Bab 6

41 8 0
                                    

"Kalau kamu bahagianya sama dia,
  Aku gak masalah. Bagi aku, yang
  Terpenting kamu tersenyum. Walau
  Karna orang lain, bukan aku."

                -AmandaCitra.-

--<>--<>--

Citra duduk diam dengan wajah di tekuk. Dia masih memperhatikan tangan kiri Aldo yang masih setia menggenggam tangan kanan Nanda walau sibuk mengemudi.

"Kalo tau bakal kaya gini, mending gak usah di jemput." Gerutu Citra tanpa suara.

Aldo mengalihkan pandangannya ke kaca spion untuk melihat wajah Citra. "Ngapa itu muka di tekuk mulu?" Tanya Aldo.

Citra memilih untuk menatap jendela mobil. "Gak." Jawabnya malas.

"Kalo di tanya tuh jawab yang bener Cit." Aldo memperingatkan.

Citra mengehela napas. Dia langsung memoncongkan sidikit tubuhnya agar berada di tengah-tengah antara Nanda dan Aldo. "Iya Aldo, gua gapapa. Gua cuma lagi males aja jadi nyamuk di sini." Kata Citra penuh penekanan.

Aldo melepaskan genggamannya di tangan Nanda lalu tangannya beralih untuk mengelus kepala Citra pelan. "Makanya, cari pacar sana." Ada nada meledek saat Aldo berbicara.

"Tau, dari dulu lo gak pernah pacaran Cit." Nanda mulai angkat suara.

Citra cemberut. "Ga ada yang mau."

"Ada kok. Kalo elo gampang bergaul sama cowo. Lo mah judes banget si sama cowo selain gua. Kadang cowo gak salah apa-apa udah di galakin duluan. Gimana mereka pada mau? Makanya, sekarang coba deh jadi cewe baik dan lemah lembut." Kata Aldo panjang lebar.

"Lah, cowo kalo di baikin ngelunjak." Cibir Citra.

"Tapi buktinya gua engga." Sahut Aldo.

'Karna lo beda dari yang lain.' Batin Citra.

"Eh, btw. Kalian kok bisa bareng?" Tanya Citra mengalihkan pembicaraan.

"Kan kita abis jalan bareng. Biar Nanda gak bolak balik makanya sekalian aja." Jawab Aldo.

Citra menegakan tubuhnya, dia kembali ke posisi sebelumnya. "Oh, kencan?" Tanyanya.

"Enggak kok. Kita sekalian belanja tadi." Sekarang Nanda yang menjawab.

"Kalian belanja apa aja? Yang ini bukan?" Tanya Citra seraya melihat-lihat paper bag yang ada di jok sampingnya itu.

Nanda menoleh ke arah Citra. Dia tersenyum. "Iya, tapi rata-rata belanjaan gua. Aldo cuma beli jam tangan doang."

Citra memiringkan kepalanya. "Yanga mana paper bagnya?" Tanyanya.

"Yang paling kecil." Jawab Nanda seraya menunjuk salah satu paper bag.

"Yang ini?" Tanya Citra meraih paper bag kecil berwana tosca.

Nanda mengangguk samar. "Iya, Aldo gak mau beli apa-apa selain jam."

Citra tak menyahut. Dia memilih untuk membuka paper bag tersebut, dan melihat-lihat jam yang di beli pasangan itu. "Ini lagi?" Tanya tak percaya.

Nanda yang masih memperhatikan Citra menyergit bingung. "Maksudnya?"

Citra menatap Aldo dan Nanda bergantian. "Ya, gimana ya. Aldo udah punya jam yang modelnya kaya gini banyak di kamarnya. Lah ini, pake beli lagi. Mau jualan kali ya?" Citra menggeleng-gelangkan kepalanya pelan.

"Emang? Kok kamu gak bilang ke aku si Do?" Tanya Nanda yang sekarang tengah menatap Aldo.

Aldo melirik Nanda sekilas. "Kan aku udah bilang. Gak mau jam, udah banyak di rumah." Katanya menjelaskan.

Tiga Hati Satu CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang