Part 11 - Siapa?

2.5K 250 23
                                    

"Apakah jalan ini menuju kebahagiaan?"


Seorang pria memasuki rumah tua di tengah hutan.
Pria itu menaiki tangga menuju satu ruangan.

Ceklek

Sang pria memasuki ruangan yang berpintu hitam itu.

Tap
Tap
Tap

Langkah sang pria terdengar di suara malam yang hening ini.
Pria itu melangkah mendekati dinding yang terpasang banyak foto seorang wanita cantik berambut indigo.

Sang pria mengelus lukisan yang terpasang di tengah-tengah sejumlah foto-foto yang terpasang.

Wanita cantik berambut indigo panjang dengan warna mata lavender.

Wanita cantik berambut indigo panjang dengan warna mata lavender

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Hyuga Hinata, Kau sangat cantik. Tapi sangat di sayangkan, hidupmu tak akan lama lagi"

Gadis yang di foto-foto dan lukisan itu ternyata Hinata.

Sang pria menyeringai iblis.

"Aku tidak akan membiarkan ada orang yang memilikimu"











********








Tok
Tok
Tok

Toneri mengetuk pintu kamar Hinata.

Ceklek

Hinata membuka pintu kamarnya, dia menatap datar Toneri.

"Aku sudah menyiapkan makan malam untuk...."

"Aku tidak lapar" Potong Hinata masih dengan wajah datar.

Toneri tersenyum sinis.
"Bisakah kau menghargai kehadiranku, Hyuga Hinata? Aku tau tidak ada cinta di antara kita. Tapi bisakah kau menghargaiku?"

Hinata memijit keningnya yang terasa pusing.
"Aku bukanya tidak...."

Toneri menarik tangan Hinata, hingga memberhentikan ucapan  Hinata.

Cup

Toneri mengecup bibir Hinata singkat.

Plak

Hinata menampar pipi Toneri setelah kecupan mereka terlepas.

"Kau, APA YANG KAU LAKUKAN, HAH? berani sekali kau..."

"Ternyata pikiranku benar" Potong Toneri, tanpa memperdulikan rasa sakit di pipinya akibat tamparan Hinata.

"Kau masih mencintai Uchiha itu, bukan?" Lanjut Toneri.

Hinata terdiam kaku.

"Apa maksut mu?"

"Kenapa kalian harus saling menekan ego jika bisa bersama? Hinata, aku tau kau masih mencintai Uchiha itu. Jangan terus membohongi hatimu, dengan kata aku bisa melupakannya. Setiap orang pernah melakukan kesalahan, dan apa salahnya memaafkan satu kesalahan"

"Kau tidak mengerti.." Ucap Hinata

"Aku memang tidak mengerti. Kau lah yang mengerti. Tapi apa salahnya berdamai dengan rasa sakit? Mungkin awalnya terasa sangat sakit, tapi aku yakin rasa sakit itu akan menuntunmu ke rasa bahagia yang sesungguhnya"

Hinata menundukkan kepalanya, menyerap setiap perkataan Toneri.

Tes

Air mata Hinata jatuh

"Berhentilah menyakiti hatimu sendiri Hinata"









********









Hinata memasuki kelasnya, dengan Toneri yang berada di sampingnya.

Mereka menduduki bangku mereka.

"Pergilah ke belakang sekolah. Aku akan meminta Sasuke untuk datang kesitu juga" Bisik Toneri.

Hinata menatap Toneri ragu.
Lalu menganggukkan kepalanya, setelah beberapa detik.

Hinata melangkah keluar dari kelas menuju belakang sekolah.

Saat Hinata telah cukup lama keluar dari kelas, Toneri mendekati Meja Sasuke.

"Sasuke"

Sasuke menatap Toneri.

"Pergilah kebelakang sekolah"

Sasuke menampilkan wajah bingungnya.

"Hinata menunggumu di sana"

Sasuke membulatkan matanya, lalu berdiri dari duduknya dan berjalan keluar kelas menuju belakang sekolah. Menemui Hinata.

Toneri tersenyum melihat Sasuke yang keluar dari kelas.
Tak perlu takut guru, karena kelas ini kosong selama 3 jam.

Mata Toneri terpaku pada kursi kosong yang sering di tempati gadis berambut pendek berwarna pink tersebut.

'Haruno Sakura? Dialah yang akan membantuku dalam membentuk kisah Hinata dan Sasuke' Batin Toneri.














Semalam gak up.
Hari ini up tapi pendek maaf ya.
Soalnya oom ku mau nikah, dirumah banyak peekerjaan dan pekerjaanku harus menjaga 3 anak bayi.
Dari
ajak bermain+Nidurin+ajak main lagi+ngasi makan+mandiin.
Bayangkan saja. Oh yaampun capek kali.

Pulang sekolah langsung disuruh jaga 3 anak bayi.

*Maaf jadi curhat*

Besok ga tau up apa ngga, tapi di usahain.

Vote and comment biar author semangat lagi:(

Cinta Sendiri (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang