Counting

256 26 6
                                    

Tak sampai seminggu lagi pernikahanku dan Myung Soo akan terlaksana, aku semakin merasa deg-degan, merasa senang, dan tentunya merasa yakin bahwa aku tidak pernah salah telah memilih Myung Soo. Hanya saja tidak memungkiri, walau kami harus fokus mempersiapkan semua dengan baik, aku tahu, Myung Soo juga harus menjadi atasan yang baik serta bertanggung jawab di kantor.

"Chagi, aku akan ke Busan untuk 2 hari, jaga diri baik-baik ya, kalau merasa sepi, pergilah ajak eomma jalan-jalan, belanjalah segala kebutuhan kita, aku percaya padamu" kata Myung Soo sebelum pergi.

Semenjak aku dan Myung Soo terikat satu sama lain. Dan membuatku dipaksa untuk terkadang tinggal dengan kedua orang tuanya, aku tidak diizinkan lagi untuk pergi bekerja. Eomma bilang dia selalu ingin memiliki teman belanja karena tidak mungkin mengajak Myung Soo yang notaben nya laki-laki yang pastinya malas untuk pergi berbelanja. Begitu juga appa, appa selalu over protective terhadapku yang kadang malah membuat Myung Soo cemburu.

"Iya Na Eun, appa dan Myung Soo pergi dulu ya, kau baik-baik lah di rumah dengan eomma, jangan lupa makan yang teratur, istirahat yang cukup, kalau kau kelelahan menemani kegiatan eomma, tidak usah ikut, dan jangan keluar sampai larut malam" kata appa menyambung ucapan Myung Soo
"Yak, appa, Na Eun itu calon istriku, kenapa juga appa begitu mengkhawatirkannya bahkan lebih dari aku, khawatirkanlah eomma, dia yang istrimu" sewot Myung Soo yang hanya di lewati saja oleh appanya.

Ternyata siang itu tidak berjalan seperti itu saja.

"Na Eun-ah, eomma mau pergi sebentar dengan teman eomma, kau eomma tinggal di rumah sendirian tidak apa kan?"
"Ah, ne eomma, gwenchana" jawab Na Eun tersenyum
"Kalau memang kau ada kegiatan dengan temanmu, pergilah nak, tapi jangan pulang terlalu larut ya, ingat pesan appa hehe, nanti eomma yang dimarahi olehnya"
"Ne, eomma"

Tiba-tiba saja handphone Na Eun bergetar dengan nama yang sangat tidak asing tapi sudah lama tidak menghiasi panggilan teleponnya.

"Lee Tae Min memanggil" begitu tulisannya.

Ada apa dengannya tiba-tiba menelepon.

"Hallo?"
"Ia, dengan Na Eun-ssi" suaranya berbeda
"Kau siapa? Mengapa bisa handphone Tae Min oppa ada padamu?"
"Jangan salah paham dulu nona, saya Chen, pegawai bar di Myeong Dong Hotel, dari semalam Tuan Tae Min mabuk dan tidak pulang, dia terus menyebut nama nona, sehingga aku mencari kontak nona dan memutuskan menelepon nona"
"Lalu?"
"Bisa tolong nona jemput Tuan Tae Min? Karena saya juga sudah menelepon beberapa nomor keluarga dekatnya tidak ada yang mengangkat"

Haruskah aku bertemu dengannya lagi? Tapi putus cinta bukan berarti memutus pertemanan bukan?

"Baiklah, aku kesana"

Pertama, aku harus memberi tahu Krystal agar ia tidak marah padaku.

"Krys, aku tadi dihubungi pihak bar mengenai Tae Min" belum selesai aku chat, Krystal sudah turut membalasnya
"Ya, ambil saja kembali lelaki payahmu itu, ku rasa aku tidak membutuhkannya lagi, aku sedang di rumah sakit bersama namjaku" dasar Krys pabbo kenapa berkata seperti itu

Na Eun tidak banyak bertanya dan langsung menuju lokasi Tae Min. Saat sudah menemukan Tae Min.

--- --- ---

"Appa, kenapa sepertinya appa sayang sekali sih sama Na Eun?" tanya Myung Soo penasaran.
"Memangnya salah appa sayang sama calon menantu appa sendiri?" tanya appa seolah tindakannya adalah hal yang normal.
"Keunde, sepertinya bahkan appa lebih menyayangi Na Eun ketimbang diriku" sirik Myung Soo.
"Toh nantinya semua harta appa ini juga jatuhnya ke dirimu bukan ke dirinya" kata appa malas
"Jebal appa"
"Apa lagi yang mau kau tahu?"
"Pasti ada alasannya kan kenapa kau begitu menyayangi Na Eun, bahkan saat bersama Suzy saja kau tidak seperti itu" jawab Myung Soo.
"Jangan sebut-sebut nama wanita itu lagi, baiklah appa akan bercerita sedikit, kau tahu kan, kalau appa dan eomma dijodohkan"
"Lalu? Hubungannya apa dengan Na Eun appa?"
"Kau itu, selalu memotong pembicaraan orang tua"
"Jangan-jangan"
"Jangan-jangan apa Myung?"
"Na Eun saudara kandungku? Jangan-jangan Na Eun anak appa juga"
"Plakk" suara pukulan appa langsung di kepala Myung Soo
"Dasar anak bodoh, kalau bisa Na Eun yang anakku saja ketimbang engkau"
"Jadi apa appa?"
"Na Eun eomma adalah kekasih appa dulu, ehem" sambil mengalihkan perhatiannya dengan membuka lembaran koran.
"Tuhkan benar, jangan-jangan Na Eun adikku"
"Yak, anak bodoh, mungkin appa mencintai eommanya, tapi appa tidak seburuk itu untuk menyakiti eommamu"
Seketika itu juga Myung Soo terdiam.
"Kau harus tahu Myung, kalau memang harus ada yang tersakiti di dalam suatu hubungan, jangan biarkan wanita yang merasakannya, kau paham?"

Trouble [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang