Appa

291 35 2
                                    

Sekembalinya dari tempat Kyung Soo, mereka memutuskan untuk kembali ke rumah utama kediaman Myung Soo appa. Karena perdebatan yang selalu terjadi disetiap pengambilan keputusan untuk mempersiapkan pernikahan mereka, yang tentunya selalu berakhir dengan "pilihan Na Eun lah yang benar" mau tidak mau Myung Soo merasa terintimidasi dengan kedua yeoja yang bersamanya ini. Mana sekarang kedua yeoja itu duduk di belakang, membuatnya duduk sendiri menyetir di depan seolah ia supir.

"Eomma, bagaimana kalau dekorasi ruangannya nanti seperti ini saja, kita ambil konsep korea kuno dan bertempat di shangrila hotel ya eomma, tempat song-song couple menikah, boleh ya eomma" rengek Na Eun sambil melihatkan beberapa gambar dari ponselnya.
"Ia sayang, apapun yang kau mau" kata Myung Soo eomma.
"Bagus, tak usah saja menanyakan pendapatku lagi, anggap aku supir kalian, dasar wanita" omel Myung Soo.
"Percuma juga bertanya denganmu, kau juga dapat memberikan pendapat tanpa melihat kan? Biasanya juga seperti itu" ketus Na Eun.

Sampai di rumah, Myung Soo langsung masuk ke kamarnya dan membanting keras pintu kamarnya.

"Dasar anak itu, tidak pernah berubah adatnya sejak kecil, maafkan eomma ya Na Eun, karena dia anak tunggal jadi kami memanjakannya sehingga ia menjadi anak yang seperti itu, jika maunya tidak terkabul saja, begitu" jelas eomma
"Ada apa ini?" tanya appa
"Annyeonghaseo abeoji" sahut Na eun
"Ah ne, uri Na Eun-ie, keundae, uri Myung Soo wae geurae?" heran Myung Soo appa.
"Biasa yeobo, uri agi ngambek, gara-gara tadi ia memilih menu makanan untuk pernikahan mereka nanti itu ala british, sementara aku mendukung Na Eun yang memilih ala HanGuk" terang Myung Soo eomma.
"Dasar anak itu, biar aku hajar dia, agar jadi lebih dewasa" emosi ayah Myung Soo sudah mengambil stick golfnya siap menghampiri Myung Soo.
"Appa andwe" kedua yeoja itu berteriak, namun apa daya? Myung Soo appa sudah naik ke atas menuju kamar Myung Soo.

Di saat appa sudah siap-siap mendobrak pintu Myung Soo yang ia kira pasti di kunci, anehnya pintu itu tidak di kunci dan membuat appa bisa melihat putra semata wayangnya itu sedang duduk di meja kerjanya dengan murung, seketika niat untuk menghukum berat Myung Soo pun sirna.

"Ada apa nak?" tanya Myung Soo appa.
"Tumben appa kesini, masih ingat punya anak seperti aku?" jawab Myung Soo asal.
"Jaga ucapanmu sebelum appa berubah pikiran, tentu saja apa kesini, bagaimana tidak? Suara pintu mu itu bahkan sudah membangunkan anjing tetangga yang sedang tidur, kau tahu?"
Senyum Myung Soo timbul di bibir tipisnya itu.
"Seperti itulah wajah yang harus kau tunjukkan anakku, seorang lelaki yang sedang mempersiapkan pernikahannya adalah lelaki yang paling bahagia, kau tahu?"
"Molla, yang jelas sekarang aku tidak bahagia appa" jawab Myung Soo ketus
"Dasar anak bodoh, dan kau tidak penasaran kenapa appa bilang kalau itu adalah hal yang paling membahagiakan kita para kaum lelaki saat mempersiapkan pernikahan?" tanya appa
"Kenapa appa bisa berkata begitu?" heran Myung Soo
"Tidakkah kau tahu, bahwa pernikahan yang sakral, itu hanya satu kali dalam kehidupan kita, walau mungkin ada yang menjalankan dua kali pernikahan bahkan lebih" terang appa
"Ne appa, aku juga selalu menginginkan pernikahanku yang hanya terjadi sekali sampai maut yang memisahkan kita" kata Myung Soo
"Lalu appa ingin bertanya, apa kau tidak pernah merasakan desiran aneh saat kau berhasil membuat yeojamu tersenyum?"
"Tentu pernah appa, entah mengapa aku yang sedang penat akan selalu melupakan segala kerumitan hidupku saat melihat senyumnya, apalagi jika aku adalah penyebabnya" jelas Myung Soo
"Anakku, ketahuilah, mungkin bagi kita, kaum lelaki, menikah hanyalah sebuah acara formal yang harus dilakukan agar kita bisa hidup bersama dengan wanita yang kita cintai, tetapi lain dengan mereka, pernikahan adalah hal yang mereka impi-impikan, hal yang bahkan sudah mereka rencanakan sejak kecil, menjadi ratu dan pusat perhatian walau hanya dalam semalam, dan tidak kah kita para lelaki seharusnya mampu membuat mereka mewujudkan bahkan setidaknya satu saja dari keinginan masa kecil mereka? Membuat pesta yang indah seperti yang sudah mereka impikan?" kalimat terpanjang yang pernah appa katakan pada Myung Soo selama Myung Soo menjadi anaknya.

Seketika Myung Soo terdiam tanpa mengatakan perlawanan apapun.

"Pikirkanlah nak, renungkan saja perkataan appamu ini, tidakkah kau akan lebih bahagia ketika mewujudkan mimpi yeojamu dan membuatnya tersenyum, ketimbang melaksanakan egomu?"

Trouble [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang