My World

252 25 0
                                    

Setelah turun ke ruang keluarga, Myung Soo menemukan kotak hadiah berbungkus indah di atas meja.

"Ini pasti hadiah yang dimaksud Na Eun" seraya membuka kotak hadiah itu.
"Mari kita lihat apa yang uri yeoja chingu berikan" excited Myung Soo

Setelah ia membuka kotak hadiah itu, matanya berbinar bukan main, sampai ia tidak bisa berkata lagi.

"Maldo an dwe" ucap Myung Soo terkejut.

Awalnya ia sangat senang mendapat hal itu dari Na Eun. Tentu saja, hal itu adalah hal yang paling ia sukai sekaligus ia rindukan, sampai ia ingat sesuatu. Tiba-tiba saja ia meletakkan kembali hadiah itu, lalu berjalan mundur seolah menjauh. Sementara Na Eun yang melihatnya dari jauh merasa heran lalu mendekat.

"Wae? Oppa tidak suka hadiah pemberianku?" tanya Na Eun lembut.
"Ani-ya, oppa sangat suka chagi, keunde, oppa tidak bisa menerimanya, oppa tidak ingin kamera semahal itu berakhir mengenaskan karena bersama oppa, lebih baik kau simpan saja baik-baik" saat Myung Soo ingin melangkahkan kakinya lagi untuk pergi.

"Ambil lah kamera itu nak, apa kau tidak menghargai pemberian seseorang? Apa appa pernah mengajarkanmu untuk menolak pemberian dari orang lain?" seru appa.
"Tapi appa.. Itu.."
"Arrasso, kau seharusnya berterima kasih kepada Na Eun yang telah mengusahakannya, jadi terimalah dan jangan kecewakan kami" bilang appa seraya pergi.
"Gomawo abeoji" teriak Myung Soo
"Neo do gomawo-yo uri chagi" Myung Soo menempelkan hidungnya pada hidung kekasinya itu.

--- --- ---

"Tidak bisakah kau berhenti menyebutkan nama jalang itu" amuk Krystal pada Tae Min.
"Jebal-yo oppa, aku salah apa padamu hingga kau mabuk seperti ini dan menyebut-nyebut namanya" lanjut Krystal.
"Ani-ya Na Eun-ah, kau adalah satu-satunya yeoshin yang ku puja, kau tidak salah chagi-ya, aku yang salah" lanjut Tae Min dengan mata setengah tertutup.
"Aaaah oppa, it's makes me crazy, aku pergi." Krystal yang tidak tahan memutuskan meninggalkan Tae Min.

Saat perjalanan pulang, ia masih menggerutu soal gumamam Tae Min disela mabuknya.

"Cih, apa katanya tadi? Satu-satunya yeoshin yang ku puja? Yeoshi kepalamu, lantas kau anggap apa aku, dasar namja tidak tahu diuntung" lalu Krystal membawa brutal ferrari merahnya menuju mansionnya, sampai ia terhenti karena lampu merah yang menahannya.

Keunde, di mana bocah hitam itu ya, apa dia sudah memiliki tempat tinggal yang lebih layak? Aku tahu, dia terbiasa untuk hidup mandiri, tapi kan.. Ah sudahlah buat apa juga aku memikirkan dia, toh dia yang memilih meninggalkanku.

"Tiiin" klakson mobil belakang menyadarkan Krystal ternyata lampu sudah hijau.

"Iya-iya, tidak sabaran sekali sih, aku kan hanya berpikir sebentar" sambil kembali memacu mobilnya.

Tapi, sebenarnya kau sekarang tinggal di mana jelek? Aku mungkin selama ini sudah terlalu menyianyiakanmu, aku, baru sadar ternyata hanya kau yang selalu ada di sini, tanpa sadar Krystal menunduk dan.

"Brukk"
"Tidak, aku tidak menubruk orang kan, tidak, tidak mungkin, itu oasti hanya batang kayu yang menghalangi jalan kan" Krystal mencoba meyakinkan diri sambil keluar dari mobilnya untuk memastikan benda apa yang tertubruk olehnya.

"Kaiii, maafkan aku, aku tidak sengaja, aku tidak tahu, kenapa juga kau bisa ada di sini? Apa yang kau lakukan di pinggir jalan semalam ini Kaii? Aku mohon bertahanlah, aku akan segera membawamu ke rumah sakit terdekat"
"Gwenchana Soo Jung-ah, walau itu sengaja juga aku akan senang hati menerimanya" kata Kai berbicara dengan darah yang penuh di mulutnya.
"Kau berbicara apa bodoh, tutup mulutmu, kau akan selamat"
"Aku jujur Krys, apa bila dengan begini kau mau melihat aku, aku rela terluka setiap hari untukmu, terluka setiap hari karenamu" kata Kai yang akhirnya pingsan di bangku mobil Krystal.

Trouble [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang