Bab 5 : Taplak Teplak

160 9 2
                                    

Ayu terlihat sangat gemetar, namun dia sangat pasti ingin membunuh penjaga perpustakaan yang telah berubah menjadi makhluk berliur itu. Lantas, dia berlari dari atas meja dengan pulpen ditangan kanan dan taplak meja biru di tangan kirinya.

Dia berlari-lari dengan yakinnya dan melompat dengan pastinya. Sementara Bu Khan semakin mendekat dengan mulut yang robek dan penuh liur kearahnya. Semangatnya kian membara dan " Jlebbb" satu pulpen tertancap di mata sang makhluk berliur itu. Terlihat Bu Khan terduduk lemas dan meraung kesakitan.

Sang pecinta India itu lantas memasang wajah lagak kesombongan bak ibu tiri yang telah berhasil meracuni anak tirinya agar mendapatkan harta yang tidak seberapa. Dia langsung mengambil taplak meja kotak biru-biru tadi, dengan santai dia menutupnya di kepala Bu Khan.

"GRAWWWWHH" Bu Khan bangkit dengan marahnya , kegembiraan sesaatnya pun lenyap. Ayu langsung mengambil taplak meja kotak biru-biru tadi dan berlari keluar perpustakaan , dia langsung berlari menyusuri koridor sekolah itu hingga

BRUKK

Terlihat seseorang yang tidak asing bagi dirinya, "Eh, Ayu, Gilang mana?" Ya, itu Bu Sulis, Ayu memasang wajah bengung ( keadaan dimana sang karakter tidak tahu harus bengong ataupun bingung).

" Ibu tau gak sekarang lagi kiamat zombie?" tanya Ayu yang masih separuh bengung. Bu Sulis yang sedemikian cerah mukanya menjadi sedih hingga tersungkur ke lantai.
"Bu Sulis, kenapa menangis? Tangisan tidak dapat menyelesaikan masalah, kecuali jika ingin lolos audisi menyanyi ditelevisi swasta" kata Ayu dengan percaya dirinya.

Bu Sulis perlahan berusaha berdiri tegak dan mantap "Bukan begitu, seluruh keluarga Ibu berada di Jambi, abang, ibu adik, ka..."

" Relasinya apa ya Bu?"

"Kan kamu bilang kiamat Jambi"

Ayu pun ingin sekeras-kerasnya melempar bedebah-budeg itu keluar galaksi bimasakti, hanya saja dia ingat bahwa ini ibu teman baiknya sendiri sehingga dia memilih jalan untuk koreksi perkataan Ibu Sulis.

" Bu, Ayu bilang kan kiamat zombie, bukan Jambi" bilang Ayu menenangkan.

"Zombie itu apa?" kata Ibu Sulis dengan (sangat, teramat sangat) polos

" Zombie itu gimana ya, agak berliur, pucat, biasanya tangannya berdarah dan dia..."

Ibu Sulis menimpali perkataan gadis itu "Tepat seperti orang gendut dan jelek dibelakangmu"

"...menggigitmu hingga kau menjadi salah satu jenisnya. APA ??!?!" Ayu sontak melihat kebelakang dan Ibu Khan telah berjalan mendekat dengan mata melotot dia kabur sekencang-kencangnya sambil menarik tangan Bu Sulis. Koridor yang biasanya dipenuhi tawa sekarang dihiasi teriakan zombie Bu Khan.

"Kemana kita lari ini?" seru Bu Sulis yang sudah terengah-engah, "Kita menuju ruang lab komputer hanya tinggal 20 meter lagi" sahut Ayu yang sama terengah-engahnya.

"Baiklah"

Di sisi lain sekolah

Terlihat lantai 3 sedikit berisik, bukan karena banyak anak-anak melainkan karena hanya derap kaki yang menghentak keras yang dapat terdengar di kesunyian itu.

"Pak Hasan, kita telah mengelilingi lantai 3 ini sebanyak 4 kali lho tapi tetap aja gak ada yang kelihatan, satupun"

"Mau periksa lantai 4?"

SMP ANTIVIRUSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang