Chapter 21

609 79 8
                                    

Malam itu, Chanyeol pulang dengan wajah berseri-seri. Cowok itu memasuki rumah dengan senyum manis di bibirnya, membuat Lay menatapnya dengan pandangan curiga. "Jadi nyewa villa?" godanya untuk menarik perhatian adik tengilnya itu.

"Emang Abang!" sembur Chanyeol sambil menghempaskan tubuhnya di sofa ruang tamu.

"Heh! Gini-gini aku masih perjaka!" ucap Lay tidak terima. Lay mengumpat pelan, saat Chanyeol menatap kakaknya dengan pandangan wajah tak percaya, benar-benar tak percaya. "Heh serius! Aku lihatin nih!" ucap Lay sambil memegang karet boxernya.

"Gila Bang! Mau dilihatin atau enggak tetep aja nggak ketara! Dih, bego kok dipelihara! Lagian siapa juga yang bakalan percaya, Abang kan buaya!"

Lay dengan gemas menoyor kepala adiknya, "Tega ya nyamain Abang sendiri sama buaya! Kan kasian buayanya!"

Chanyeol menatap Abangnya dengan melongo, mimpi apa dia punya Abang gesrek macam Lay. Kalau boleh, ingin sekali lagi Chanyeol memasukkan Lay ke rahim ibunya. Lebih baik ia tidak punya Abang sekalian. Punya satu kok useless!

"Gimana tadi kencannya?" tanya Chanyeol sambil mengambil duduk di depan adiknya.

Chanyeol buru-buru menyanggah, "Aku nggak kencan kok! Temenku lagi galau, makanya aku temenin!"

Lay mengangkat sebelah alisnya, "Tadi ke BNS apa ke Paralayang?"

Chanyeol mendadak kicep, "Aku pilih Paralayang soalnya murah meriah. Aku kan anak sekolahan!" Chanyeol membela dirinya.

"Tadi ngapain aja?" tanya Lay penuh keingintahuan. Adiknya satu ini sangat jarang membahas masalah cewek dengannya. Apalagi sampai minta saran padanya. Biasanya Chanyeol selalu ogah-ogahan waktu ditanya udah punya pacar apa belom.

"Kepo!" jawab Chanyeol sambil membuang muka.

Lay menarik sudut bibirnya, "Aku bilangin Mama loh, biar sekalian disuruh kesini ceweknya," ancam Lay yang membuat Chanyeol membelalakkan matanya.

Mamanya, Mira adalah ibu-ibu paling kepo sedunia. Dan sialnya, ibunya sangat suka jika anak-anaknya membawa teman cewek, pengen katanya. Kalau pengen kenapa nggak bikin aja sih! Toh, Chanyeol juga nggak keberatan kalau punya adik perempuan. Hitung-hitung agar kejahilan kakaknya teralihkan.

"Ya cuma duduk-duduk aja," jawab Chanyeol cuek.

Lay menyipitkan matanya, "Kamu suka sama dia, tapi dia nggak suka sama kamu," tuduh Lay denggan seenak jidatnya.

Chanyeol melotot tidak terima, ia bahkan melemparkan bantal sofa kearah kakaknya. "Enak aja! Dia juga suka sama aku kok!"

"Bingo!" Lay bertepuk tangan. Kakak Chanyeol yang mirip setan itu bahkan tertawa terpingkal-pingkal karena berhasil mengelabui adiknya yang nggak pintar-pintar amat itu.

"Maksudku, aku sama dia suka sebagai temen! Kita berdua temenan, nggak lebih!" bantah Chanyeol kesal dengan wajah memerah.

"Ciyeeee, friendzone! Posisi paling pahit tuh!" tawa Lay semaki menggelegar.

"Enggak! Dia tuh udah punya pacar!"

"Mampus lo! Ngenes banget sih! Sini peluk!" Lay melebarkan tangannya sambil terbahak.

Chanyeol menggeram, "Ngeselin banget sih Bang!"

Lay meredakan tawanya, meski sesekali ia masih terkekeh kecil. Ia lalu melempar bantalan sofa kearah adiknya dengan jahil. "Kamu tuh udah kelas tiga SMA, masa masalah cinta aja harus aku jelasin," ucapnya sok pintar. Ah, bukan sok. Lay memang jempol kalau urusan cinta, pengalamannya udah kayak sirkuit balapan, segala seluk sudah ia lalui.

Memoar [PCY-Suho]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang