"Cewek sama cowok nggak mungkin bisa murni sahabatan. Pasti ada salah satu yang menyimpan perasaan."
Pembicaraan Jihoon dengan Daehwi yang membuat Woojin merasa tersindir. Atau Jihoon memang sengaja menyindirnya? Tapi itu mustahil, ia yakin nggak ada yang tau tentang perasaannya ke Nancy.
Jihoon pasti mengatakannya semata-mata karena ia nggak pernah punya sahabat cewek. Temen sekelas aja dipacarin, jadi mana tau ia rasanya.
"Gue sama Somi nggak gitu," sangkal Daehwi.
"Lo sama Somi kan kenalnya baru pas masuk SMA, belum sedalam itu," sahut Woojin keceplosan ikut nimbrung.
Dan sebenarnya Daehwi setuju, lagipula Somi punya pacar.
"Maksudnya nggak sedalam lo sama Nancy?" tanyanya.
Seketika Woojin merasa tadi salah ucap, ia jadi gelagapan sendiri.
"Kenapa bawa-bawa Nancy," elaknya.
"Karena lo contoh nyata, iya kan Hoon?"
Kali ini Daehwi meminta persetujuan Jihoon.
Dan Jihoon yang langsung mengangguk, Woojin jadi merasa seperti dikeroyok.
"Gue nggak kayak yang lo omongin," gelengnya terus mengelak.
"Kalau bukan lo berarti Nancy."
Jihoon kalau ngomong suka ngaco.
"Nggak mungkin."
"Kenapa nggak mungkin?" balas Jihoon.
Yang membuat Woojin seketika mengatupkan mulutnya rapat. Kenapa jadi terpojok gini.
"Ya nggak mungkin lah Hoon, nggak masuk akal."
"Nggak ada yang nggak mungkin di dunia ini. Nothing is impossible, anything can happen as long as we believe," sambung Daehwi.
Apa mereka sengaja bersekongkol.
"Kalau Nancy suka sama gue, gue bakal lari muter lapangan 50 kali," ucap Woojin asal lalu tertawa.
Biar Jihoon dan Daehwi puas. Karena itu nggak mungkin, jadi ia tenang-tenang aja.
"Bener ya?" yakin Daehwi.
"Bener."
Entah kenapa Jihoon jadi tertawa terpingkal-pingkal mendengarnya. Terlebih saat melihat sosok Nancy di ambang pintu.
"Nancy, Woojin bilang kalau lo suka sama dia, dia bakal lari keliling lapangan 50 kali," serunya mengadu.
"Bukan gitu," protes Woojin kelimpungan sendiri.
Tapi sepertinya terlambat
"Ya udah sana lo lari 50 kali."
Jawaban Nancy itu tak elak membuat Jihoon dan Daehwi makin terbahak keras.
"Sana lari 50 kali, mumpung cuacanya panas," ulang Nancy.
Woojin jadi menggaruk pelipisnya yang tidak gatal.
"Lagi nggak pelajaran olahraga," katanya.
Benar-benar ini orang minta diapain biar sadar. Nancy yang tadinya mau ngajak ke kantin segera berubah pikiran. Males, moodnya udah ambruk, berserakan, berceceran, lalu hilang.
Kali ini ia beneran marah dengan oknum bernama Park Woojin.
"Sumur tua belakang sekolah itu dalem nggak kira-kira?" tanya Daehwi tiba-tiba.
Jihoon di sampingnya lekas tersenyum mengerti.
"Dalem lah, mau apa?"
"Mau ceburin orang ke sana."
KAMU SEDANG MEMBACA
Sunflower | PWJ✔
Short Storybe bright, be cheery, be bold and big.. come be the sunflower..