Chapter 2 : Firasat Mimpi yang mengerikan

49 8 0
                                    

"Waw!! Sepertinya buah itu enak!! Ayo kita ambil!! Stev , Var cepat panjat pohon nya." Kata Kim.

"Haa? Kok malah aku? Yang lapar siapa? Kau kan? Ya udah , jadi kau aja yang ambil buah itu." Kata Var protes sedangkan Stev sedang memanjat pohon untuk mengambil buah nya.

"Sudahlah , terima aja nasib mu." Kata Kim.
"Haah..Ya Sudahlah." Var pasrah dan kemudian memanjat menyusul Stev yang sudah berada di puncak pohon.

"Hey , ambil yang itu!! Yang itu warnanya cerah. Pasti rasanya enak!!" Seru Kii dari bawah pohon.

"Kalau dipikir - pikir , Kii kayaknya hampir mirip dengan Stev deh." Gumam Yuui sambil memegang dagu nya.
"Eh? Mirip bagaimana? Jelas - jelas kita ini beda kok." Ucap Kii yang tidak setuju dengan ucapan Yuui.

"Mmm.. mirip sifatnya. Kalian sama - sama suka makan. Benar kan? Tapi hati - hati loh Kii. Nanti kau bisa jadi gendut. Dan jika kau gendut.... kau mungkin tidak akan mampu mengangkat pedang mu sendiri. Hahaha..." Tawa Yuui dan disusul oleh jitakan dari Kii.

'CTTAAKK'
"Hahaha.. Mungkin saja Yuui. Tapi jangan pernah meremehkan aku yaa.." Kata Kii dengan aura membunuhnya yang sanggup membuat sang leader terdiam.

"Ya , apapun itu lebih baik kalian berdua cepat makan buah nya sebelum habis. Kelihatan nya itu akan habis oleh mereka. "Kata Rin sambil menunjuk Kim , Stev , dan Var.
"Ya , lihat mereka makan dengan lahap sekali. Aku gak yakin kalau semua buah itu cukup untuk kita semua." Kata Pii.

"Ehh!! Apa!!? Mereka makan duluan?!! Hey itu gak adil. Kenapa kalian makan duluan? Kami juga lapar..." Kata Kii sambil mengeluarkan air mata buaya nya.

"Adil kok. Kan kami yang mengambil buahnya , jadi kami duluan yang memakan buahnya. " Kata Kim yang tangannya tidak lepas dari sepotong buah itu.

"Heee!! Kau dapat teori itu darimana? Aku selama ini gak tau dengan teori itu." Kata Stev terkejut.

"Hehe.. dari Kamus karya Riyato Kim halaman 1001. Keren kan???" Jawab Kim sambil memegang kamus yang ia dapat entah darimana.

"Hee.. Aku baru tahu." Stev memegang dagu nya.

"Sudahlah. Ayo makan. Kalau buahnya habis , kan bisa diambil lagi." Kata Rin.
"Ya ,ya." Ucap Pii pasrah.

Mereka semua makan buah tersebut dengan gembira yang diselingi dengan candaan antara Kim dan Stev. Tapi , sepertinya kegembiraan yang mereka rasakan tidak berlangsung lama. Tak jauh dari tempat mereka bersantai , terlihat lah kerumunan warga di depan papan pengumuman kerajaan.

"Lho , lho? Ada apa disana? Apa ada pengumuman dari Sang Raja?" Tanya Rin kebingungan.

"Hmm .. sepertinya iya. Tapi , pengumuman seperti apa ya?" Gumam Var.

Yuui berserta keempat teman setim nya terdiam sambil melihat kerumunan warga dengan mata tajam.

"Apakah , Ardency merencanakan sesuatu lagi?" Batin Yuui bertanya - tanya.

Yuui dan keempat teman setim nya saling bertatapan kemudian mengangguk seolah - olah mereka berbicara secara telepati.

"Kami akan kesana. Rin , Var kalian sebaiknya tunggu disini saja. Aku rasa , Ardency merencanakan sesuatu lagi." Kata Yuui sambil berdiri.

"Ba , baiklah. Kami akan menunggu kalian disini."Kata Rin.

"Kalau begitu , hati - hati ya." Ucap Var.
"Ya , tentu saja." Jawab Yuui.

Yuui dan keempat teman setim nya pergi menuju kerumunan warga tersebut meninggalkan Rin dan Var di bawah pohon.

"Entah ini perasaan ku saja atau bukan. Tapi kerumunan warga tersebut , pengumuman dari Sang Raja itu seperti awal dari sebuah bencana besar." Gumam Rin.

The Warrior 🌟Stars🌟Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang