22

2.5K 261 2
                                    

Paruru memandang Hoseok dari jendela kamarnya di lantai 2. Paruru tinggal di lantai atas tokonya. Sudah lama ia menetap disana karena usiran sang Ayah.

Paruru melirik jam di ponselnya. 5 menit lagi tengah malam dan Hoseok masih berdiri seperti orang idiot di luar.

Apalagi cuaca tengah dingin dan kelihatannya Hoseok hanya memakai pakaian seadanya.

"Dia laki-laki terbodoh yang pernah kutemui," gumam Paruru.

Paruru segera turun ke lantai bawah dan menemui Hoseok. Hendak mengusir pria tersebut.

"Paruru-"

"Pulanglah,"

Mereka menyebutkan satu kata secara bersamaan.

"Aku belum bisa pulang. Ada yang ingin kukatakan," kata Hoseok.

Hoseok mendengar Paruru berdecak pelan. Selalu saja 'ada yang ingin dibicarakan'

"Aku sudah menyuruhmu pulang sejak jam 9 malam tadi. Kenapa kau ini keras kepala sekali?" Omel Paruru.

Dirinya letih menghadapi Hoseok.

Apa lebih baik ia pindah toko buka sekalian dengan tempat tinggalnya saja? Setidaknya jika Hoseok tak tahu keberadaannya, ia bisa menghirup udara dengan tenang dan damai.

Oke. Itu bohong.

Hidup berjauhan dengan Hoseok, Paruru tak bisa. 8 tahun tanpa Hoseok rasanya benar-benar hampa dan kosong.

Paruru memang belum bisa menerima Hoseok kembali sekarang. Tapi hatinya sudah menerima Hoseok kembali sejak pertama mereka bertemu.

Hanya rasa benci yang membuat Paruru harus bersikap seperti ini.

"Kau tak menyuruhku masuk?" Tanya Hoseok dengan senyum yang benar-benar manis.

Hampir saja pertahanan Paruru runtuh.

"Tidak. Kau itu tamu yang tak diundang," tekan Paruru. Sengaja berbicara dengan nada kesal pada Hoseok.

"Disini dingin," lanjut Hoseok sembari mengusap kedua lengannya dengan telapak tangannya.

Paruru memutar bola matanya jengah. Hoseok selalu punya seribu kata.

"Masuklah. Lagipula, udara memang dingin," ajak Paruru dan Hoseok pun tersenyum.

~~ ~~

Segelas teh hangat sudah Paruru sediakan. Kini mereka berdua tengah duduk di salah satu bangku dekat jendela. Menatap kendaraan yang berlalu lalang.

"Kenapa kau terus kesini? Seperti tak ada pekerjaan lain saja," omel Paruru.

Ia heran kenapa Hoseok selalu punya banyak waktu luang.

"Hei, aku berbeda. Aku tak sesibuk Jungkook dan Jimin," kekeh Hoseok.

"Benarkah? Lalu, apa pekerjaanmu sampai kau begitu bebas?" Tanya Paruru.

"Pelatih dance sekaligus produser musik sama seperti Yoongi," jawab Hoseok semangat.

Paruru hanya mengangguk.

Hoseok melihat jam tangannya sekilas lalu melirik kearah Paruru.

"Mau hitung mundur bersama?" Tanya Hoseok semangat.

"Hitung mundur?" Paruru heran sehingga ia balik bertanya.

"Ya. Baiklah kita mulai dari 10," lanjut Hoseok sembari melihat jam tangannya.

"9,8,7,6,5,4,3,2,1..."

Paruru mengerutkan dahinya heran, menatap Hoseok seakan-akan Hoseok adalah orang aneh. Sedangkan Hoseok setelah mengucapkan angka satu, pria itu tersenyun sumringah.

SKOOL LUV AFFAIR : EPILOGUETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang