Fak

15 1 0
                                    

Kamu, aku rindu kamu. Kamu temanku!
Dulu, ingin kita melangkah bersama memasuki gerbang SMA 3 sebagai siswa-siswi baru disana, tapi takdir berkata lain, kini aku bersekolah di sekolah itu, aku telah mewujudkan satu mimpi kita tetapi dengan penyesalan karena aku mewujudkan mimpi itu tanpa kamu.
Aku tidak tahu mengapa kita bisa sedekat itu dulu, kamu menceritakan semua rahasiamu hanya kepadaku yang sampai saat ini masih tersimpan dengan aman meski kamu pernah membuat ku kecewa di bulan Juli 2015 itu, aku masih ingat dengan jelas semua itu yang menjadikan kita renggang seperti saat ini.
Aku pernah berjanji untuk tidak menangisi semua hal yang menyangkut kamu, tapi dihari lalu aku menghianati janji ku sendiri dengan menangis saat seorang yg dulu pernah berada diantara kita mengenang kenangan antara aku dan kamu, dia mengingatkan aku yang berusaha melupakan kamu, menjadikan aku teringat semuanya bagaimana aku bagaimana kamu bagaimana kita dimasa lampau, yang selalu beralasan jika malas pergi belajar, kamu yang selalu meminta aku untuk memintakan izin kepada guru kita sehingga teman lain menyangka aku dan kamu memiliki hubungan lebih dari sekedar teman dekat, apa kamu tau? Guru kita pernah bertanya kepadaku apakah kita benar-benar pacaran atau tidak, aku menjawab sejujurnya, tetapi itu tidak membuat guru kita percaya, ia percaya dengan apa yang ia yakini bahwa kita memang pacaran.
Aku juga ingat saat aku ataupun kamu selalu menyalahkan diri karna menjadi anak pertama yang selalu disalahkan orang tua atau siapapun.
Dan aku ingat saat pertama kamu memakai baju warna merah jadi orang baru yang tiba² memilih untuk duduk di samping aku yg juga memakai baju (jaket) yang warnanya sama seperti bajumu, kamu tampak lugu saat itu dan aku tidak menyangka bahwa kamu lebih dari orang yang berani, kamu sangat berani. Tidak lugu sama sekali seperti yang aku kira.
Dulu kamu dan juga aku sama-sama menyenangi baju dengan warna hijau tosca. Aku ingat itu selalu ketika setiap hujan turun dimasa itu.
Kita pernah beranggapan bahwa peraturan hanyalah tulisan yang diucap atau ditempel untuk menakuti dan mengecutkan mental saja, kamu memerintahkan aku agar tidak mengacuhkan peraturan-peraturan itu, semula aku mengikuti itu tapi belakangan ini aku memutar pola pikir menjadi berbeda hingga sedikit demi sedikit aku mulai mendekati persentase tiga puluh untuk mematuhi segala jenis peraturan. Karena disiplin dibutuhkan sekali untuk mahasiswa, aku akan kuliah, aku senang, aku akan merasakan bagaimana rasanya menjadi anak kampus, akankah realita seindah ekspektasiku? Aku ragu.
Kamu, ingat. Aku sudah memaafkan kamu dari lama, kuharap kita bisa bertemu lagi, sudah lama aku tidak melihatmu, aku rindu kamu menyapaku, menjahiliku, memata-matai aku, membela aku jikalau orang menyalahkanku di saat aku benar, aku juga rindu saat kamu mengajariku matematika di musim TO, tidak terasa hari ini kurang lebih tiga tahun yang lalu saat kita berjumpa di rumah belajar itu, sungguh aku ingin kita seperti dulu.
Maafkan aku yang lebih dahulu menjauhimu.

*curhat :v

Madu QuotesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang