dia sampai sekarang suka fisika sedangakan aku, jadi anti fisika sejak naik ke kelas sebelas.

Author : Fisika itu jadi beda, gak kaya dulu lagi. Aku gak suka.

Balik ke cerita.

Nah, kalo Giva. Giva ini seumuran adik aku Ica. Dari hari, tanggal, bulan, sampai tahun kelahiranya samaan. Gak kebayang kalo mereka ngomong pakai kakak adek padahal seumuran.

Harus cerita semuanya ya? Gak kan? Syukurlah, aku juga lupa. Apalagi ya? Oya, gue kaku kalo pake aku kamu tukar aja ya, gapapa kan ya?

Dulu gue coba masuk semua organisasi kecuali Pasusbra, FSI dan Pramuka. Organisasi apa aja gue coba. Kecuali ISOC, yang gue gagal tes. Palingan satu dua atau tiga kali ikut forum setelah itu gue mengundurkan diri, tinggal dua organisasi STG dan IMEC yang sekarang gue gak ingin lepasin begitu aja, tapi begitu orang tua gue gak memberi izin untuk camp, gue jadi mundur dan keluar dari STG. Apa guna gue di organisasi itu, camp aja gak dibolehin, apalagi mendaki? Ya kan. Padahal yang gue sangat² ingin adalah STG, salah satu alasan gue ingin masuk STG adalah gue dari SD pengen jadi pendaki, ternyata bukan ini jalannya. (Gue bisa apa?)

Author : Keinginan gue mendaki gunung akhirnya kesamapaian tanggal 26 November 2016 Di Gunung Marapi, Sumbar.

Kelas 10 gue punya sepuluh teman cewek yang sekarang terbagi di beberapa kelas :
XI,XII Mipa 1 : Dini
XI,XII Mipa 2 : Giva, Nadia
XI,XII Mipa 3 : Qorri, Zahara (amak)
XI,XII Mipa 4 : Amel, Ferisca, Sunim, Shinta
XI,XII Mipa 5 : Vania (satu kelas dengan gue)
Karna terpisah kita jadi jarang main bareng lagi. Sedih..

Pisah kelas aja jadi gini. Gimana nanti kalo kuliah?

Sedih😳

*curhat gjls :v

Madu QuotesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang