Sudah seminggu sejak kejadian Jennifer sepertinya keadaan kampus sudah sedikit mereda. Orang-orang sudah kembali pada urusannya masing-masing dan Seungkwan sepertinya juga sudah tidak terlalu memikirkan kejadian waktu itu dan setelah kejadian itu juga Seungkwan menjadi mahasiswa yang cukup dikenal oleh penghuni kampus, dia dikenal dengan sebutan gadis mineral.
Seungkwan bertemu Hansol sekali sejak kejadian Hansol menenangkan Seungkwan dan Hansol mengabaikannya. Seungkwan sangat yakin bahwa dia telah melontarkan senyum terbaiknya pada Hansol saat itu, tapi yang Seungkwan dapatkan adalah lirikan tajam dari Hansol dan pemandangan terakhir Seungkwan adalah pundak Hansol yang sangat lebar itu.
"dia mengatakan padaku untuk tidak perlu merasa bersalah, dan sekarang dia mengabaikanku. Apa maksudnya?" Seungkwan berkutat dengan pikiriannya sendiri, menyenderkan dagunya di kedua lututnya dan kedua tangannya melingkari kakinya saling bertautan.
Seungkwan melirik kearah gantungan baju, dia melihat jaket hitam milik Hansol yang sudah dipinjamkannya waktu itu, lalu melihat keatas meja ada sapu tangan berwarna biru yang sudah terlipat rapi
"baiklah aku akan coba menemuinya lagi dengan alasan mengembalikan jaketnya" ya jaketnya saja pikir seungkwan, dia belum rela melepas barang pertama yang diberikan Hansol untuknya
Seungkwan baru berani untuk menemui Hansol beberapa hari setelah rencananya muncul, kemarin-kemarin dia belum cukup berani. Alih-alih menemui, Seungkwan malah berusaha menghindari untuk berpapasan dengan Hansol.
Bahkan Seungkwan pernah rela mengorbankan jam istirahatnya yang hanya sekali untuk tidak pergi ke kantin karena pada saat Seungkwan ingin kekantin dia melihat Hansol duduk persis menghadap untuk memasuki kantin. Alhasil seungkwan putar balik dan menahan lapar seharian penuh.
Jaket hansol sudah terlipat rapi dan juga wangi didalam box berwarna hijau tosca dan ada hiasan pita diatasnya. Seungkwan menarik nafas panjang mempersiapkan dirinya dan dengan mantap melangkah menuju kelas hansol. Dia sudah menanyakan seokmin bahwa hari ini mereka ada kelas bersama pukul 09.00 pagi dan selesai pada pukul 12.00 siang.
Seungkwan menyimpan box jaket Hansol di sebuah paper bag, seungkwan tidak bodoh untuk membawa kotak seperti kado menuju kelas Hansol secara terang-terangan.
Setelah memastikan kelas tidak terlalu ramai dan beberapa anak sudah keluar ruangan, Seungkwan masuk dan mencari-cari sosok Hansol. Hansol duduk dipojokan kelas dengan kepala terbenam diantara kedua tangannya di meja.
"permisi Hansol-ssi, maaf sudah mengganggu mu" Seungkwan menyapa Hansol pelan.
Hansol mendongak dan melihat Seungkwan berdiri dihadapannya. Hansol tampak sedikit tertegun melihat Seungkwan yang ternyata telah memanggilnya, lalu setelah itu kembali membenamkan kepalanya diantara kedua tangannya.
"maaf jika aku membangunkanmu, aku hanya ingin mengembalikan jaket yang sudah kamu pinjamkan padaku tempo hari" jantung Seungkwan berdegup cepat saat ini
Hansol kembali mengangkat kepalanya dan menarik nafas panjang.
"kau boleh membuangnya, Karena aku tidak membutuhkan itu" jawab hansol sarkas dan pergi meninggalkan Seungkwan
Hansol berhenti sejenak lalu membalikkan badan untuk melihat Seungkwan, setelah itu benar-benar pergi meninggalkan Seungkwan.
Tatapan Hansol untuk Seungkwan tadi, hanya Hansol dan Tuhan yang mengerti apa maksudnya.
Seungkwan terduduk lemas di bangku miik Hansol, pandangannya nanar, hatinya sakit, matanya berkaca-kaca.
2 minggu yang lalu
KAMU SEDANG MEMBACA
Adore U [VERKWAN]
Fanfic(SLOW UPDATE) Dingin, dia terlalu dingin. Tapi seungkwan mencintainya. Sangat mencintainya. Gender Switch