Chapter 4 Hello (2)

317 35 0
                                    


Seungkwan berjalan menuju kelasnya setelah selesai makan di kantin bersama seokmin, tanpa sengaja dua pasang mata seungkwan melihat Hansol yang saat ini berada 50 meter didepannya berjalan berlawanan arah dengan Seungkwan. Jantung Seungkwan kembali berulah, detakannya benar-benar dirasa tidak normal, mata Seungkwan tidak berkedip dan dia mempersiapkan diri untuk berpapasan dengan Hansol. Tapi siapa yang menyangka kalau Hansol berbelok memasuki ruangan basket,yang mana membuat rasa penasaran seungkwan meningkat drastis.

"apa yang dilakukan hansol di ruang basket?" pikir Seungkwan sambil mengendap-endap memasuki ruangan basket dan matanya mencari-cari Hansol memastikan bahwa dirinya saat ini berada ditempat yag tidak akan terlihat oleh Hansol.

Seketika seungkwan ingat kalau tim basket hari ini akan merekrut anggota baru. Seungkwan memperhatikan Hansol dari jauh. Dia melihat Hansol sedang bercakap-cakap dengan pria kurus yang sedikit lebih tinggi dari hansol. Seungkwan berpikir pasti dialah kapten tim basket.

"kenapa kapten tim basket itu terlihat tidak asing" batin Seungkwan.

Seungkwan memicingkan kedua matanya untuk memperjelas penglihatannya dan semakin yakin kalau dia mengenali kapten tim basket itu sampai pada akhirnya pandangannya tiba-tiba terasa gelap, kepalanya terasa berat dan semuanya menghitam.

Hansol yang sebenarnya menyadari kehadiran Seungkwan sedari awal langsung berlalari menuju arah seungkwan yang terkena lemparan bola basket dari salah satu anggota tim basket yang sedang bercanda bersama temannya.

Hansol langsung membopong seungkwan. Dari raut wajahnya Hansol terlihat sangat khawatir terhadap seungkwan yang saat ini tidak sadarkan diri.

"kau sebaiknya mengurus anggotamu lebih baik lagi Kim Mingyu" hansol meneriaki orang yang dikira seungkwan adalah kapten tim basket dan ternyata dia adalah Kim Mingyu.

Mingyu hanya bisa menatap Hansol yang membopong Seungkwan keluar dari ruangan dan kemudia berteriak tidak jelas melampiaskan seluruh amarahnya. Dia marah pada Hansol yang menolak tawarannya untuk bermain di tim basketnya dan dia marah pada Hansol yang sudah berani-berani menggendong wanitanya.

***

Hansol yang masih membopong Seungkwan berjalan cepat menuju klinik kampus. Disepanjang koridor kampus Hansol tidak berhenti memanggil Seungkwan yang sampai saat ini masih tidak sadarkan diri. Dia benar-benar tidak perduli dengan beberapa pasang mata yang melihat Hansol sedang membopong Seungkwan termasuk Jennifer.

"kwann-ah kau baik-baik saja? Bagaimana kepalamu, apakah masih sakit? Kau tau siapa aku kan?" melihat seungkwan membuka matanya Hansol langsung memberondongi Seungkwan dengan berbagai pertanyaan.

Seungkwan memegang kepalanya sambil mengernyit karena masih terasa sedikit pusing dan kejadian kepalanya dihantam keras oleh bola basket kembali menghampirinya.

Melihat ekspresi khawatir Hansol, seungkwan merasa sangat bahagia saat itu, dan berencana ingin sedikit mengerjai Hansol yang sudah mengabaikannya.

"aku dimana? Dan kau siapa? Kenapa aku ada disini bersamamu?" seungkwan memulai aktingnya dengan sangat baik, seungkwan bahkan mencoba untuk duduk dan kemudian berpura-pura sakit kembali agar Hansol bisa memperhatikannya

"aww, kepala ku pusing sekali"

Hansol yang termakan akan tipuan seungkwan langsung memegang kedua bahu seungkwan dan kembali menidurkan seungkwan di bed klinik.

"kwann-ah kau benar-benar tidak mengingatku? Ini aku Hansol" Hansol yang terlihat sangat khawatir lagsung berdiri berniat untuk memanggil petugas klinik yang berjaga.

"kau ingin kemana?" seungkwan menangkap tangan hansol dan membuat hansol langsung memusatkan seluruh perhatiannya pada seungkwan

"aku tidak apa-apa Hansol-ssi, aku masih mengingat jelas bahwa kau sudah memperlakukanku dengan buruk kemarin" seungkwan memberikan senyum liciknya karena berhasil mengerjai Hansol.

Hansol yang mengetahui bahwa seungkwan tidak apa-apa langsung terduduk lemas dikursinya dan kemudian memegang tangan seungkwan lembut

"kau benar-benar tidak apa-apa kwan-ah?" hansol menatap seungkwan lembut dan masih terlihat sangat khawatir. Hansol benar-benar menyalahkan dirinya atas kejadian tadi. Kalau saja dia tidak menemui Mingyu, seungkwan tidak akan mungkin terkena bola basket

Senyuman licik seungkwan langsung menghilang digantikan oleh raut wajah gugup karena seorang Hansol saat ini sedang memegang tangannya. Ingin rasanya seungkwan berteriak saat ini juga.

"yaaa Choi Hansol, kau bisa membuat seungkwan meleleh kalau kau terus menatapnya seperti itu terus" terdengar suara Seokmin dari belakang yang membuat suasana benar-benar langsung berubah dan membuat hansol melepaskan genggamannya untuk seungkwan.

"seungkwannie kau tidak apa-apa kan sayangku? Kenapa kau bisa pingsan hanya karena bola basket? Aku malah khawatir terhadap bola basket kampus yang mahal itu. Apa bola basketnya tidak rusak karena terkena kepalamu yang sangat keras?" Seokmin terkekeh karena candaannya sendiri

"teman macam apa kau bisa-bisanya menertawakan temannya yang sedang terkena musibah" gerutu seungkwan sambil sedikit memonyongkan bibirnya yang kemudian diikuti oleh tawa hansol dan juga seokmin.

"Hansol-ah apa lenganmu saat ini baik-baik saja?" tanya seokmin to the point

"tanganku baik-baik saja? Yang terkena bola seungkwan bukan aku, so im totally fine, why?"

"Seungkwan kan sangat berat Hansol-ah, dan kau menggendongnya dari ruangan basket sampai ke sini dan jaraknya lumayan." Seokmin kembali tertawa karena berhasil membuat malu sahabatnya sendiri

Seungkwan benar-benar sangat malu atas kelakuan seokmin."yaa Lee Seokmin awas saja kau nanti" teriak seungkwan

"kalian berdua lanjutkan candaan kalian, tapi aku harus pergi karena masih ada urusan lain. Cepat sembuh kwan" hansol mengacak poni seungkwan lembut dan kemudian pergi meninggalkan seokmin dan juga seungkwan.

"kwannie kau tidak apa-apa kan?" tanpa ancang-ancang mingyu langsung memasuki ruangan tempat seungkwan saat ini berbaring yang ditemani oleh seokmin.

Seungkwan dan Seokmin membelalakkan matanya terkejut "apa yang sunbae lakukan disini?" tanya Seungkwan dan Seokmin serentak setelah melihat seorang laki-laki bertubuh kurus dan juga tinggi yang mereka kenal sebagai sunbae nya saat SMA.

TBC-

jangan lupa vomment nya yaa

maaf kalau ada typo sana-sini

Adore U [VERKWAN]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang