•Tiga Belas• Missing •

50 12 0
                                    

"Tak satupun yang namanya kepergian itu menyenangkan"

Sarah Amaretta

Sarah dan Raka kini tengah duduk di sebuah kafe di salah satu lantai rumah sakit. Tubuh mereka saling berhadapan, namun mata mereka tak berani saling menatap. Dua pasang mata itu hanya tertuju pada cangkir berisi hot vanilla latte. Uap panas yang menyelimuti atmosfir udara dalam ruangan tersrbut.

Sudah setengah jam mereka duduk tanpa mengeluarkan sepatah kata pun. Mereka hanya meneguk sedikit demi sedikit isi cangkir mereka masing-masing.

"Ini alasan lo ga ke sekolah, Sar?", tanya Raka sambil membuka pembicaraan. Sarah pun mengangguk iya.

"Gimana bisa?", tanya nya lagi.

"Gue juga ga tau pastinya gimana, tapi yang gue inget pas itu gue lagi hujan-hujanan, dan tiba-tiba aja rumah sakit nelpon gue bilang kalau keluarga gue ada di rumah sakit", ujar Sarah.

"Terus kenapa lo ga ke sekolah? Kan ada perawat?", Raka pun menegakkan badannya. Sarah pun menunduk dan tersenyum.

"For what?", jawab singkat Sarah. Raka tak mengerti jawaban dari Sarah.

"Pensi udah selesai, nothing important! Ga ada lagi yang penting yang harus gue lakukan di sekolah. Everything has change, after you come", ujar Sarah.

"Sebelum lo datang, everything is okay. Ga ada masalah, everything undercontrol. Tapi lo dateng dan ngerubah semuanya, Rak. Gue yang tadinya ga tau yang namanya cinta, akhirnya bisa tau rasanya gimana setelah lo dateng. Tapi, gue juga baru tau kalau cinta itu ngebuat gue bego", lanjutnya. Raka semakin bingung dengan penjalasan Sarah.

"Gue bego punya perasaan ke orang yang ga pernah merhatiin perasaannya ke gue. And, lo ternyata dateng untuk sahabat gue. Dan jujur aja, gue terpukul. Gue ga nyangka orang yang gue anggap istimewa itu, ternyata orang yang bakal dorong gue ke dasar jurang", air mata Sarah pun mulai berjatuhan.

Raka kini merasa sangat bersalah dengan apa yang telah ia lakukan. Terutama apa yang telah ia ucapkan saat berada di kafe.

"Sar, gue bener-bener minta maaf. Gue sama sekali ga pernah ingin buat lo baper, Sar. I just want have a friend like you. Dan, gue bener-bener nyesel dengan apa yang gue ucapkan waktu itu, Sar. Maafin gue ya", ucap Raka dengan penuh penyesalan, sambil memegang telapak tangan Sarah. Dengan cepat Sarah menarik tangannya. Ia pun mengusap air matanya.

"Gue maafin", singkat Sarah sambil berdiri. Raka pun ikut berdiri.

"Just take your self", Sarah pun menepuk pundak Raka, dan berjalan menjauh dari Raka.

Ingin rasanya Raka mengejarnya. Tapi, entah mengapa kakinya terasa berat untuk melangkah. Akhirnya pun Sarah hilang dari pandangan Raka. Kini ia hanya bisa terduduk lemas, memikirkan setiap perkataan Sarah, yang cukup menohok hatinya.

7 days later

Seminggu telah berlalu, semenjak Raka bertemu dengan Sarah terakhir kalinya. Pada keesokan harinya saat itu, ia berusaha untuk menemui Sarah kembali, namun, perawat mengatakan bahwa keluarganya sudah tidak dirawat di sana.

Gibran dan Kayla pun juga tak pernah lagi mendapat pesan dari Sarah.

Pada hari itu juga, Gibran langsung menuju ke apartemen Sarah. Ia tak tahan lagi menunggu dimana keberadaan Sarah sekarang.

Gibran pun tiba di gedung apartemen yang Sarah tempati. Saat di pintu masuk, Gibran melihat seorang wanita 40an tahun melewatinya. Dan itu adalah tante Sarah.

"Assalamu'alaikum, tan", Gibran pun langsung menyalimi wanita itu.

Wanita itu pun sedikit terkejut dengan kehadiran Gibran.

"Permisi, tan, Sarah nya kok beberapa hari ini selalu absen? Wali kelas kita juga khawatir sama Sarah", tanya Gibran dengan sangat sopan.

Wanita itu terdiam mendengar pertanyaan itu. Ia berusaha mencari jawaban yang tepat untuk menjawabnya.

"Tante, jawab sejujurnya, ga perlu ada yang disembunyiin, tan, kita semua khawatir sama Sarah", ucap Gibran yang sepetinya membaca bahasa tubuh wanita itu.

Wanita itu pun pasrah. Ia pun menghembuskan nafas berat, dan mulai menceritannya kepada Gibran.

"Sarah itu terkena depresi berat, itu membuat neneknya membawa Sarah pergi ke Jerman. Mungkin kamu sudah tau, kalau Sarah itu telah kehilangan seluruh anggota keluarganya, dan mungkin itu adalah alasan mengapa dia menjadi depresi", jelas tantenya Sarah. Gibran pun hanya bisa mendengarkan penjelasan itu dan tak dapat memberi komentar sedikit pun.

"Tapi, apakah saya boleh meminta kontak Sarah, tan? Setidaknya saya bisa tahu keadaan Sarah saat ini bagaimana", pinta Gibran dengan sangat memohon.

Dengan nafas berat, tantenya Sarah pun mengambil secarik kertas serta pulpen. Ia mulai menulis beberapa angka di atas kertas itu dengan tinta hitam pulpen itu.

"Sarah sudah tak memiliki ponsel, tapi kamu bisa menghubungi rumah neneknya sewaktu-waktu", tantenya Sarah pun memberikan secarik kertas itu pada Gibran. Gibran pun sangat senang, hingga hanya ucapan terima kasih yang bisa ia ucapkan.

"Terima kasih banyak, tan, saya sangat berterima kasih", ucap Gibran sambil memegang tangan tantenya Sarah.

"Hanya saja, kamu akan kesulitan menghubungi nomor itu. Karena Sarah kini lebih sering di rumah rehabilitasi. Dan juga sering kali rumah neneknya itu kosong. Tapi mungkin saja keberuntungan mu akan berguna", ujar wanita itu.

Gibran pun hanya mengangguk mengiyakan. Setelah ia mendapatkan nomor tersebut, ia pun tempat tersebut dengan rasa sangat bahagia, dan harapan penuh untuk bisa bertemu kemabali dengan Sarah, dan meminta maaf akan perbuatannya kala itu.

Namun sepertinya, harapan Gibran terlalu tinggi. Terlalu tinggi, hingga saat ia terjatuh ia mungkin tak akan bangkit lagi.

Hola❗

Yasshh, i know this chapter sangat JAYUSSSSS🐣

Tapi karena author pemalas ini sangat merindukan dinotorus, yaaaa encerin aja otaknya😅

Btw next chapt itu udah chapt terakhir😨 *Sok kaget aja kali biar authornya seneng gitu*

Yaaa karena author sangaatttt pemalas, dan authornya udah mau masuk SMA lohh🤘

Dan juga authornya butuh istirahat buat ga mikirin soal "Dinotorus" yang real life nya😅

Sooooo, authornya ga mau panjang lebar, jadi sekian pojok Author kali ini:v

Minal Aidzin Wal Faidzin *late*😘

See you last chapt guyss🐣

-author❤

DINOTORUS (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang