Mencintaimu dengan begitu terlalu aku sedang melakukannya. Terserah kau berpikir apa, aku tidak peduli. Ini benar adanya. Tak perlu juga risau karena aku tidak akan memaksa. Biar ini mengalir sebagaimana mestinya.
Mengendap dan menumpuk dalam hati. Mengumpulkan setiap kepingan percakapan setiap hari. Berharap jumpa meski jauh bayanganmu disana.
Seperti matahari yang aku suka. Perasaan tumbuh begitu saja. Mekar hingga kuat terakar. Tapi ada ruang kosong yang aku biarkan tetap ada. Disana aku simpan segala logika. Tentang kamu yang katanya masih ragu, tidak akan menemukan titik temu. Keyakinanku dan keraguanmu bagaikan dua molekul yang berbeda energi, berbeda derajat suhu. Saling bertumbukan. Hingga menguapkan perasaan.
Menghempaskan mimpi-mimpi. Mengembalikanku pada kenyataan. Berdiri dipersimpangan antara “apakah perasaan ini benar atau salah?”.
Lalu aku biarkan semua menguap. Menjadi awan atau bahkan akan turun hujan. Kembali lagi menjadi genangan perasaan. Begitu terus tanpa henti. Akhirnya aku kembali mencintai.

KAMU SEDANG MEMBACA
Kepada biru
PoetryBiru, aku belajar satu hal menyakitkan tapi tidak bisa aku elakkan. Ialah perasaan. Aku belajar bahwa seingin apapun aku memilikinya, dia tetap tidak bisa aku genggam. Dia terlalu jauh. Bahkan ketika dia tengah hadir menghiburku pun dia tetap terasa...