#4: Chronopshyra

248 51 3
                                    

In Jungha's Eyes...

Keadaan Hyerin semakin hari semakin buruk. Sekarang gadis itu sama sekali tidak pernah tidur di sekolah. Dan tidak makan atau minum apapun. Dia terlihat sangat pucat. Terutama karena penampilannya terlihat semakin acak-acakkan.

Ujian juga semakin dekat, dan persaingan nilai di kelas kami jadi semakin menakutkan. Terutama bagi murid lain yang tidak pernah melihat Hyerin mengerjakan soal di papan tulis dengan cara yang kejam—karena dia terus mematahankan kapur saat berhenti menulis, membuatku dan mungkin beberapa yang lainnya, yakin jika gadis itu sangat emosi saat mengerjakan soal.

Juga, aku tidak bisa menghitung Sunmi sebagai saingan yang ringan bagi Hyerin. Entah karena apa, guru kami sering meminta Sunmi untuk mengerjakan soal, dan menolak Hyerin.

Karena Hyerin terlalu sering mengambil semua soal selama ini? Guru kami bahkan memintaku untuk mengerjakan walaupun sebenarnya aku tidak mau—bukan karena Hyerin, tapi karena aku terlalu sibuk untuk memikirkan kata-kata yang akan aku ucapkan nanti saat aku muncul di Akademi.

Keadaan Hyerin yang berubah drastis, juga karena Baekhyun yang masih dengan kekanak-kanakkannya berusaha menyaingi pamor Hyerin hanya dengan cara memamerkan kepintarannya yang menurutku sangat tidak sinkron.

Tentu saja kami punya tingkat intelegensi yang jauh lebih tinggi daripada manusia biasa. Aku menghitung masuk Hyerin dalam kategori manusia biasa disini walaupun dia memang sangat jenius. Tapi tetap saja, rasanya sangat kekanak-kanakkan ketika Baekhyun terus bersikap seperti itu dan... menurutku malah memperparah keadaan Hyerin.

Ini sudah keterlaluan.

██║ ♫ ♪ │█║♪ ♫ ║▌♫ ♪ │█║♪ ♫ ║▌♫ ♪ ║██

"Baekhyun. Kita harus bicara."

Aku berucap siang ini, menarik Baekhyun dari kerumunan murid yang tadinya tengah di ajari Baekhyun, entah sejak kapan dia jadi tutor dadakan di kelas ini.

"Ada apa?" ucapnya saat aku sudah menariknya cukup jauh dari kelas. "Tidak bisakah kau hentikan tindakanmu itu?" tanyaku.

"Maksudmu?"

"Jangan ke kelasku lagi. Jangan jadi sok pintar lagi. Kau hanya akan membuat Hyerin marah. Kita membutuhkan bantuannya, ingat?"

"Aku tahu. Aku hanya mau membuktikan ucapanku padanya." ucap Baekhyun.

"Tsk. Kau sama sekali tidak mengerti!" aku berkata dengan marah, segera aku menyentuh bahu Baekhyun, dia akan bisa mendengar pikiran Hyerin yang beberapa hari ini aku dengar.

...kenapa semuanya begitu tiba-tiba seperti ini?...

...aku tidak suka saat banyak orang berusaha merebut posisiku. Aku tidak suka!

...Sunmi, Jungha, dan pemuda itu... Semuanya begitu membencikan. Kenapa mereka semua berusaha merebut posisiku? Apa mereka pikir empat orang akan bisa jadi posisi yang pertama di sekolah?...

...jika salah satu di antara mereka bisa mengalahkanku... Bagaimana?...

...aku masih bisa di sini kan?...

"Kenapa kau menunjukkan ini padaku?" ucap Baekhyun membuatku tersadar dan tidak lagi mengirimkan pikiran Hyerin padanya. "Kau memperparah keadaannya. Apa kau tidak lihat keadaan Hyerin seperti apa? Dia sudah seperti orang penyakitan!" ucapku kesal setengah mati

Baekhyun diam. Aku hanya ingin dia memperhatikan bahwa aku ada... Bukan mengabaikanku...

"Tidak seperti ini caranya Baekhyun. Kau tidak harus membuatnya marah untuk membuatnya memerhatikanmu." ucapku berusaha menjaga nada bicaraku. Baekhyun mendongak, lalu mengalihkan pandangannya. Aku mengerti Baekhyun sangat tidak terbiasa untuk tidak diperhatikan. Karenanyatanya di Akademi dia adalah orang paling berpengaruh.

DREAM [discontinued]Where stories live. Discover now