Happy reading!
"Entahlah, aku pun tidak tahu" katanya. Aku tidak memikirkan itu, aku terus melanjutkan acara makanku sebelum akhirnya sebuah suara mengganggu kegiatanku.
---oOo---
"Ekhm" sebuah suara berat menyetakku. Ternyata itu Troi.
Aku hanya diam mematung sambil menatap lurus kearah sorot matanya yang tajam.Troi berjalan kearah ranjang yang kududuki. Dia mensejajarkan badannya denganku.
Lalu dia menyentuh keningku, refleks aku memundurkan kepalaku namun sebuah tangan besar menahan tengkukku."Untuk apa kau masih disini?" tanyanya.
Aku tidak tahu pertanyaan itu ditujukan untuk siapa, tetapi sorot matanya menatapku dengan intens.
"Rose, apa perlu aku berteriak didepan wajahmu?"
Aku tertegun mendengar perkataannya yang begitu kasar kepada Rose.
"B-baik Sir"Setelah Rose keluar, suasana kembali hening. Ia hanya menatapku tanpa bicara. Aku gugup sekaligus takut ditatap seperti itu.
"Ada apa?" tanyaku takut-takut.
Aku merasa seperti ada yang berbeda dari tatapannya, seperti tatapan menginginkan sesuatu.
"Siapa namamu?"Aku terkejut, mengapa dia bisa tidak mengetahui namaku sedangkan dia sudah berani membawaku ke rumahnya yang notabene orang asing. Aku diam seperkian detik.
"Tuan, jika kau sudah berani membawaku kerumah mu seharusnya kau sudah tahu namaku" jawabku jauh lebih tegas dari sebelumnya.
"Claudya atau Clairine?" jawabnya datar.
"Clairine" jawabku.
"Shit! Mereka salah sasaran" umpatnya.
Setelah mengumpat, dia langsung berdiri dan melangkah keluar kamar dengan membanting pintu. Aku tersentak mendengarnya.Aku hanya duduk termenung memikirkan mengapa aku bisa berada disini dan siapa laki-laki itu. Sepertinya bila dilihat dari wajah dan postur tubuhnya, dia hanya lebih muda beberapa tahun dari Daddy.
---oOo---
Shit! Mereka salah sasaran! Buku-buku jari Troi mengepal karena 'orang-orang'nya telah berhasil memancing emosinya."Robert!" suara Troi menggema diruangan ini.
"Yes Sir" jawab Robert yang sudah mengikuti Troi semenjak Troi keluar dari kamar Clairine.
"Kau tidak mendengar perintahku!" bentak Troi.
"Perintah apa, Sir?"
"Kau! Ku suruh untuk menjemput gadis bernama Claudya!"
"Maaf , bukankah itu Claudya? Saya menjemput gadis seperti ciri-ciri yang Tuan berikan."
"Jadi maksudmu dia telah menjebakku?"
"Sepertinya begitu"
"Shit!" Troi terus mengumpat karena Claudya telah berhasil menjebaknya.
"Sekarang kau bisa keluar dari ruangan ini"
"Baik Sir"Setelah kepergian Robert, Troi terus memikirkan mengapa dia bisa terjebak dengan begitu mudahnya. Harusnya dia memberikan foto Claudya kepada 'orang-orang'nya agar mereka tidak salah orang.
Dia keluar dari ruangan itu dan pergi kekamar yang Clairine tempati.
---oOo--
'Mengapa dia bertanya namaku? Seharusnya jika ia ingin menangkapku dia sudah tahu semua identitasku. Dan lagi, mengapa dia
mengetahui Claudya? Apa mungkin Claudya telah menjebakku agar dia tidak tertangkap dan aku yang berada disini?
Jika sudah seperti ini bagaimana aku bisa kabur? Sepertinya dia bukan orang baik, lagipula banyak penjaga dirumah ini yang membuatku semakin susah untuk kabur' batinku.Saat aku sedang bergeming dengan pikiranku, tiba-tiba pintu terbuka dengan kasar menampakkan Troi yang berjalan sambil menatap tajam kearahku.
Aku berdiri dari duduk ku, dia mencengkram bahuku kuat.
"Kau berani-berani nya menjebakku!" bentaknya didepan wajahku.
"Aku tidak menjebakmu" jawabku tegas namun tidak dengan tubuhku yang bertegar karena tatapannya yang mengintimidasi ku.
"Jangan membohongiku, Jalang!" katanya dengan menekan kata jalang.Air mataku lolos begitu saja. Aku bukan jalang. Aku tidak suka dia mengataiku seperti itu.
Aku terisak, aku sakit saat dia mengatakan bahwa aku jalang.
Dia melepaskan cengkraman nya di bahuku.
Aku langsung meluruh kelantai dan menyembunyikan wajahku diantara kedua kakiku.Aku mendengar suara pintu tertutup. Aku terus terisak, mengapa aku bisa ada disini? Apa yang sebenarnya mereka inginkan?
---oOo--
Troi POV
Apa yang terjadi denganku? Mengapa aku tidak suka melihatnya menangis? Seharusnya tadi aku memberinya hukuman karena sudah berani menjebakku.
Sepertinya dia gadis yang lugu, polos, atau mungkin itu hanya topeng dia saja agar aku kasihan kepadanya?Aku tidak akan termakan oleh tipuannya. Aku tahu ini salah satu cara dia untuk menjebakku agar aku kasihan lalu membebaskan nya begitu saja. Oh tentu saja aku tidak akan membiarkan semua itu terjadi.
Gadis tadi, dia seperti Mia. Dari wajahnya, suaranya, tatapannya mengingatkan ku kepada Mia. Aku tidak boleh jatuh kedalam pesonanya hanya karena dia mirip dengan Mia.
Aku membuka pintu kamarnya perlahan. Tidak ada siapapun disini. Apa mungkin dia kabur? Shit!
Aku berjalan kearah ranjang, dan aku melihat gadis tertidur dengan polosnya. Dia tidak terganggu oleh kehadiranku.
Aku ikut tertidur disampingnya. Dia bergeming dari tidurnya dan menghadap kearah ku. Aku terpaku dengan pemandangan yang berada tepat didepan wajahku. Dia sungguh polos, cantik, aku seperti menatap bidadari. No no, dia lebih cantik dari seorang bidadari.
Aku mengelus pipi mulusnya, lalu tatapanku beralih pada bibir merahnya, yang membuatku ingin melahapnya hingga dia tidak bisa bernafas. Namun kuurungkan niat itu.
Aku terus menatapnya. Tanpa sadar, aku sudah merengkuhnya kedalam pelukanku. Dia bergerak dalam tidurnya, namun hanya sesaat. Setelah itu dia kembali terlelap di dadaku.
Aku menghirup dalam-dalam aroma yang terkuar dari rambutnya. Aromanya seperti candu bagiku, membuatku ingin terus seperti ini.
"Kau milikku" aku membisikkan kata-kata keramat itu. Aku tidak pernah mengatakan seperti itu kepada perempaun lain. Dia sudah membuatku kehilangan akal sehatku.
Aku tidak akan membiarkannya pergi dari sisiku. Dia milikku, selamanya akan menjadi milikku.Aku memejamkan mataku dan ikut terlelap sambil terus memeluknya.
Troi POV end
JANGAN LUPA VOTE AND COMMENT
TBC..
KAMU SEDANG MEMBACA
please be MINE
Romans"Aku memang tidak mencintaimu kemarin atau saat ini, tapi aku akan terus mencintaimu mulai detik ini, esok dan seterusnya." Troi berkata dengan menatap mataku. "Aaaa-aku..." belum sempat aku melanjutkan kata-kata ku dia sudah menarik ku ke dalam ci...