Warnnn !!!!
Rating 17+
DEBUT writing 17+, maafkan daku gaes
Taeyong menyisakan ¼ gelas kecil alcohol, dia baru saja mencoba minuman keras itu untuk pertama kalinya, dia begitu stress dengan masalah yang datang padanya silih berganti, dia tidak sendiri di bar, dia ditemani teman baiknya, Mino.
"ayolah yong, lepaskan saja semuanya malam ini, anggap saja untuk mengobati stresmu" usul Mino sembari menepuk pundak Taeyong yang sedang menenggak minumannya habis.
Taeyong pasrah, dia benar-benar sudah tidak bisa menghiraukan apapun, dia benar-benar lelah.
"Tenang, aku akan menghubungi kenalanku, kau akan kuberi yang special" kata Mino lalu mengambil hpnya yang tergeletak di meja kaca depan mereka dan segera menghubungi seseorang
"Ah, ya..ini aku, aku sedang bersama teman baikku sekarang,...ya..ya..aku membutuhkan seseorang yang bisa menemaninya malam ini,...aku menginginkan gadis yang belum tersentuh, ya... hanya untuk dia...kau bisa kan?" Mino bercakap-cakap di telpon
"Bagaimana? Ada gadis yang sesuai dengan kriteria yang kubilang?" ucap Mino lagi
"Baiklah, aku kesana sekarang" katanya lagi lalu menutup telpon
Mino dan Taeyong menuju sebuah "tempat" dengan lampu remang-remang yang tempatnya tidak jauh dari bar mereka minum tadi, Mino dan taeyong akhirnya sampai ke sebuah ruangan, Mino tersenyum nakal pada sosok wanita, rupanya dia wanita yang berbicara dengan Mino di telpon tadi, dia Irene.
"Hai sayang" panggil wanita itu
"Bagaimana?" ucap Mino
"Ayo, ikut denganku" kata Irene menuntun Taeyong kesebuah ruangan lain
Taeyong yang sedari tadi pasrah, kini mulai degdegan, mungkin karena ini pertama kali buatnya.
"Nikmati malammu" kata Irene lalu berlalu dari hadapan Taeyong
Taeyongpun masuk ke sebuah kamar yang tidak dikunci itu, dia mendapati seorang gadis yang berdiri membelakanginya sedang memandang keluar jendela, karena mendengar pintu terbuka, gadis itu berbalik kearah Taeyong
"Cantik"...hanya itulah kata yang ada dibenak Taeyong, gadis itu melangkah ke arahnya, taeyong sedikit gugup saat gadis itu mulai merengguh tengkuknya dan menciumi bibirnya dengan lembut. Ciuman pertama Taeyong telah dicuri, taeyong yang mulai terbakar dengan suasana, kini membalas ciuman gadis itu dengan penuh gairah, apalagi dengan cahaya ruangan yang remang-remang mendukung suasana disana.
Gadis itu melepas ciuman panasnya dengan Taeyong lalu mendorong tubuh taeyong ke kasur yang ada di sisi mereka, ekspresi gadis itu terlihat sedikit aneh, seperti orang yang ragu dan canggung, tapi taeyong tidak terlalu memikirkan itu. Gadis itu mulai membuka kancing kemeja longgarnya dan memperlihatkan tubuh atasnya yang masih ditutupi dengan bra berwarna hitam polos. Tubuh taeyong memanas, ini pertama kalinya ia menyaksikan gadis melepaskan pakaiannya di depan matanya,
Setelah menanggalkan kemejanya, ia lalu melepaskan celana jeans hitam yang dipakainya dan memperlihatkan pahanya yang mulus. Kini gadis itu setengah telanjang dihadapan taeyong, ia hanya menggunakan sepasang pakaian dalam berwarna senada. Taeyong yang semakin memanas menarik tubuh gadis mungil itu keatasnya, kini taeyong yang mulai menciumi gadis itu dengan ganas, seakan dia lupa dengan semua masalahnya.
Sekali lagi gadis itu menghentikan ciumannya, ekspresinya juga menunjukkan kekhawatiran, taeyong sedikit heran dengan ekspresi gadis itu, tapi dia juga tidak mengerti.
Sekarang, gadis yang duduk diatas taeyong itu mulai mengarahkan tangannya kepunggungnya dan melepaskan kaitan bra yang menutupi dadanya.
Mata taeyong membulat, dia tersentak melihat gadis itu bertelanjang dada, tapi ada yang mulai mengganggu pikirannya, yaitu air mata yang turun di pipi gadis itu. Taeyong yang mulai memahami apa yang terjadi segera bangkit dan mengambil selimut yang ada disampingnya dan menutupi tubuh gadis itu hingga tertutupi sepenuhnya oleh selimut. Taeyong lalu duduk disamping gadis itu
Gadis itu heran seketika "a...apa aku berbuat kesalahan?"
Taeyong menatap wajah sendu gadis itu "Masalah apa yang kau hadapi sampai kau melakukan hal seperti ini?" Tanya taeyong lembut
Gadis itu paham betul apa yang taeyong maksud dan mulai menitikkan air matanya.
"Aku harus melakukan ini karena aku benar-benar butuh uang" katanya gadis itu lirih
"tapi diluar sana...banyak pekerjaan lebih baik yang bisa kau lakukan" taeyong menatap gadis itu dalam
Gadis itu menggeleng "aku benar-benar butuh uang secepat mungkin, ayahku harusnya dioperasi 2 hari yang lalu, tapii karena tidak punya uang, operasinya harus ditunda hari ke hari, aku tidak bisa melihat ayahku seperti itu" air mata gadis itu mengalir, Taeyong yang merasa tidak tahan mendengar penderitaan gadis itu segera memeluknya dan mengusap rambutnya dengan lembut
"maaf, aku tidak tau apa-apa, tapi apa kau pernah berfikir, ketika ayahmu sadar dan sehat kembali lalu tahu kau melakukan hal seperti ini, apa kau bisa merasakan betapa kecewanya dia nantinya?" taeyong menasihati
"aku beruntung, bertemu denganmu, jika itu pria lain, mungkin aku telah melakukan hal yang buruk" ucap gadis itu sambil menghapus air matanya
"aku juga beruntung bertemu denganmu, jika itu gadis lain, mungkin aku telah melakukan hal yang lebih buruk dari pada ini" ucap taeyong dalam
"apa kamu juga menghadapi masalah?" Tanya gadis itu
"aku diberi tanggung jawab yang sangat besar diperusahaan dan aku benar-benar stress, apalagi dengan banyaknya masalah akhir-akhir ini, aku rasanya ingin melepaskan jabatanku, tapi tidak mungkin" cerita taeyong panjang lebar
Gadis itu menunduk dan menepuk pundak Taeyong, "aku bisa mengerti itu" gadis itu tersenyum, senyuman nya seolah menghipnotis taeyong yang sedang frustasi menjadi lebih baik.
"Dimana ayahmu dirawat?"
"Di Seoul Medical Centre"
"bisakah aku menjenguknya?"
"ah? Untuk apa?"
"apa tidak boleh aku menjenguk ayah temanku?"
"ah....terima kasih telah menganggapku temanmu..tapi kita bahkan belum berkenalan"
"aaa...aku lupa, namaku Lee Taeyong"
"aku Kim Jennie"
Mereka berdua berbalas senyuman.
Taeyong membantu biaya rumah sakit ayah Jennie hingga sembuh total setelah perawatan instensif selama ±2 bulan, Taeyong juga merekomendasikan Jennie ke perusahaan dimana Taeyong bekerja, dan berhenti dari pekerjaan sebelumnya sebagai pekerja paruh waktu.
"kurasa aku benar-benar sudah menjadi bebanmu" kata Jennie
"kamu sama sekali bukan beban jen, jangan anggap dirimu seperti itu" ucap Taeyong sembari mengusap pipi Jennie
"jika kamu berpikir tidak melakukan apa-apa untukku, itu salah. Selama ini, kamu menemani aku disaat aku frustasi dengan membuatku tertawa sepanjang waktu, kamu juga menjadi tempat aku mengungkapkan keluh kesah, kamu benar-benar teman yang baik Jen. Jadi jangan anggap dirimu tidak melakukan apapun, apalagi menganggap dirimu beban, kamu adalah yang terbaik, jen"
"aku......" ucapan Jennie terpotong oleh ciuman Taeyong yang tiba-tiba
"maaf jen" ucap taeyong
"sekarang, aku minta izin dengan tulus, bolehkah aku mencintaimu sebagai wanita?" ucap Taeyong lembut
KAMU SEDANG MEMBACA
[Jennie x Taeyong] BOOKLET
Historia CortaPure my mind and mine. Jangan ada copy paste diantara kita :)