Gincu (1-2)

22 3 0
                                    

Comeback with next short story~~

Disini bercerita tentang keajaiban suatu lipstick atau gincuu atau apalah itu💋..

💄💄💄입💄💄💄

Seorang gadis tengah memakai peralatan make upnya. Tubuhnya telah terbalut seragam kerjanya dan akan berangkat kerja. Setelah selesai memakai eyeshadow, ia memoleskan lipstik yang baru dibelinya beberapa lalu ke bibir. Setelahnya ia segera meninggalkan kamarnya dan berangkat ke tempat kerja.

💄💄💄입💄💄💄

"Let... Letta," panggil seseorang kepada gadis yang berjalan menuju meja resepsionist setelah dari ruang ganti. Gadis yang dipanggil Letta itupun menoleh ke arah sumber suara yang berasal dari belakangnya.

"Oh! Iya? Ada apa, Pak?" tanya Letta kepada pria yang menjabat sebagai bos ditempat Letta bekerja.

Pria tersebut tersenyum kepada Letta dan mau tak mau Letta pun juga harus tersenyum untuk menunjukkan keramahan dan kesopanannya. "Hari ini kamu ada acara?" tanya pria itu.

Letta mengernyit berpikir, "Acara? Nggak, pak. Kenapa?" ujar Letta menggelengkan kepalanya.

Acaranya hari ini sampai rumah langsung tidur mengistirahatkan tubuhnya yang akhir-akhir ini terasa sangat capek dan pegal disekujur badannya.

"Bagus. Nanti saya jemput jam 7 dirumah kamu. Sepulang kerja langsung kerumah dan bersiap. Saya tunggu jam 7," ujar bosnya tersebut sambil melenggang pergi membuat Letta bingung 7 keliling. Letta menggelengkan kepalanya menanggapi tingkah aneh bosnya itu. Dasar aneh, pikir Letta.

Letta melanjutkan langkahnya yang sempat terhenti menuju meja resepsionist untuk menjalankan tugasnya menggantikan temannya. Aslinya Letta tidak suka dengan pekerjaannya ini tapi mau bagaimana lagi. Dia diterima menjadi resepsionist saja sudah sangat bersyukur masih dapat hidup dengan layak.

"Selamat datang. Ada yang bisa saya bantu?" ujar Letta saat seorang wanita berpakaian cukup mencolok menghampiri mejanya.

Wanita tersebut tersenyum misterius kepada Letta membuat bulu kuduk Letta meremang. "Bagaimana?. Apa berjalan lancar?" tanya wanita tersebut membuat Letta mengerutkan dahinya bingung.

"Maksud anda?"

"Ehh.. Bukankah keinginanmu telah tercapai?" jawabnya sambil mengibaskan tangannya dan terkekeh kecil. Letta semaki bingung dibuatnya.

"Letta!!" panggil seseorang dari arah lain membuat Letta mengalihkan pandangannya sebentar kearah sumber suara.

"Sebentar, nyonya. Ada apa, Raf?" tanya Letta saat Rafa salah satu pelayan pria yang bertugas membantu mengantarkan barang-barang milik pengunjung ke kamar mereka masing-masing menghampiri Letta dengan tergesa.

"Bisa bantu gue nggak?" tanya Rafa harap-harap cemas.

"Bantu apa?" tanya Letta.

"Gini, magh ibu gue kambuh lagi. Dan gue gak ada yang gantiin. Gantiin gue ya?" jelas Rafa.

"Sorry ya. Gue juga lagi gantiin si Maya ini yang tiba-tiba sakit perut," jawab Letta tersenyum tak enak menjawab keinginan Rafa.

"Ohh ya udah deh. Thanks ya. Gue minta yang lain aja. Bye Let," ujar Rafa tersenyum kecewa lalu setengah berlari meninggalkannya menuju ruang ganti.

Letta menganggukkan kepalanya lalu beralih ke wanita yang ditinggalkannya mengobrol tadi. Dan mendapati didepannya kosong tak ada siapapun. Letta menggaruk kepalanya bingung.

"Mith, lo liat ibu-ibu didepan gue gak?" tanya Letta pada teman jaganya yang tengah memoleskan lipstik merah dibibir tebalnya.

"Nyyggak," jawab Mitha masih memoleskan lipstiknya untuk kedua kalinya.

Short StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang