Chapter 16

594 86 13
                                    

   #Tolong koreksi jika ada typo. Selamat membaca! 

Bel istirahat berbunyi. Disusul dengan helaan napas, juga pekikan senang dari para murid. Bagi mereka tidak ada suara yang paling seksi selain suara wanita yang mengatakan jam istirahat telah tiba.

"Main bola yuk!" ajak Baekhyun dengan semangat kepada teman-teman cowoknya.

"Kamu mau main bola?" bisik Silva sambil mengamati teman-temannya yang mulai ribut tentang siapa saja yang akan ikut bermain.

"Laper," gumam Chanyeol setengah bimbang. Ia lapar, tapi ia juga ingin main bola.

Chanyeol dan Silva menoleh bersamaan saat melihat Sehun berdiri di sisi meja mereka. "Main bola yuk," ajak Sehun pada Chanyeol. Kata yang ia ucapkan sama dengan yang Baekhyun ucapkan. Namun, siapa saja tau bahwa ucapannya memiliki nada dan makna yang berbeda.

"Oke," jawab Chanyeol singkat dan langsung berdiri dari duduknya. Ia menatap Sehun dengan pandangan menantang.

"Woaah, hati-hati Chanyeol. Sehun ini jago banget main bolanya!" seru Baekhyun sambil merangkul bahu Chanyeol.

"Katanya laper?" kini Silva ikut bersuara. Ia tidak tahu masalah apa yang dimiliki keduanya. Tetapi ia bisa merasakan atmosfer ketegangan yang melingkupi keduanya. Chanyeol dan Sehun adalah teman dekatnya. Tentu ia tidak ingin keduanya terlibat hal-hal yang menegangkan.

Chanyeol menoleh kearah Silva, "Beliin roti ya, bawa ke lapangan," pintanya yang membuat Sehun mendengus sebal.

"Aku juga!" ucap Sehun tak mau ketinggalan.

Silva mengernyit, "Dih! Kalau laper ya jangan main bola. Beli aja makanan sendiri!" cibir Silva. Jika ia membiarkan satu anak titip, bisa-bisa seluruh kelas titip makanan padanya. Ogah banget!

Sehun dan Chanyeol saling pandang. "Jadi nggak?" tanya Sehun sambil mengangkat dagunya.

"Jadilah!" jawab Chanyeol sambil berjalan keluar kelas diikuti teman-teman cowok lainnya. Meninggalkan Silva yang menatap keduanya dengan cemas.

"Mereka jadi titip makanan nggak ya?" gumamnya kebingungan.

"Biar aku yang beliin Chanyeol makanan," ujar Inka yang membuat Silva sedikit terkejut. Inka tersenyum, "Biar aku aja yang beliin Chanyeol, kamu beliin Sehun."

Silva terdiam, ia lalu menganggukkan kepalanya. Silva mengikuti langkah Inka sambil mencoba mengabaikan perasaan tidak nyaman dalam hatinya.

"Sil, kamu kayaknya makin deket aja sama Chanyeol," ucap Inka tiba-tiba.

Silva menoleh, mengamati ekspresi wajah Inka. "Aku sama Chanyeol deket soalnya kita berdua semeja, juga nggak ada orang lain yang bisa diajak omong pas pelajaran. Jadi aku ngomong sama Chanyeol," terang Silva.

"Kok aku lihatnya kalian dekeeet bangeet. Bahkan lebih deket dari hubungan kamu sama Sehun," ucap Inka lagi.

"Perasaan biasa aja deh, Ka. Aku sama Sehun temen, sama Chanyeol juga temen. Nggak ada perbedaannya."

Inka menghentikan langkahnya. Cewek itu lalu menoleh dan menatap penuh kearah Silva. "Kamu tau kan kalau aku suka sama Chanyeol?"

Ada semacan perasaan aneh yang menggelanyuti hati Silva. Ia merasa tidak nyaman. Jika boleh jujur, Silva lupa. Ia melupakan fakta bahwa selama ini sahabat baiknya menyimpan perasaan pada Chanyeol.

"Aku beneran suka sama Chanyeol," lanjut Inka seolah memberikan penekanan.

"Ya, aku tau kamu suka sama Chanyeol," ucap Silva sambil mengulas senyum.

Memoar [PCY-Suho]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang