PROLOGUE - Hyerin's Side

405 81 1
                                    

In Author's Eyes...

Kyungsoo tidak pernah merasa terganggu pada eksistensi seorang perempuan di sekitarnya. Apalagi, kalau dia sudah mengenal dekat perempuan itu. Adalah Lee Hyerin, gadis yang sekarang tengah terbaring di ruang kesehatan—yang sialnya Kyungsoo secara kebetulan tengah bertugas di sana—dan tertidur dengan tidak nyaman.

Mungkin, manusia lain akan berpikir kalau Hyerin tengah tertidur pulas, tapi Kyungsoo tahu benar apa yang terjadi. Setelah gadis itu jatuh tidak sadarkan diri di tengah kelas olahraga, gadis itu akhirnya berakhir di ruang kesehatan. Bukannya sakit, tetapi Hyerin kelewat mengantuk sampai dia tidak sadar ketika bola basket mengarah kepadanya di tengah kelas olahraga tadi.

Alhasil, sekarang Kyungsoo harus merasa tidak nyaman karena pemuda itu, mau tak mau harus menonton mimpi Hyerin yang bisa diketahuinya. Bukan, Kyungsoo bukan menguntit gadis itu. Tapi memang itu kemampuan Kyungsoo, mengetahui apa yang tengah dimimpikan seseorang.

"Ugh..." gumaman pelan yang lolos dari bibir Hyerin adalah sebuah pertanda kalau dia sekarang benar-benar merasa tak nyaman pada mimpinya. Jadi, dengan penuh pengertian Kyungsoo sengaja menggeser kursi kayu yang jadi tempatnya duduk. Menciptakan bunyi berderit cukup keras yang mengganggu telinga, secara otomatis membuat Hyerin terbangun juga.

KRIET!

Suara tirai yang disibak kemudian mengikuti, selagi Kyungsoo ketahui Hyerin tengah bergerak tak nyaman di atas ranjang ruang kesehatan. Lalu, suara helaan nafas mengikuti.

"Kau yang berjaga? Maaf, aku tidak tahu." vokal parau Hyerin terdengar memecah keheningan. Kyungsoo sendiri tidak memilih berbalik, karena dia tahu Hyerin akan segera beranjak pergi begitu mereka bertemu pandang.

"Tidak masalah." Kyungsoo lantas menyahuti.

Hening sejenak menyelimuti, bisa dengan jelas Kyungsoo dengar bagaimana jantung Hyerin berdegup dengan irama tidak teratur, artinya gadis itu belum merasa tenang karena mimpinya yang memang tidak membuatnya merasa nyaman.

"Mimpi buruk?" tanya Kyungsoo akhirnya, tidak bisa dia menahan diri untuk tidak menaruh kepedulian pada gadis yang selama beberapa tahun ini sudah memainkan peran tidak kenal dengan sangat baik pada Kyungsoo.

Memang kenyataannya begitu, keduanya sudah saling mengenal, tapi sama-sama bersikap pura-pura tidak kenal hanya karena kejadian buruk yang enggan mereka ingat, tapi juga tidak bisa dilupakan.

"Sangat buruk." kata Hyerin, suara paraunya masih terdengar begitu jelas. Kyungsoo ingat, gadis itu sering bersuara parau karena kelelahan. Dan Kyungsoo hafal benar, Hyerin adalah murid paling bermasalah di kelasnya—bagaimana tidak? Yang Hyerin lakukan sepanjang pelajaran sekitar delapan puluh persennya adalah tidur.

"Tentang apa?" hati-hati Kyungsoo bertanya, sebenarnya dia juga sudah tahu mimpi Hyerin, hanya saja dia ingin tahu, apa gadis itu akan berbohong kepadanya?

"Seseorang yang tidak aku kenal, tiba-tiba saja berusaha mengusikku dan mengubah kehidupanku. Aku juga melihat bagaimana aku bersama dengannya—ugh, padahal aku sama sekali tidak melihat wajahnya." helaan nafas kembali lolos dari bibir Hyerin, dia sungguh terdengar tidak nyaman sekarang.

"Tapi bukankah itu bagus? Kalau ada seseorang yang bisa membuatmu berubah."

Mendengar ucapan Kyungsoo, Hyerin mendongak, menatap punggung pemuda itu dengan mata menyipit. Seolah mempertanyakan maksud di balik kalimat sahutan yang pemuda itu lemparkan barusan.

Tapi Hyerin kemudian menyerah, dia paham Kyungsoo mungkin tidak lagi mengerti keadaannya. Toh, mereka hanya sebatas kenal begitu saja, tak pernah ada keinginan untuk saling memedulikan.

"Untuk apa berubah kalau tidak ada yang bisa diubah? Aku menyukai kehidupan yang aku jalani saat ini, dan aku tidak menginginkan perubahan. Jadi, paksaan untuk berubah pun tak akan jadi pandangan menyenangkan bagiku."

♫ ♪ ♫ ♪

DREAM [discontinued]Where stories live. Discover now