Kalau Nancy ditanya sejak kapan ia mulai suka Woojin, ia pasti lupa kapan tepatnya.
Kalau ditanya apa yang membuat ia suka Woojin, pasti nggak bakal nemu jawabannya.
Semuanya ngalir gitu aja. Ia adalah murid pindahan waktu umur 8 tahun, 10 tahun lalu.
Woojin adalah teman sebangkunya yang saat ia datang sok anteng, sok pendiem, tapi asik dengan teman-temannya yang lain.
Iya, dulu Woojin pemalu sebelum negara api menyerang dan berubah jadi malu-maluin.
"Lo suka Guanlin? Katanya dulu nggak mau."
Tapi sejak dulu sampai sekarang, ngeselinnya masih sama.
"Lo ke sini malem-malem cuma mau nanya ini?"
Gimana Nancy nggak tambah kesal. Udah nggak peka malah makin ngelantur.
"Cowok sekelas gue yang paling ganteng itu Guanlin."
"Terus?"
"Berarti lo naksir Guanlin."
"Ngarang!"
Teori dari mana itu kalau naksir harus ke yang paling ganteng di kelas.
Iya, Lai Guanlin ganteng banget tapi Park Woojin lebih manis. Lai Guanlin memang pacar idaman sejuta umat tapi males saingannya banyak. Mending Park Woojin aja nggak ada saingan kan dia nggak laku.
"Inget nggak waktu dulu lo mau comblangin gue sama dia?"
Kali aja Woojin hilang ingatan.
"Inget, lo diemin gue hampir seminggu."
Bagus kalau Woojin masih inget.
"Ngediemin orang berhari-hari itu dosa. Lo harus sungkem sama gue dan hormat kepada yang lebih tua," oceh Woojin mulai ngaco.
"Lo cuma lebih tua 5 bulan."
Sengaja Nancy menunjukkan telapak tangannya lengkap dengan kelima jarinya di sana.
"Tetep aja hormatilah yang lebih tua. Pernah upacara nggak? Pernah hormat sama bendera? Nah kayak gitu."
Nah kan gilanya kumat.
"Mending lo pulang aja sana. Pulang lo pulang," usir Nancy tanpa ampun.
Ia terus mendorong tubuh Woojin sampai keluar pintu.
Dan Woojin masih berkelit. Ia berpegang pada daun pintu agar tidak ditutup oleh Nancy.
"Ibu tiri hanya cinta kepada ayahku saja," ucapnya malah mulai ngedrama ratapan anak tiri.
"Kapan sih Jin, lo itu warasnya?"
"Gue takut nanti lebih ganteng ngalahin Lai Guanlin."
"Bodo."
Lalu tawa renyah Woojin yang terdengar nyaring sambil ia berlalu pulang.
Ngeselin banget kan.
Tapi tetap saja saat Woojin tertawa, Nancy ikut tertawa. Saat Woojin tersenyum, ia ikut tersenyum.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sunflower | PWJ✔
Short Storybe bright, be cheery, be bold and big.. come be the sunflower..